Connect with us

Kabar

‘Happy Ending’ si Penjual Ginjal

Published

on

Ida Faridha, janda awal Karawang ini “jualan ginjal” di Bundaran HI. (foto: ist)

JAYAKARTA NEWS – Drama seorang wanta penjual ginjal, akhirnya berakhir bahagia. Ida Faridha (54), warga Karawang, Jawa Barat beberapa waktu lalu menyedot perhatian netizen. Aksinya di bundaran HI membentangkan kertas “jual ginjal” segera viral.

Berbekal uang pinjaman tetangga, Ida Faridha pergi ke Jakarta naik angkutan umum. Tujuannya ke bundaran HI. Di sana, baru ia bentangkan selembar kertas berukuran A-0, bertuliskan “Dijual Ginjal Demi Sesuap Nasi”. Perempuan berkulit gelap ini datang ke Jakarta dari Karawang, Jawa Barat sejak pukul 07.00 WIB. Dia kuat berdiri, walau dalam kondisi puasa demi menyita perhatian warga ibu kota.

“Selagi saya mampu usaha saya lakukan. Saya datang kesini harapannya biar masyarakat terketuk hatinya untuk mau kasih modal buka warung soto tangkar nanti,” ucapnya, ketika itu.

Tak kurang dari Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita turun tangan. Melalui kader Pekerja Sosial (Peksos), pihaknya telah melakukan supervisi guna memberi bantuan kepada Ida. “Laporan dari Peksos supervisor menyebutkan ibu Ida memenuhi syarat untuk masuk dalam PKH atau Program Keluarga Harapan, karena yang bersangkutan ada tanggungan lansia,” tegas Agus di Jakarta, baru-baru ini.

Kesulitan ekonomi yang ditanggung Ida, adalah kesulitan yang bertumpuk-tumpuk. Ibarat jatuh tertimpa tangga. Diketahui, ia terlilit utang bank keliling dengan bunga yang mencekik. Akibatnya, ia tak lagi bisa berjualan nasi soto.

“Modalnya habis untuk bayar utang Bank Emok dan Bank Keliling. Di rumah, ia juga masih menanggung anak lulusan SMK yang masih pengangguran. Ini harus kita pikirkan jalan keluarnya,” ujar Agus.

Sementara itu, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat mengatakan PKH hadir untuk meringankan beban masyarakat tidak mampu di Indonesia karena dalam bantuan ini masyarakat juga diberikan bekal untuk dapat keluar dari masalah kemiskinan.

“Dalam program PKH keluarga penerima manfaat diberikan edukasi bagaimana bisa memperbaiki perekonomian mereka melalui pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2),” kata Harry.

Harry mencontohkan salah satu materi yang diberikan dalam P2K2 tersebut adalah bagaimana melalukan pengelolaan keuangan keluarga.  “Dalam kasus ibu Ida, nanti yang bersangkutan akan diberikan edukasi bagaimana mengelola modal dan keuangan supaya tidak terlilit utang lagi,” tambah Harry.

Selain akan menerima PKH, ibu Ida juga akan mendapatkan bantuan pangan non tunai (BPNT). (*/rr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *