Feature
Ternyata Moskow Macet Seperti Jakarta, Kereta Bawah Tanah Jadi Favorit
Kalau Anda berwisata di kota Moskow Rusia menggunakan moda transportasi umum, maka salah satu pilihan terbaik adalah kereta bawah tanah yang bernama Metro Moskow.
Mengapa memilih Metro Moskow? Karena lalu lintas Kota Moskow macetnya bukan main. Mirip-mirip Jakarta. Maklum saja, kota itu adalah Ibukota negara Federasi Rusia sekaligus sebagai pusat politik, ekonomi, budaya, dan sains. Tak heran kalau kota itu sibuk sekali. Khususnya pada pagi dan sore hari, yakni jam berangkat kerja dan jam pulang kerja selalu terjadi kemacetan lalu lintas di sejumlah ruas jalan utama kota Moskow.
Menurut data yang dilansir INRIX, sebuah perusahaan pengelola data lalu lintas, Moskow adalah kota nomor dua termacet di dunia, setelah Los Angeles, AS. Menurut laporan itu, seorang pengemudi di Moskow menghabiskan 91 jam dalam lalu lintas tahun lalu, atau sekitar 26% dari total waktu mengemudi. Pada jam sibuk, warga Moskow menghabiskan 34% dari waktu mereka terjebak dalam kemacetan.
Sebenarnya, berbagai upaya mengurangi kemacetan lalu lintas di kota Moskow sudah dilakukan. Namun belum membawa hasil yang diharapkan. Bisa jadi salah satu penyebabnya adalah karena para pengguna jalan belum siap berhenti mengendarai mobil dan menggunakan transportasi umum. Untuk diketahui jumlah penduduk kota Moskow adalah 12.380.664 jiwa yang merupakan campuran dari sekitar 130 bangsa.
Mengutip id.rbth.com, Setelah pecahnya Uni Soviet pada 1991, masyarakat Rusia mulai membeli mobil pribadi secara massal, yang berdampak yang sangat buruk pada arus lalu lintas. Kemacetan di Moskow saat ini sangat parah.
Kepala Pusat Kajian Transportasi di Perguruan Tinggi Ilmu Ekonomi Konstantin Trofimenko menjelaskan, selama 1992-2010 pemerintah Moskow berupaya memecahkan kepadatan lalu lintas dengan mengembangkan jaringan jalan.
Pada tahun 1990-an, Jalan Lingkar Moskow (MKAD) yang mengelilingi kota itu diperbesar dan Jalur Lingkar Transportasi Ketiga (TTK) pun dibangun. Namun ternyata, jumlah mobil terus melampaui laju pembangunan jalan baru. Masalah lalu lintas Moskow menjadi salah satu alasan mantan Walikota Moskow Yury Luzhkov mengundurkan diri.
Dengan sekelumit paparan di atas bisa dibayangnya betapa macetnya kota tersebut. Karenanya wisatawan yang datang ke kota yang pernah menjadi ibukota Ketsaran Rusia, disarankan menggunakan kereta bawah tanah ‘Metro Moskow’ ketimbang terjebak kemacetan berjam-jam di jalan.
Layanan kereta Metro Moskow menghubungkan berbagai wilayah di Kota Moskow dengan sebagian besar rel ada di bawah tanah, kecuali jalur rel yang melewati Sungai Moskow dan Sungai Yauza. Ada 14 jalur kereta Metro Moskow, termasuk satu jalur melingkar sepanjang sekitar 20 kilometer yang menghubungkan semua jalur.
Sebagai wisatawan yang baru berkunjung ke Moskow dan akan menggunakan kereta Metro Moskow, memang agak mengalami kesulitan, terutama dalam berkomunikasi dengan masyarakat setempat, baik petugas kereta maupun masyarakat pengguna jasa kereta, karena hampir seluruhnya hanya menggunakan bahasa lokal, tidak berbahasa Inggris, sebagai bahasa internasional.
Sebagai orang baru pengguna jasa kereta Metro Moskow, terasa rumit, karena stasiunnya cukup banyak dan jalurnya juga cukup banyak yakni ada 14 jalur. Apalagi, petunjuk di stasiun-stasiun umumnya beraksara Rusia.
Menggunakan jasa kereta Metro Moskow harga tiketnya terhitung murah, yakni 55 ruble atau Rp12.650 dalam sekali perjalanan. Tiket kereta Metro Moskow ada tiket berlangganan dan ada tiket harian berbentuk kartu elektronik yang disentuhkan di pintu masuk menuju ke peron.
Kita tidak perlu menunggu terlalu lama di peron, karena dalam waktu beberapa menit kereta akan datang, pintu terbuka, penumpang turun dan naik, pintu tertutup, dan kereta berjalan lagi.
Stasiun kereta bawah tanah di Moskow meskipun berada di bawah tanah sekitar 30-40 meter, tapi tidak begitu terasa pengap karena dilengkapi kipas angin. Konstruksi bangunan dan interior juga tampak kokoh dan artistik. Ada dinding peron yang dihiasi gambar-gambar relief dan lukisan. Ada juga di peron yang dilengkapi oleh patung-patung tentara atau pejuang Rusia. Di peron stasiun juga bersih, tidak ada sampah, dan tidak ada pedagang kaki lima.***/ebn