Connect with us

Feature

Kejutan “Indonesia Terang” dari TNI

Published

on

Paulus, Direktur PT ATW Sejahtera, dalam sebuah acara presentasi.

Ada program ‘’Indonesia Terang’’ yang tak kalah menarik dibanding program serupa yang dimotori Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pelaksananya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Sama-sama mencanangkan program penerangan rumah penduduk yang tidak teraliri listrik PLN dengan lampu hemat energi. Sama-sama bertujuan untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan kelompok masyarakat miskin dan tertinggal. Bedanya hanya pada pilihan produknya.

TNP2K yang berada di bawah Kantor Sekretariat Wakil Presiden itu menggunakan lampu listrik tipe LED dengan panel surya sebagai sumber energi. Sedangkan TNI menggunakan lampu LED yang dihidupkan dengan genset.

Lampu bertenaga matahari bisa menyala pada malam hari karena menerima energi yang tersimpan dalam baterai. Baterai mendapat energi dari panel surya. Panel surya memperoleh energi dari sinar matahari (light) pada siang hari. TNP2K memberikan bantuan lampu tenaga surya dengan paket 3 lampu ditambah 1 baterai dan 1 solar panel. Satu sistem itu bekerja secara independen.

Paket yang diberikan TNI sedikit berbeda. Masyarakat menerima bantuan berupa 5 lampu ditambah 1 aki. Dalam setiap kelompok dengan jumlah tertentu, TNI memberikan sebuah genset.

Fungsi genset tentu saja untuk mengalirkan setrum ke aki. Sekali charge dengan waktu sekitar 3 jam, cukup untuk menghidupkan 5 lampu selama sebulan. Jadi, penerima bantuan harus nge-charge aki sebulan sekali.

Meski program ini sudah bisa menjadi solusi, menurut saya masih ada kendala teknisnya. Misalnya, bagaimana kalau genset tidak bisa dioperasikan karena daerah itu sulit memperoleh bahan bakar minyak (BBM)? Bagaimana kalau pusat penjualan BBM lokasinya sangat jauh? Alangkah repotnya mencari BBM agar bisa melayani masyarakat yang ingin menyetrumkan aki?

Terpikir sebuah ide, untuk mengganti genset berbahan bakar minyak itu dengan ‘’genset’’ berbahan bakar terbarukan. Yang jumlahnya melimpah ruah. Yang bisa dimanfaatkan secara gratis: tenaga sinar matahari!

Dengan panel surya yang jumlahnya memadai, pasti bisa menghasilkan listrik yang setara dengan genset BBM. Berarti keberadaan genset BBM itu bisa digantikan.

Dengan panel surya, penyedia jasa setrum aki tidak punya ketergantungan lagi dengan BBM. Tidak perlu pusing mencari BBM yang mungkin jauh lokasinya. Tidak perlu pusing mencari BBM yang mungkin stoknya habis. Selama matahari masih bersinar, berarti genset ramah lingkungan itu akan terus beroperasi. Bisa di hutan-hutan, di gunung-gunung, bahkan di pulau-pulau terpencil yang tak terjamah listrik.

Segera saya kontak Paulus, Direktur PT ATW Sejahtera. Perusahaan itu bergerak dalam bidang penyedia solusi energi surya untuk residensial dan industrial. Saya hanya ingin memastikan, ketersediaan produk solar cell yang bisa menggantikan genset BBM itu.

Paulus tentu saja gembira mendengar cerita saya. Minggu depan, pria asal Banyumas itu mengundang saya ke kantornya untuk mendiskusikan genset tenaga surya. Mudah-mudahan, pertemuan ini bisa menghasilkan sebuah solusi baru: menghadirkan Indonesia Terang hingga jauh ke pedalaman Nusantara.

TNI hebat! ***