Connect with us

Traveling

Gardu Pandang,Manjakan Pelancong di Hutan Pinus Dusun Grenden

Published

on

SEJAK  pagi hari masyarakat Dusun Grenden, Desa Pogalan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang bersuka-cita. Mereka berkumpul di hutan pinus di lereng Gunung Merbabu, untuk menyambut para tamu yang akan datang.

Hari ini, Kamis, 2 November 2017 memang layak disyukuri oleh warga Dusun Grenden. Sebab, sejumlah pejabat penting berkumpul di dusun itu, untuk meresmikan dan membuka destinasi wisata baru, yaitu Wisata Alam di zona tradisional Dusun Grenden. Ada kepala desa Pogalan, Kapolres serta Danramil Pakis, Camat Pakis, Kepala SPTN Wilayah II Krogowanan, Kepala SPTN Wilayah I Kopeng, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Kepala Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang, Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Yogyakarta, dan Kepala Balai KSDA Jawa Tengah.

Nurochim (kanan) memasang patok batas pengembangan wisata alam zona tradisional bersama Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu Ir. Edy Sutiyarto. (Foto: Laksmi Wuryaningtyas)

Kehadiran para pejabat itu memberi tanda bahwa tak lama lagi warga dusun Grenden akan meningkat kesejahteraannya. Mereka selama ini mengandalkan hidup dari bertani tanaman sayuran. Ada kol, sawi, wortel, kentang, cuciwis, daun onclang (daun bawang) dan lainnya.

Dengan dibukanya dusun itu menjadi daerah tujuan wisata, maka ada banyak peluang baru untuk menambah penghasilan. Setidaknya, di lokasi wisata hutan pinus sekarang sudah berdiri 12 lapak warung makan. Ada juga tiga rumah yang dijadikan homestay. “Satu rumah harga sewanya Rp300.000 per hari. Itu sudah termasuk makan pagi untuk seluruh anggota keluarga yang menginap di sini,” ujar Nurochim (31) Ketua Penggiat Wisata Alam Grenden.

Menurut Nurochim, wisata alam Grenden sebetulnya sudah dibuka untuk umum sejak 10 Juli 2016. Selain hutan pinus dan pemandangannya yang elok, di dusun Grenden juga ada Tebing Batu Rembesan yang terbentuk secara alami dan selalu basah oleh kabut. Udara yang dingin juga mengundang wisatawan untuk datang.

Berada pada ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut (mdpl), Dusun Grenden memang menyimpan sejuta pesona. Dengan para penggiat wisata, masyarakat bergotong royong membangun desanya menjadi daerah tujuan wisata. Mereka melengkapinya dengan berbagai obyek yang menarik seperti rumah kurcaci, gardu pandang dari bambu, gazebo sederhana untuk istirahat pengunjung, serta rumah pohon. Ada juga ayunan langit kekinian yang bisa memicu adrenalin penggunanya.

Khusus hari Kamis ini, masyarakat Dusun Grenden sengaja tak memungut biaya bagi pengunjung. Namun, hari lain, pengunjung harus membeli tiket masuk sebesar Rp5.000 per orang. Selain gratis, pengunjung juga dipersilahkan membawa pulang sayuran segar sebagai oleh oleh dari Grenden. *

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *