Connect with us

Feature

Tausyiah Jenderal Doni Monardo di Kalimantan

Published

on

Kepala BNPB, Letjen Doni Monardo memberi tausyiah di masjid usai shalat Jumat. (foto: ist)

Jayakarta News – Dalam berbagai kesempatan, bukan sekali dua kali, Kepala BNPB Letjen Doni Monardo mengingatkan agar para uztad meluangkan waktu sekitar 5 menit untuk menambahkan topik ceramahnya yang terkait dengan pesan agama menjaga dan mencintai alam.

Saat berkunjung ke Kalimantan Tengah, 20 September 2019, usai menunaikan shalat jumat di Mesjid Al-Amin, Kec. Bukit Batu, Kota Palangkaraya, Doni Monardo diberi kesempatan berdiri di mimbar menyampaikan tausiah tentang tanggungjawab umat menjaga alam.

“Kita semua harus menjaga keseimbangan hidup, hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan Tuhan dan juga hubungan manusia dengan alam. Habbluminanas, Habluminal alam. Tugas manusia sebagai mahluk terbaik ciptaan Allah untuk selalu menjaga dan merawat alam,” ujar mantan Komandan Jenderal Kopassus itu di depan ratusan jemaah shalat jumat sebagaimana yang disampaikan Staf Khusus BNPB, Egy Massadiah.

Doni menegaskan kembali bahwa kebakaran hutan dan lahan 99 persen adalah akibat ulah dan perbuatan manusia. Oleh karenanya, sebagai umat beragama, yang diberi tanggungjawab menjaga alam adalah menghentikan segala aktifitas yang bisa merusak alam.

Kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan malapetaka asap juga mengancam  generasi penerus. “Inilah salah satu penyebab stunting. Anak-anak tak bisa masuk kelas di sekolah untuk mendapatkan pendidikan. Kantor-kantor pelayanan terpaksa diliburkan,” ungkap mantan Komandan Paspampres ini.

Kerugian kebakaran hutan dan lahan juga mencengangkan. Pada tahun 2015 setidaknya sebesar 16,1 miliar dollar AS. Asap tebal mengganggu transportasi udara. Banyak penerbangan ditunda atau dibatalkan. Sementara transportasi darat, sungai, danau dan laut terjadi beberapa kasus kecelakaan yang menyebabkan hilangnya nyawa dan harta benda. Margasatwa merana.

Kepada masyarakat Kalimantan Tengah Doni mengajak untuk mengubah pola hidup dengan mengedepankan menjaga keseimbangan alam. “Pemerintah akan mendukung dan membantu agar masyarakat mendapatkan kehidupan yang lebih baik dengan alam yang tetap terjaga,” kata Doni seraya menambahkan pentingnya ekonomi kesejahteraan dengan tetap menjaga dan merawat lingkungan.

“Kita punya hasil bumi berupa rempah rempah, nilam dll yang memang sudah dibuktikan oleh VOC perusahaan Belanda di masa lalu sebagai produk unggulan. Sagu dan kopi liberica juga bagus. Ikan gabus dicari orang karena kaya albumin. Memelihara kambing pun demikian, kelak bisa kita ekspor ke Timur Tengah. Pokoknya kita dukung. Intinya stop membuka ladang dengan membakar,” tegas Doni dalam tausyiah yang berlangsung sekitar 15 menit.

Solusi pentahelix yang ditawarkan Letjen Doni sepatutnya segera terwujud cepat jika dibarengi  kemauan keras para pemimpin di daerah yakni gubernur, bupati dan semuanya untuk bergotong royong melakukan pencegahan. Maka sejak hari ini dan ke depan pembakaran lahan dan hutan mesti ditiadakan di atas bumi ini dengan alasan apapun.

Terkait kebakaran hutan dan lahan, Menko Polkam Wiranto sempat menyampaikan juga konsep pencegahan dalam Rakorsus Tingkat Menteri pembahasan mengenai Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019 pada 13/9 lalu.

Wiranto mengatakan, bahwa ia baru baru saja “dibisiki” oleh Kepala BNPB, bahwa ada ide menarik untuk mencegah kebakaran hutan.

“Rata rata yang melakukan pembakaran hutan dan lahan adalah warga miskin, baik yang dibayar maupun karena membuka lahan atas inisiatif sendiri demi mendapatkan penghasilan. Nah ke depan, warga yang membakar itu, kita yang bayar dengan tugas baru menjaga dan mencegah kebakaran. Kan banyak dana dana dan anggaran, semua kita maksimalkan ke warga agar mereka menjaga jangan terjadi kebakaran. Tahapan selanjutnya menciptakan lapangan kerja baru buat mereka untuk beralih dengan tidak menanam tanaman yang pembukaan lahannya dibakar. Intinya menciptakan kesejahteraan buat rakyat di  lokasi yang kerap terbakar atau dibakar. BNPB akan siapkan anggaran untuk hal itu. Ini pemikiran baik dan mesti kita jadikan perhatian,” ujar Wiranto.

Usai melaksanakan shalat jumat, Doni Monardo yang didampingi Mayjen Pur Komaruddin Tenaga Ahli BNPB, Dody Ruswandi, Widyaiswara BNPB, Kolonel Budi Irawan Korspri Ka BNPB dan M Hasyim Asrot Ka BNPB berkunjung ke Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Nyaru Menteng Komplek Arboretum Nyaru Menteng, Jl. Tjilik Riwut Km 28, Tumbang Tahai, Bukit Batu, Kota Palangkaraya.

“Bukan hanya manusia yang terdampak. Tapi semua ekosistem flora fauna dan cagar biosfer ikut berduka. Tugas kita semua bekerja keras, bergotong royong menyelematkan hal ini, termasuk orang utan ini,” kata Doni.

Entah kebetulan atau tidak, usai Doni melaksanakan tausyiah, menjelang kepulangan rombongan BNPB ke Jakarta, kota Palangkaraya diguyur hujan. Sebuah anugerah guna mengurai kabut asap yang sudah sangat mengganggu. Berkah jumat yang membahagiakan dari bumi Palangkaraya. Sesungguhnya kerja ikhlas untuk menjaga alam selalu tak sia sia. Terima kasih tausyiahnya Pak Uztad, eh Pak Jenderal. (*/egy)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *