Connect with us

Sosial Budaya

Muhadjir Ajak Teladani Bung Karno serta Kejayaan Majapahit

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Ribuan warga memadati Alun-Alun Wilaraja Kota Mojokerto dalam rangka menyemarakan “Pesta Rakyat” pada rangkaian Hari Jadi Kota ke-105. Dikutip dari Rilis Kemenko PMK, Rabu (21/6/2023), perhelatan ini digelar Pemerintah Kota Mojokerto, Selasa.

Pesta rakyat yang digelar usai upacara itu mengusung tema kebudayaan dengan menyuguhkan persembahan tari kolosal bertema “Harisani Senthosa” yang dilakukan oleh 128 siswa-siswi dari SMP, SMA, SMK Negeri dan Swasta serta sanggar seni se-Kota Mojokerto.

Agenda yang turut dimeriahkan penyanyi ‘cilik’ Farel Prayoga ini disaksikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Dia menyampaikan bahwa momen ini perlu dimaknai untuk melihat kembali sejarah besar Kota Mojokerto. Kota ini berdiri di atas situs sejarah pusat Kerajaan Majapahit yang pernah berjaya di Nusantara. Muhadjir berharap Kota Mojokerto saat ini dapat mewarisi sejarah kejayaan Kerajaan Majapahit masa lalu itu.

Muhadjir juga mengingatkan bahwa Kota Mojokerto merupakan tempat masa kecil pendiri bangsa sekaligus presiden pertama Indonesia Sukarno mengenyam pendidikan sekolah dasar. Keduanya perlu dilihat dan dijadikan sebagai sejarah kebesaran yang dapat memupuk semangat dalam membangun kemajuan kota.

“Saya kira kedua sejarah besar itu dapat memberikan semangat untuk membangun kota yang berdikari dan mandiri,” imbuh Muhadjir saat memberikan sambutan di hadapan ribuan warga.

Selain itu, Muhadjir menambahkan masyarakat dan pemerintah kota harus bisa memanfaatkan bonus demografi yang saat ini tengah dihadapi oleh Kota Mojokerto. Mengingat 70 persen dari jumlah warga kota itu merupakan penduduk dengan usia produktif. Menurutnya hal tersebut dapat menjadi modal untuk lebih dulu menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045 dibandingkan dengan daerah lainnya.

“Bonus demografi yang lebih dulu dirasakan oleh Kota Mojokerto harus bisa betul-betul dimanfaatkan. Sehingga dapat membawa daerah ini menjadi kota yang kuat, hebat, dan melesat, sebagaimana jargon kota ini,” kata Muhadjir.

Walikota Mojokerto Ika Puspitasari menyebut peringatan Hari Jadi Kota Mojokerto ini pertama kali digelar di Alun-Alun Wilaraja. Hal ini dilakukan dalam rangka merayakan rampungnya renovasi alun-alun yang telah dibangun dengan nuansa Majapahit. Ia menerangkan bahwa pesta rakyat itu menyuguhkan 105 gerobak pedagang kaki lima (PKL) berisi tidak kurang dari 31.000 porsi makanan gratis yang berjejer di seputar alun-alun.

“Kami selenggarakan di sini karena kami berbahagia dan berbangga hati Alun-Alun Kota Mojokerto telah berubah menjadi nuansa Majapahit yang kental untuk menyambut hari bersejarah ini,” ujar Ika.

Dalam kesempatan itu dilakukan juga pemotongan gunungan tumpeng raksasa yang dilakukan oleh Muhadjir bersama Walikota Mojokerto dan dilanjutkan dengan sesi “Grebeg Gunungan” yang diikuti oleh seluruh warga yang hadir. 

Napak Tilas SD Sukarno Kecil dan Kerajaan Majapahit

Selepas mengikuti serangkaian pesta rakyat Hari Jadi Kota Mojokerto di Alun-Alun Wilaraja, Muhadjir langsung melakukan napak tilas jejak Presiden Sukarno semasa bersekolah di SD Negeri Purwotengah serta menelusuri sejarah Kerjaan Majapahit di Museum Trowulan yang tidak jauh dari alun-alun.

Tiba di SD Negeri Purwotengah, Muhadjir disambut meriah oleh seruan para siswa yang mengenakan pakaian ala Soekarno kecil dengan bawahan batik dan jas putih, lengkap dengan dasi kupu-kupu hitam. Muhadjir turut mengelilingi sejumlah ruang kelas yang dahulu pernah digunakan oleh Sang Proklamator. Muhadjir melihat dengan seksama detail ruangan dan papan tulis yang masih terjaga hingga sekarang.

Menanggapi rencana dibangunnya “Galeri Sukarno” di tempat yang dahulu menjadi sekolah Ongko Loro itu, Muhadjir secara langsung memberikan arahan kepada jajaran terkait untuk dapat segera merealisasikan upaya tersebut. Menurutnya hal itu merupakan cita-cita yang mulia dan harus didukung karena dapat menjadi legacy bahwa di Mojokerto memiliki sejarah yang besar pada waktu Bung Karno masih kecil.

“Upaya rekonstruksi bangunan ini akan terangkai dengan jejak-jejak Bung Karno di tempat lain, seperti ketika Sukarno bersekolah di Surabaya hingga waktu berada di Bandung dan Blitar. Ini memang upaya yang sedang kita lakukan. Saya sangat mendukung,” kata Muhadjir.

Di sela-sela acara, Muhadjir turut berdialog dengan para siswa yang memainkan gamelan saat memberikan sambutan. Ia menanyakan cita-cita para siswa seraya menyemangati serta mendoakan mereka untuk dapat meneladani kebesaran Bung Karno. Menurutnya, meneladani Sukarno dapat menjadi bekal bagi siswa dalam menyambut Generasi Emas 2045.

Selepas itu, Muhadjir melanjutkan agenda kunjungannya ke Museum Trowulan yang merupakan museum arkeologi yang dibangun untuk menyimpan berbagai artefak dan temuan di sekitar wilayah Trowulan. Tempat ini adalah salah satu lokasi bersejarah terpenting di Indonesia yang berkaitan dengan sejarah kerajaan Majapahit.

Muhadjir diajak berkeliling museum dan mendapati sejumlah koleksi selama masa kejayaan Majapahit, diantaranya miniatur atau maket candi, koleksi arca, mata uang kuno, guci dari tanah liat, koleksi keramik, alat-alat rumah tangga. Sejumlah koleksi lain juga terdapat di museum itu, seperti Patung Hariti, Pantheon Hindu dengan penempatan Lingga Yoni di tengah, Siwa di Selatan, Durga di Utara, Ganesha di Barat, Mahakala di kiri pintu masuk, dan Nandiswara di kanan pintu masuk.***/mel

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *