Connect with us

Feature

“Diplomasi Bukber” ala Dubes Yuddy Chrisnandi

Published

on

Soft diplomacy ala Bukber di KBRI Kyiv, Ukraina. Foto: Ist

BERBUKA puasa bersama handai-taulan, keluarga, atau kolega, sudah menjadi tradisi di Tanah Air. Akan tetapi:

… buka puasa bersama para diplomat negara sahabat;

… berlangsung di negara berpenduduk muslim minoritas;

… setelah menjalani ibadah puasa selama 19 jam; terasa “’sesuatu” sekali.

Setidaknya, nuansa itu yang tertangkap hari Jumat (25/5), di Kedutaan Besar RI di Kyiv, Ukraina. Hari itu, Dubes Prof Yuddy Chrisnandi mengadakan acara buka puasa bersama dengan tema “Persaudaraan Islam untuk Perdamaian Dunia”.

Dubes negara sahabat yang hadir memenuhi undangan Yuddy antara lain Uni Emirat Arab, Mesir, Tajikistan, Lebanon, dan sejumlah negara lain. Di antara mereka, tampak Mukhtar Tompo, anggota DPR RI dari Partai Hanura, sahabat Dubes Yuddy.

Itulah bentuk soft diplomacy yang dikembangkan KBRI Kyiv. Sebab, sebelum dan sesudah berbuka bersama, dalam suasana yang cair, terlibat pembicaraan antar-duta besar dengan topik bahasan yang beragam. Anda bisa bayangkan, bagaimana jika para diplomat berkumpul, dan apa-apa saja yang mereka bincangkan. Hari itu, tuan rumah mengarahkan diskusi non-formal ke topik aktual, “posisi Islam untuk perdamaian dunia”.

Mengomentari acara yang dilangsungkannya, Dubes Yuddy mengatakan, “sebenarnya bukber di KBRI Kyiv ini rutin dari dulu. Saya membuat sedikit berbeda dengan mengadakannya di luar ruangan, yaaa…. Mirip-mirip garden party.”

Perubahan yang tampak sepele, yakni indoor ke outdoor, tapi menurut Yuddy dampaknya signifikan secara psikologis. “Suasana menjadi lebih rileks. Antardubes menjadi lebih akrab. Semoga, tujuan soft diplomacy tercapai. Semoga, dalam berkah Ramadhan, pembicaraan-pembicaraan terkait isu krusial dunia, dan isu-isu sensitif antarnegara, bisa terurai,” ujar Yuddy penuh harap.

Ketika matahari tenggelam pukul 20.30 waktu Ukraina, para diplomat pun berbuka puasa bersama. Foto: Ist

Sholat maghrib berjamaah di halaman KBRI Kyiv, Ukraina. Foto: Ist

Untuk diketahui, puasa di Ukraina lebih lama dibanding berpuasa di Indonesia. Di sana, matahari tenggelam hampir pukul 20.30, karenanya, lama berpuasa di Ukraina adalah 19 jam. Tentu saja, aneka hidangan makanan khas Indonesia yang lezat, menambah gairah hadirin santap buka puasa bersama.

Tampak di meja prasmanan, gado-gado, sop buntut, nasi kuning, empal gentong, dendeng balado, ayam taliwang, telur pindang, tahu, dan lain-lain. Eits… tunggu dulu, ada satu menu khas lain yang terhidang di sana: Semur jengkol! Istimewa sekali….

Untuk dessert, chef KBRI Kyiv menghidangkan ketan hitam. Cemilan lain yang melengkapi nikmatnya menu bukber di KBRI Kyiv adalah kerupuk udang, abon, dan sambal. Berkomentar ihwal aneka-ragam menu yang dihidangkan, Dubes Yuddy mengatakan, “Iya… sekalian promosi kekayaan kulier Indonesia.”

Acara berakhir pukul 23.00. Jangan Anda pikir itu waktu yang larut di Ukraina. Sebab, pukul 23.00 justru menjelang waktu sholat Isya dan tarawih. Satu per satu, tetamu berpamitan. Tak lupa staf kedutaan memberi buah tangan berupa krupuk dan emping melinjo kepada para tamu. ***

Waktu berpuasa berbagai negara.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *