Connect with us

Traveling

Ini Dia, Tips Jadi Pramuwisata Sukses

Published

on

Pelatihan pramuwisata muda yang diselenggarakan HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Sumatera Utara. (foto: ist)

Pekerjaan menjadi pramuwisata atau guide sangatlah menyenangkan. Terlebih jika yang bersangkutan menyukai pariwisata. Sehari-hari berada di lokasi pariwisata, melihat keindahan alam, kekayaan budaya, dan aneka-ragam kuliner, dengan tamu yang berbeda-beda.

Untuk menjadi guide yang baik, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) senantiasa meningkatkan skill para anggotanya. Setidaknya itulah yang dilakukan DPD HPI Sumatera Utara, di bawah pimpinan Ketua Kus Endro. “Para pramuwisata harus memiliki knowledge. Ini mutlak. Karena itu, pramuwisata harus rajin mencari informasi, baik melalui media, atau datang on the spot agar mengetahui sejarah, budaya, dan hal-hal lain di balik sebuah objek wisata,” ujar Kur Endro, di Istana Maimun, Medan, baru-baru ini.

Selain knowledge, seorang pramuwisata juga harus memiliki skill. Skill terkait pengelolaan data informasi yang didapat untuk bisa disusun menjadi cerita menarik dalam bentuk story telling. Skill yang harus terus diasah, karena menyusun sebuah cerita menarik tentang sebuah objek wisata, tidaklah mudah. “Yang terakhir adalah soal karakter. Ini erat terkait dengan attitude. Seorang guide yang baik harus spontan dalam menyapa, memberi salam, menebar senyum, dan bersikap sopan,” tambahnya.

Kus Endro menegaskan, jika semua guide memperlakukan para wisatawan dengan memuaskan, maka wisatawan tersebut besar kemungkinan akan kembali lagi. Bukan hanya kembali, tetapi kembali lagi membawa teman-teman atau keluarganya. Itu artinya, peran guide juga cukup besar dalam ikut berkontribusi bagi datangnya wisatawan ke suatu objek wisata.

Guide adalah salah satu stakeholder pariwisata Indonesia, termasuk pariwisata daerah. Dalam kondisi negara menargetkan kunjungan satu juta wisatawan ke Sumater Utara pada tahun 2019, maka peran guide harus lebih optimal.

Di samping, tentu saja peran pemerintah daerah di bidang infrastruktur dan lainnya. Dan yang lebih penting adalah penambahan rute penerbangan langsung, seperti Bali (DPS) – Silangit (DTB), atau Bali (DPS) – Kualanamu (KNO), dengan begitu dipastikan akan mempermudah wisatawan asing yang datang ke Bali, melanjutkan perjalanan wisatanya ke Danau Toba atau Langkat.

Mestinya, hal itu bisa diwujudkan, mengingat bandara Silangit sudah banyak memiliki jadwal penerbangan saat ini. Antara lain Garuda, Silangit (DTB) – Jakarta (CGK), Jam 10.40 – 13.00 pulangnya CGK – DTB, Jam 7.35 – 9.35, kemudian Citilink, Silangit (DTB) – Halim (HLP), Jam 13.20 – 15.30 sebaliknya HLP – DTB, Jam 10.50 – 12.50, Batik Air, Silangit (DTB) – Jakarta (CGK), Jam 11.50 – 14.00 sebaliknya CGK – DTB, Jam 9.00 – 11.10 dan Sriwijaya, Silangit (DTB) – Jakarta (CGK), Jam 14.55 – 17.00 sebaliknya CGK – DTB, Jam 12.15 – 14.25 dan penerbangan Kuala Lumpur (KLIA) –  Silangit (DTB) pun sudah dibuka.

Lebih lanjut Kus Endro menambahkan, HPI sudah terbentuk di beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara. Misalnya di Nias Selatan, Langkat, Tanah Karo, Samosir, Tobasa, dan Humbang Hasundutan. Jumlah keselurahn anggota ada 637 orang, termasuk Medan.

Terakhir, Kus Endro berpesan kepada para guide untuk meningkatkan skill atau kemampuan berbahasa asing. “Kuasai tidak hanya bahasa Inggris, tetapi juga bahasa Jerman, Spanyol, Prancis, Arab, Jepang bahkan Rusia. Bagaimana belajarnya, tergantung individu tersebut. Yang pasti, jika guide tidak mau belajar bahasa asing, akan rugi sendiri,” ujar Endro yang memuji seorang anggota HPI yang menguasai empat bahasa. (monang s)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *