Connect with us

Kabar

Manfaatkan Properti Barang Bekas, SD Puhua Purwokerto Pentaskan Drama Musikal Kepahlawanan

Published

on

SD Puhua Purwokerto saat pentaskan drama musikal (foto: istimewa)

PURWOKERTO, JAYAKARTA NEWS – Sekolah Dasar 3 Bahasa Putera Harapan atau Puhua School, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar pertunjukan drama musikal yang dipersembahkan oleh ratusan siswa siswi SD Puhua, pada Sabtu sore (11/11). Acara bertajuk Book Week Art Showcase : “Celebrating Student Talent 2023” ini mengangkat setiap bakat anak dalam pertunjukan Drama Musikal yang diisi tarian dan nyanyian.

Acara ini dibuka dengan pertunjukan barongsai, paduan suara, puisi, dan tari mandarin. Tema yang diangkat dalam acara ini adalah Turning a Vision into an Action dimana maknanya mengubah visi/pandangan yang selama ini ada dalam imajinasi anak-anak menjadi aksi nyata sekaligus membawa semangat kepahlawanan dalam peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023.

Kepala Sekolah SD Puhua, Yohanes Tri Cahyadi, B.Sc., S.Pd., M.Pd.K dalam rilis yang dikirim ke awak media menjelaskan, kegiatan tersebut merealisasikan ide dalam imajinasi anak-anak yang sepenuhnya terinspirasi dari tema nasional Hari Pahlawan, 2023 yaitu memerangi kemiskinan dan kebodohan.

” Fokus utamanya berkarya melalui literasi dan pemanfaatan barang bekas sebagai dua hal yang menjadi poin utama pendidikan di sekolah Puhua” ujarnya.

Yohanes menjelaskan, keunggulan drama musikal ini setiap bagian dekorasi atau propertinya menghadirkan platform kreatif yang unik. Salah satunya menyerukan pemakaian ulang barang tak terpakai yang mengangkat isu pengelolaan sampah. Caranya dengan terus berkarya namun mengurangi potensi timbunan sampah baru di sekitar kita dalam setiap aktivitas sehari-hari yang kita lakukan.

“Kami ingin menyampaikan pesan melalui “responsible event/show” seperti ini sebuah kegiatan/acara dapat berdampak lingkungan, salah satunya sampah yang menumpuk,” tutur Maulina Adzkiyah, S.Pd, Ketua Panitia Book Week Art Showcase sekaligus Guru Bahasa Inggris SD Puhua yang akrab disapa Miss Nana oleh murid-muridnya ini.

Karena itu, kata Maulina Adzkiyah, dekorasi panggung drama musikal yang dibawakan ratusan siswa kelas 1 sampai 6 SD Puhua ini dibuat dari barang tak terpakai atau rusak lalu disortir. Properti fashion show memanfaatkan pipa bekas.

” Lalu panggung didekor dengan barang-barang yang diambil dan dipilah dari gudang sekolah, lalu dipoles atau desain ulang. Misalnya drama yang dimainkan siswa kelas 6 memanfaatkan properti perahu yang dibuat dari karton dan dus bekas televisi yang dipotong, cat, dan disambung dengan teknik tempel-ikat. Sedangkan kain gorden yang sudah bolong, tas anyaman rusak, dus sisa kemasan, serta karton yang sudah tak terpakai dirancang semirip mungkin dengan nuansa ombak dan jaring nelayan,” ujarnya.

Alat musik perkusi yang dimainkan anak-anak dengan memanfaatkan galon dan ember bekas hingga sisa tutup botol berbahan logam lengkap dengan botol kaca bekas pakai yang sudah dicuci. Kemudian dirancang jadi satu harmoni musik perkusi yang boleh dibilang kreatif sekaligus inspiratif. Grup ini dimainkan oleh siswa kelas 4 dalam lagu berjudul Believer.

Luncurkan Buku di Tengah Drama Musikal

Dalam pertunjukkan drama musikal berlatar panggung dari rangkaian barang bekas tak terpakai ini terselip rangkaian pesan inspiratif. Drama musikal ini berkisah penduduk sebuah pulau yang bangkit dari keterpurukan dengan bergerak bersama dua scientist yang terdampar, lalu bergotong royong mengolah ulang sampah dan barang tak terpakai, hingga menumbuhkan semangat membaca buku untuk membangun kembali mimpi warga pulau tersebut.

Buku yang dimaksud dalam drama ini sekaligus menjadi puncak acara Book Week yang diluncurkan di tengah adegan cerita pementasan dengan dimunculkan dan diperankan langsung adegannya oleh Bapak Drs. H. Sujiman, MA selaku Pengawas SD Korwilcamdindik Purwokerto Selatan.

Peluncuran buku dilakukan dengan cara unik di tengah drama musikal dan menjadi bagian dari naskah cerita drama. Buku ini berisi 38 cerita yang ditulis 38 siswa SD Puhua kelas 6 SD sebagai bagian dari proyek Bahasa Indonesia di bawah bimbingan guru Bahasa Indonesia Ardiyah Gondorini,

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Drs. H. Joko Wiyono MR., M.Si., mengatakan,bahwa literasi adalah upaya yang harus digalakkan karena literasi ini bisa dikatakan sebagai upaya pencerdasan seseorang yang mampu membentuk bangsa agar dapat beradaptasi dengan perkembangan dan dinamika zaman (nan).

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *