Connect with us

Feature

Tasak Telu Menu Khas Kutacane

Published

on

Jayakarta News – Dalam tulisan terdahulu, sempat disinggung ihwal menu tasak telu, kuliner khas Kutacane, Aceh Tenggara. Bener, ini bagian dari laporan “petualangan kecil” kami berempat (Edy Ikhsan, MC Fajar, Rahmad, dan Monang Sitohang), dari Medan ke Kutacane, lalu berburu durian ke Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

Tersebutlah, Edy Ikhsan yang akrab dipanggil “ayah” itu menghubungi salah seorang temannya, menanyakan menu khas Kutacane. Ditunjukkannya kami singgah di rumah makan Lesehan Mbak Pia yang berada di Jalan Iskandar Muda, Kutacane.

Singkat cerita, kami pun tiba di restoran itu. Bangunan joglo lesehan kami pilih untuk duduk makan siang berempat. Sejurus kemudian, pelayan berhijab datang menyodorkan daftar menu. Ayah pun bertanya, apa menu favorit, yang dijawab, “Tasak telu, pak. Menu ini khas dari Suku Alas, Kabupaten Aceh Tenggara. Bahan utamanya, ayam kampung yang dimasak dengan bumbu lengkap. Ada batang serai, asam cekala, cawai rawit utuh, bawang putih, dan bawang merah.”

Akhirnya Empat porsi tasak telu ditambah satu bebek sambal ijo, sudah terhidang. Penampilan menu tasak telu, bisa disebut sup ayam. Disajikan dalam mangkok berisi kuah dan daging ayam, dengan beberapa bumbu seperti potongan serai, cabai, dan lain-lain.

“Lezat. Kuahnya segar. Rasa asam cekala terasa,” komentar “ayah” Edy Ikhsan. Potongan ayam tidak terlalu kecil, tidak pula terlalu besar. Meski ayam kampung, tetapi tetap lembut dalam gigitan. Dalam satu porsi, sedikitnya ada lima potong daging ayam kampung yang sangat gurih.

Di sela-sela suasana makan, Fajar juga memberikan testimoni. Menurutnya, masakan seperti tasak telu juga ada di Tanah Karo, hanya saja di Karo menggunakan campuran darah ayam untuk memberi efek gurih.

Menu bebek goreng cabai ijo dan tasak telu yang lezat. (foto: monang sitohang)

Kembali ke tasak telu. Menilik namanya, mestinya itu bahasa Aceh. Tasak artinya memasak. Telu adalah bahasa Alas yang artinya tiga. Jadi, menu tasak telu itu esensinya adalah masakan yang terdiri atas tiga jenis, yaitu cabe rawit, batang serai, dan bawang merah.

Namun seiring perkembangan zaman, sudah ada mengalami penambahan bumbu, seperti asam cekala atau kecombrang, juga daun salam. Kreasi tasak telu, menjadikan menu yang satu ini bercitarasa khas, dan lebih banyak lidah bisa menerimanya.

Jika menu sejenis tasak telu ada di Suku Karo, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, bisa jadi karena faktor kedektan geografis. Aceh Tenggara dan Karo relatif dekat. Tidak heran jika di antara kedua kabupaten itu banyak memiliki kesamaan budaya, termasuk resep masakan.

Namun, terdapat juga perbedaan tasak telu di Tanoh Alas dengan yang ada di Tanah Karo. Kalau di Tanah Karo daging yang digunakan dominan ayam kampung dengan penambahan bumbu seperti daun singkong, lengkuas, kelapa muda, jahe, daun jeruk, cabe rawit, batang serai, bawang putih dan terakhir darah ayam.

Sedangkan di Tanoh Alas, daging yang dominan justru daging bebek dan ayam kampung. Bumbunya pun lebih sederhana, seperti yang dijelaskan di atas hanya batang serai, bawang merah, asam cekala tanpa mencampur darah bebek atau darah ayam ke dalam masakan dikarenakan masyarakat suku Alas adalah mayoritas muslim, yang tidak diperbolehkan memasak darah hewan yang disembelih. (Monang Sitohang)

Rumah makan Lesehan Mbak Pia menyediakan menu makanan dan minuman termasuk tasak telu makanan khas Suku Alas, Kutacane, Aceh Tenggara. (Foto. Monang Sitohang)
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *