Connect with us

Entertainment

Yati Surachman: Penghasilan Artis Setara Buruh Pabrik Kecap

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Ingat aktris senior Yati Surachman (63 tahun)? Sudah empat bulan ini, sejak pandemi C 19, sudah tak ada job, baik film layar bioskop maupun layar televisi. Tapi ia tak mengeluh. Ia tetap tegar dan  bersyukur atas kehidupannya.

Namun, Yati memprihatinkan nasib rekan-rekan seangkatannya yang tak ada pekerjaan alias sudah lama menganggur. Industri hiburan tak menghargai artis senior, keluhnya.

“Penghasilan artis setara dengan pendapatan buruh pabrik kecap,” lontar Yati ketika menerima kunjungan dan menerima ‘tali kasih” Komunitas Pegiat Sosial ‘Sahabat Kartini’ di kediaman Yati di Utan Kayu, Jakarta, baru-baru ini.

Komunitas Sahabat Kartini dipimpin langsung Rani Anggraini Safitri dan Edi Karsito memberikan donasi berupa paket sembako dan insentif untuk Yati. “Saya benar-benar sedih. Jangankan pandemi C 19, dalam situasi stabil pun, artis dan pekerja film hidup dibawah garis kemiskinan. Dari dulu sampai sekarang, kehidupan artis enggak bergeser menjadi baik. Serba minim,” ujar Yati.

Yati Surachman saat masih muda–foto instagram

Hebatnya, Yati tetap survival. Ia tak ingin merepotkan orang lain. Dedikasinya luar biasa. “Memang industri film dan acara FTV dan sinetron di televisi terganggu. Industri hiburan tanah air collap dan insan film menjadi orang miskin baru,” imbuhnya.

Di sini, tak ada jaminan hari tua seperti di Amerika. Kita harus pintar sendiri, hidup sendiri dan mati pun sendiri.  Yati benar-benar prihatin dan miris melihat kehidupan dan penghidupan artis di Indonesia.

Beruntung masih banyak rekan-rekan sesama artis yang mau menolong dan membantu sekadarnya. “Menolong orang enggak harus menunggu kaya dulu. Sekarang di saat pandemi yang masih marak ini, membantu sesama artis dan pekerja seni yang terdampak, jauh lebih bernilai manfaatnya,” papar Yati yang juga merawat ibunya yang sakit menahun di rumahnya.

Ibunya, Tatty Maryati Surachman, 87 tahun dulu kala aktris terkenal. Apakah Yati repot merawat ibunya? “Enggak. Sudah tugas anak merawat sang ibu. Puji Tuhan, saya tetap sehat bertemu artis-artis senior, juga dengan warga sekitar rumah. Bagi saya, derajat kita sama. Artis, pengusaha, pedagang sayur, pengemudi taksi dan ojek maupun pejabat, di mata Tuhan, sama,” ungkap Yati.

“Saya bersyukur masih diberi umur panjang di hari tua. Walau enggak ada job lagi, ya sudah. Hidup lebih tenang. Ketika ekonomi sulit, saya pinjam kartu kredit keponakan, agar saya diberi tambahan umur lagi,” katanya.

Ketika sedang laku syuting, Yati termasuk artis yang tak mau minta honor setinggi langit kepada produser. Yati hanya minta dihargai sebagaimana mestinya. Uang bukan nomor satu.

“Hidup berkecukupan, kasih tak berkesudahan. Kalau masih dipercaya main film dan sinetron, saya siap. Sampai mati hidup saya tetap di industri hiburan,” pungkas Yati yang pernah meraih gelar aktris terbaik lewat film ‘Perawan Desa’ (Sum Kuning) dalam Festival Film Asia Pasifik (FFAP) tahun 1980 di luar negeri dan meraih piala Vidia sebagai aktris pendukung terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia alias FSI. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *