Connect with us

Feature

Korban Longsor Kiarasari Sedang Menangis di Masjid Nabawi

Published

on

Jayakarta News – Ini adalah kisah human interest di lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tak sedikit staf terperanjat ketika Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo mengeluarkan perintah mengevakuasi sekitar 20 warga Desa Karasari – Sukajaya.

Rupanya, ke-20 warga yang dimaksud, adalah para calon “tamu Allah SWT”, yang kalau tidak dibantu keluar dari Kampung Peundeuy, Desa Kiarasari, Kecamatan Sukajaya, terancam batal berangkat ke Tanah Suci. Seperti banyak diberitakan sebelumnya, kampung yang ada di lereng Gunung Halimun itu menjadi salah satu desa yang terkena musibah banjir longsor.

Bisa dibilang, musibah terparah yang pernah mereka alami. Lereng di atas perkampungan, mendadak “gogrog” (longsor parah), menimbun apa saja yang ada di bawah. Doni mengibaratkan seperti ice cream yang meleleh. Banyak rumah tertimbun longsor. Tak terhitung luas lahan pertanian dan ladang penduduk juga terurug longsoran.

Kondisi tadi diperparah dengan putusnya sarana jalan penghubung antar desa. Jadilah warga desa itu menjadi warga terasing. Berhari-hari mereka tak bisa keluar dari desanya.

Sebanyak 20 warga di antaranya, kebetulan calon jemaah umrah. Mereka tercatat sebagai jamaah umrah AA Tour & Travel, milik Anna Tarigan.

Anna Tarigan adalah artis yang aktif di Tagana (Taruna Siaga Bencana), sebuah perkumpulan yang bergerak di bidang penanggulangan bencana alam dan bencana sosial berbasiskan masyarakat.

Sebagai anggota Tagana, Anna tentu saja memiliki jaringan luas, termasuk ke lingkungan BNPB. Dalam sebuah WAG, Anna menyembulkan kegundahannya. Kapusdalop BNPB Bambang Surya meneruskan ke dalam WAG tanggap bencana dimana ada Doni Monardo sebagai member di dalamnya.

Sigap, Doni Monardo yang mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI-AD itu segera memerintahkan agar warga tersebut dievakuasi. “Siapkan helikopter, segera evakuasi, bantu mereka,” ujar Bambang menirukan perintah Doni.

Berikutnya, Bambang memonitor keadaan yang menimpa para jemaah umrah yang masih terisolir tadi. Melalui koordinasi singkat, saat helikopter sudah siap, Bambang kembali melaporkan bahwa TNI sudah berhasil menembus Desa Kiarasari. Artinya, TNI sudah berhasil membuka akses keluar-masuk Kiarasari.

Akhirnya, BNPB urung menerbangkan helikopter, dan menggantinya dengan menyiapkan satu unit bus BNPB nopol B-7291-PPA untuk mengantar para jemaah umrah tadi dari Bogor ke hotel transit di dekat Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Kapusdalops BNPB Bambang Surya bersama para calon jemaah umrah, korban longsor Sukajaya. (foto: BNPB)

“Karena mereka sudah tidak lagi terisolir, maka bus menunggu di terminal Leuwiliang. Dari sana, bus mengangkut para jemaah,” ujar Bambang, yang ikut mendampingi para jemaah umrah tadi bersama Danramil Cibungbulang, Kapten Arm Dudung Abdul Rozak.

“Bantuan BNPB ini sebenarnya sarat makna. Betapa, untuk bisa berangkat umrah, para warga desa tadi sudah berusaha dengan semua kemampuannya. Mereka bukanlah warga masyarakat kelas atas, yang bisa umrah kapan saja. Di samping itu, jadwal umrah mereka sudah terjadwal dan terikat dengan tiket pesawat dan visa,” ujar Bambang.

Itu artinya, jika mereka gagal berangkat, derita mereka menjadi berkali-kali lipat. Mereka adalah para petani, peternak, dan pedagang kecil. Akibat bencana longsor, bisa dibilang aset mereka terkubur. Untuk bertahan hidup, hanya mengandalkan tabungan yang tidak seberapa, bahkan mungkin sekarang sudah menipis.

“Bahwa doa hamba yang sedang tertimpa musibah, insya Allah diijabah Allah,” ujar Doni Monardo bahagia setelah mendengar kabar para warga sudah mendekati Bandara Soekarno Hatta.  “Kepada para tamu Allah itu kami menitip doa, yang intinya fenomena alam boleh saja terjadi, tetapi mohon jauhkan negeri kami dari bencana dan musibah.”

Bambang mengaku, saat di lapangan membantu para jemaah umrah, ada saja suara sumbang. Ia mencontohkan, “orang sedang ada musibah kok malah ngurusi jemaah umrah.” Atas cemooh tadi, Bambang hanya diam.

“Mereka tidak tahu, bahwa jemaah ini adalah korban musibah juga. Dan mereka adalah tamu-tamu Allah. Ingat, musibah dan bencana itu juga tidak luput dari ketentuan Tuhan,” kata Bambang Surya pula.

Sementara, Anna Tarigan di tempat terpisah membenarkan, jemaahnya terisolir dan sempat terancam gagal berangkat. Sebagai penyelenggara jasa umrah, ia sebenarnya tidak wajib mengupayakan penjemputan ke lokasi bencana. Tetapi, atas nama kemanusiaan, dan atas nama membantu umat menjalankan ibadah, ia pun berupaya agar mereka tetap bisa berangkat.

“Saya sangat berterima kasih. BNPB tidak saja tanggap dan tangguh menanggulangi bencana, tetapi juga berempati terhadap persoalan korban yang berstatus calon jemaah umrah,” ujar artis kelahiran 1972 itu.

Berkat bantuan BNPB pula, hari Minggu 19 Januari 2020 pukul 20.00 waktu Saudi Arabia, Anna Tarigan mengirim kabar bahwa jemaah umrahnya sudah mendarat dengan selamat di Bandara Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah.

Hari-hari ini, para jemaah tentu sedang menangis, mengadu, dan berdoa di Masjid Nabawi, atas musibah yang mereka derita. Hari-hari berikutnya, mereka akan melakukan hal yang sama di bawah bayang-bayang ka’bah Kota Mekkah. Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah SWT, agar bangsa ini dihindarkan dari musibah. (Egy Massadiah)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *