Connect with us

Feature

Gara-gara Kaidra, Saya Jadi Ambyar…

Published

on

Jayakarta News – Bocah mungil yang cantik, naik ke panggung. Rambut ikalnya dibiarkan tergerai sepunggung. Sebuah bando motif My Little Pony terpasang di kepala. Cute abis. Sejenak terjadi dialog antara si bocah yang bernama Kaidra itu dengan pemain keboard, dari kelompok musik yang memeriahkan acara sunatan.

Dari pemandangan tadi, jelas kiranya, si bocah mau nyumbang lagu. Sampai sebatas itu, tidak ada yang istimewa. Tapi tiba-tiba ia menjadi sumber perhatian hadirin. Bahkan berhasil membuat hadirin memalingkan wajah ke arah pentas, meski sedang pegang piring antre makan prasmanan.

Bukan hanya itu. Orang-orang yang ada di dalam rumah pun menghambur keluar. Yang sedang berfoto bersama sang pengantin sunat pun buru-buru keluar melihat ke arah panggung. Tak lama kemudian, suasana sekitar panggung menjadi ambyaaarrr….

Kaidra, bocah enam tahun itu membawakan lagu karya Lord Didi Kempot (semoga tenang di sisi Tuhan) yang berjudul Pamer Bojo. Meski belum bisa melafalkan hurur “r”, tapi lagu “pamel bojo” mengalil dali mulut bocah tadi dengan lancal. Sontak membuat sebagian besar pengunjung histeris dan larut dalam goyang “cendol dawet” di depan stage.

Peristiwa yang terjadi awal tahun 2019 itu sontak membuat saya tak berhenti memikirkan satu nama: Didi Kempot. Satu nama yang pernah begitu lekat di otak saya saat ngetop dengan lagu Stasiun Balapan yang dirilis tahun 1999. Itu artinya, sudah lewat 21 tahun nama Didi Kempot lepas dari benak saya.

Karenanya, demi melihat dan mendengar Kaidra menyanyikan Pamer Bojo, sontak ada kesadaran di benak, “Wah… saya pasti ketinggalan informasi nih….”

Sebab, sangat jelas parameternya, jika satu lagu sampai dihafal luar kepala oleh anak-anak, bisa dipastikan lagu itu sangat terkenal. Lebih-lebih, ini lagu berbahasa Jawa, dan dihafal serta dinyanyikan oleh seorang bocah yang bahkan tidak bisa ngomong Jawa. Di situ saya merasa “ada yang salah”.

Syahdan, bubar acara saya browsing internet. Berselancar di youtube, dan mengulik video-video dengan keywords “didi kempot”. Masya Allah… hanya itu kata yang terucap demi melihat begitu banyak postingan video konsernya. Satu video ke video lain saya tonton. Begitu sepanjang malam, dan untuk malam-malam selanjutnya.

Rasanya sudah habis video Didi Kempot saya tonton. Lalu navigasi youtube terkoneksi ke penyanyi-penyanyi lain yang meng-cover lagu-lagu Didi Kempot. Ada yang model akustikan, ada yang model dangdut pantura, ada yang model konser, sampai bule-bule menyanyikan lagu Lord Didi.

Beberapa stasiun televisi, ternyata juga sudah pernah mengundang Lord Didi Kempot sebagai bintang tamu. Satu studio ikut ambyar dibuatnya. Bahkan Rosiana Silalahi (Kompas TV) dan Andy F Noya (Metro TV) ikut-ikutan ambyar ketika mendatangkan Didi Kempot ke acara yang mereka pandu.

Sampai di titik itu, saya merasa sudah jadi “sobat ambyar”, meski level pemula. Setidaknya, satu-dua lagu saya hafal luar kepala. Belasan bahkan puluhan lagu Didi Kempot yang lain, bisa saya nyanyikan kalau lihat teks.

Bahkan, saya bisa membawakannya sambil bermain gitar (kalau lihat kord). Sekali-kali, saya memainkan lagu Banyu Langit, Cidro, Kangen Nicheri, dan lagu-lagu Lord Didi di tuts piano klasik dengan terbata-bata mencari kord. Pendek kata, tiada hari tanpa menyanyikan atau mendengarkan lagu-lagu Lord Didi.

Ya… saya sangat kehilangan atas kepergian The Godfather of Broken Heart, Lord Didi Kempot. Juga termasuk yang sedih dan kecewa karena dipastikan gagal nonton konsermu yang direncanakan tanggal 10 Juli 2020 di GBK Jakarta. Padahal, saya sudah berencana, selesai wabah corona, pulang ke Jogja, membeli merchan kaos SOBAT AMBYAR warna hitam untuk joget tipis-tipis di konsermu…..

Selamat jalan Lord…. Kamu pergi saat berada di puncak karier. Justru karenanya, masyarakat mengingatmu dengan segala respek. “Berbuat baik kepada siapa saja”, kukira menjadi warisanmu yang paling mulia bagi sobat ambyar, dan kita semua. (roso daras)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *