Connect with us

Kabar

Mahfud MD Penerus KH Hasyim Asy’ari

Published

on

Mantan Khatib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) KH Malik Madani

BAK pepatah: makin tinggi pohon, main kencang angin bertiup. Ketika nama Cawapres Jokowi menempatkan nama Mahfud MD sebagai kandidat yang diunggulkan dengan pertimbangan “kesesuaian zaman”, sontak berembus berita miring yang mencoba menggoyangnya. Termasuk, berita yang sejatinya sangat tidak masuk akal, meragukan ke-NU-an Mahfud MD.

Mahfud MD bergeming dengan sikapnya yang cool. Tidak satu pun kalimat sanggahan keluar dari mulut lulusan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu. Seperti sudah ditebak, sanggahan justru datang dari para pihak, yang mengetahui betul kadar ke-NU-an seorang Mahfud MD.

Mantan Khatib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) KH Malik Madani yang justru mengeluarkan pernyataan keheranannya. Ia heran dengan pihak yang meragukan ke-NU-an mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu. Katanya, meski tak pernah menjabat di jabatan struktural Nahdlatul Ulama (NU), namun darah hijau yang mengalir di Mahfud MD tak pantas diragukan.

“Pak Mahfud ini memang tak pernah menjabat di sturktural NU. Tapi masa iya ada yang menyangsikan Pak Mahfud hanya karena ini. Beliau itu ritual ibadahnya sangat NU. Mondok di pesantren NU. Beliau dan keluarganya NU tulen,” kata Kiai Malik.

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menyebut, kegiatan dan kontribusi Mahfud MD untuk NU tak terhitung. Bersama Marwan Ja’far, Mahfud pernah mendirikan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Wahid Hasyim di Universitas Islam Indonesia (UII). Mahfud juga aktif di kegiatan-kegiatan GP Anshor dan sejumlah lembaga yang berkaitan erat dengan NU seperti Wahid Institute dan lainnya.

Bahwa Mahfud adalah kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), memang saat kuliah dulu di UII yang ada hanya HMI. Kader NU lain seperti Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini, Khatib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul juga pernah aktif di HMI. “Justru kita mestinya bangga kader NU menyebar di mana-mana, termasuk HMI. HMI kan juga tidak merepresentasikan bukan NU,” kata Kiai Malik.

Belum lagi bicara kedekatan Mahfud MD dengan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Mahfud pernah menjadi Menteri Pertahanan saat Gus Dur menjabat Presiden. “Dan Pak Mahfud satu-satunya kader PKB, kader NU yang setelah Gus Dur lengser hubungannya sangat baik, baik dengan Gus Dur maupun dengan keluarga,” sambungnya.

Kiai Malik yakin Mahfud MD sangat diterima oleh kiai-kiai sepuh Nahdliyin. Selain itu, di luar kaum sarungan, seperti Muhamamdiyah dan organisasi lain, juga sangat terbuka menerima sosok Mahfud. “Bahkan di kalangan non Islam, banyak pengangum Pak Mahfud. Di NTT, di banyak tempat, komunitas non-islam sangat mengenal Pak Mahfud. Pak Mahfud ini kalangan santri sarungan, tradisional yang menerima moderasi Islam. Persis seperti gurunya, Gus Dur,” ujarnya.

Soal kansnya sebagai Cawapres, Kiai Malik yakin Mahfud bisa menambah elektabilitas Jokowi. “Pak Mahfud diterima di kiai sepuh NU, diterima di luar NU dan bahkan non Islam. Juga memiliki modal integritas, kapabilitas, dan keahliannya di bidang hukum, dapat menambal sisi penegakan hukum yang selama ini dikritik banyak pihak,” pungkasnya. Sikapnya yang tegas terhadap kelompok Islam radikal, justru menempatkan Mahfud sebagai warga NU yang berpendirian. Concern dan keberpihakannya terhadap nilai-nilai kebangsaan yang dibangun founding father, sekali lagi, menempatkan sosok Mahfud sebagai penerus sikap beragama dan berbangsa KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU sekaligus kakek Gus Dur. ***

Moh. Mahfud MD, Insert KH Hasyim Asy’ari

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *