Connect with us

Histori

Menggali Nilai-Nilai Luhur Pejuang Bangsa

Published

on

Oleh: Ibong A. Sjahroezah

TANGGAL 17 Agustus 2023 yang lalu, kita merayakan dan mensyukuri 78 tahun Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Hanya Bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dapat menjadi Bangsa yang besar. Tapi lebih dari itu, kita harus dapat menangkap esensi dari nilai-nilai kepahlawanan yang menjadi dasar perjuangan para pejuang kemerdekaan kita dan mengambil pelajaran berharga dari perjuangannya.

Para pejuang kemerdekaan telah mengantarkan Bangsa ini ke depan pintu gerbang kemerdekaannya. Maka tugas kita kini adalah mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Kita harus terus memperkuat persatuan dan kesatuan Bangsa demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai wadah Bangsa merdeka demi mencapai cita-cita tujuan nasional pendirian Negara ini sebagaimana yang termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945.

Kita harus bangga bahwa Bangsa kita merdeka karena hasil perjuangan anak Bangsanya sendiri – baik dengan perjuangan fisik maupun dengan diplomasi – bukan merupakan hadiah si penjajah.

Oleh karenanya kita memiliki ‘Hutang Sejarah’, kita harus tuntaskan perjuangan Bangsa ini agar tidak hanya merdeka secara fisik, tapi juga Berdaulat penuh sehingga dapat mewujudkan masyarakat Adil dan Makmur.

Marilah kita semua belajar dari sejarah, terutama mempelajari dan menggali nilai-nilai kejuangan para pendiri negara kita, karena banyak sekali nilai-nilai luhur yang berasal dari prinsip-prinsip hidup dan keteguhan pribadi mereka dalam berjuang mencapai cita-cita kemerdekaan yang perlu diteladani.

Banyak sekali gagasan-gagasan mereka yang gemilang dan mengagumkan, yang melampaui zamannya dan ternyata masih sangat relevan dengan kondisi masa kini. Mempelajari dan menyelami riwayat hidup tokoh-tokoh besar dari suatu bangsa dimana Bangsa dan Negara tersebut tumbuh berkembang berkat perjuangan mereka akan menimbulkan kebanggaan dan romantisme yang mendalam dan nampak adanya satu jalinan benang merah dari karakter dan kepribadian mereka yang mempesona dan sangatlah layak untuk dijadikan teladan di dalam membangun jati diri dan karakter Bangsa.

Menggali nilai-nilai luhur para pejuang bangsa, para pejuang itu memiliki karakteristik sbb: Ikhlas, Jujur, Berani, Teguh pada prinsip, Cinta tanah air, Peduli nasib bangsa, dan yang terakhir siap memberikan pengorbanannya bagi masyarakat banyak, bangsa dan negara.

Belajar dari sejarah, ada lima aspek penting yang dimiliki para pejuang bangsa yang patut diteladani untuk mengisi kemerdekaan ini:

1.Kekuatan atau kapasitas intelektual yang luar biasa.

2.Kemampuan dalam berorganisasi dan kepiawaian dalam menyampaikan pendapat.

3.Kesadaran yang tinggi dalam nasionalisme, politik dan demokrasi.

4.Karakter yang kuat dan Integritas Moral yang tinggi.

5.Wawasan yang luas dan pandangan yang jauh ke depan yang melampaui zamannya.

Bung Karno pada usia yang belum mencapai 30 tahun sudah menuliskan pembelaannya di depan pengadilan pemerintah kolonial Belanda dengan judul: “Indonesia Menggugat”. Pembelaan yang fenomenal sehingga menjadi topik bahasan akademik di negeri Belanda.

Bung Hatta menulis pembelaannya dalam menghadapi pengadilan di negeri Belanda, yang berjudul: “Indonesia Vrij” atau “Indonesia Merdeka” juga pada usia yang belum mencapai 30 tahun.

Bung Sjahrir, dengan pidatonya pada Sidang Dewan Keamanan PBB di Lake Success 14 Agustus 1947, oleh koran berpengaruh di Amerika, New York Herald Tribune, dianggap sebagai pidato yang paling menggetarkan di Dewan Keamanan PBB.

Hadji Agus Salim tahun 1925 membentuk Jong Islamieten Bond yang anggotanya terdiri dari orang-orang Islam dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dll. Ide persatuan bangsa berbasis Islam yang diusung Hadji Agus Salim menjadi antitesis gerakan-gerakan kesukuan yang marak ketika itu seperti Jong Java, Jong Sumatera dan lain-lain.

Salim menginisiasi lahirnya Jong Islamieten Bond (JIB) yang melampaui sentimen-sentimen kesukuan. Sebab kendati Islam sendiri bersifat “sektarian”, namun ideologi JIB adalah ideologi persatuan nasional atau kebangsaan, melebihi ideologi keislaman itu sendiri.

Salim melihat bahwa Islamlah ketika itu satu-satunya ideologi yang bisa mempersatukan seluruh bangsa. Dari sini pula kemudian lahir ikrar persatuan pemuda yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda pada 1928, yang mempersatukan segenap jong, dan menjadi katalisator bagi proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 1945.”

Tahun 1947 dengan memanfaatkan jaringan Islam dunianya Hadji Agus Salim dapat menembus dunia internasional untuk mendapat pengakuan atas kedaulatan negara Republik Indonesia dari negara-negara Arab, mulai dari Mesir, Saudi Arabia, Lebanon, Suriah, Jordan dan Yaman.

Dari pengakuan kedaulatan dari negara-negara Arab, semakin kuatlah posisi Indonesia sebagai Bangsa merdeka. Persyaratan pendirian negara selain adanya wilayah, rakyat, pemerintahan dan pengakuan kedaulatan dunia internasional. Maka lengkaplah berdirinya negara Republik Indonesia.

Demikianlah sekilas perjuangan para pejuang kemerdekaan kita yang sejak dini sudah menguasai berbagai bahasa untuk memperkaya pengetahuan sebagai modal untuk perjuangan memerdekakan bangsanya, membangun organisasi, Mereka berjuang untuk kemerdekaan bangsanya tapi tetap tawadhu dan mengakui hasil perjuangannya itu atas berkah rahmat Allah yang Maha Kuasa.

Saat ini terjadi polarisasi di antara warga masyarakat. Untuk itu kita harus menjadi unsur pemersatu bangsa ataupun mencegah terjadinya konflik. Demikian kiprah dan Nilai-Nilai yang dimiliki oleh sebagian pejuang kemerdekaan kita yang perlu kita teladani. Semoga Bangsa Indonesia senantiasa dalam lindungan Allah swt. Amiin…..

DIRGAHAYU Republik Indonesia ke-78.***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *