Entertainment
Film Lokal Kalahkan Film Hollywood di Makassar
JAYAKARTA NEWS – Meski masih pandemi, masyarakat Makassar tetap antusias nonton film lokal produksi Makassar di bioskop. Film lokal tersebut berjudul ‘De Toeng : Misteri Ayunan Nenek’ yang lokasi syuting seluruhnya di Jeneponto, Makassar dan semua pemainnya adalah bintang-bintang dari Sulawesi Selatan.
Allhasil, film produksi Hollywood seperti ‘Tenet’ flop total. Selama 5 hari, ‘De Toeng sudah berhasil mengumpulkan sebanyak 13.000 penonton. Memang terbanyak di Makassar, dan selebihnya di Jakarta.
“Film ini layak ditonton. Akting pemainnya juga luar biasa,” ujar Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Prof.Dr. Muhadjir Effendy yang nobar bersama staf, pemain, crew, sutradara dan talent di Senayan City, Jakarta, baru-baru ini.
Dikatakannya, jangan takut pandemi, ayo datang ke bioskop. “Asal menerapkan dan mematuhi prokes. Boleh nonton tapi waspada,” urai Muhadjir berkampanye.
Mantan Mendikbud ini menambahkan, nonton di bioskop sensasinya berbeda. “Sampai hibernasi (kelemahan tubuh akibat pandemi) ini berakhir,” imbuh Muhadjir.
Yang menarik, De Toeng memiliki konten etnografi dan menonjolkan budaya lokal Jeneponto. Konsepnya global, yaitu film lokal bisa menasional.
Sebelumnya, film produksi Makassar bertajuk ‘Uang Panai’ sukses besar, dan berhasil masuk nominasi di FFI beberapa tahun silam. Sutradara De Toeng, Bayu Pamungkas mengapresiasi langkah Menteri PMK Muhadjir Effendy yang menggelar nobar di bioskop di Jakarta.
“Ini keren. Semoga langkah mulia pak Muhadjir bisa ditiru pejabat di Makassar dan provinsi lain,” pendapat Bayu Pamungkas.
Sedangkan Djony Syafrudin selaku Ketum Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) yang ikut nonton menyatakan bahwa nonton film di bioskop itu aman. Adanya razia oleh Pemda Kalbar terhadap penonton di bioskop selama film diputar itu bisa dicegah.
Razia dan rapid test antigen terhadap penonton sebelum memasuki gedung bioskop boleh dilakukan. “Razia enggak boleh menjebak. Jangan lakukan razia KTP selama film diputar. Penonton bisa terganggu,” demikian beber Djony Syafrudin menyarankan. (pik)