Connect with us

Kabar

3 Windu S. Ngaliman, Para Murid Masih Terus Melakukan Revitalisasi Karya-Karyanya

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Salah seorang empu tari gaya Surakarta yang selalu berpegang teguh pada konsep dasar Hastasawanda adalah S. Ngaliman Tjondropangrawit. Sebagai dosen tari di ASKI (ISI) Surakarta dan ASTI (ISI) Yogyakarta, Ngaliman senantiasa menanamkan ajaran-ajaran Hastasawanda kepada para mahasiswanya. Oleh karenanya tidak mengherankan jika penari-penari senior di Surakarta dan Yogyakarta hasil didikannya hingga saat ini masih memahami dan menerapkan konsep dasar Hastasawanda.

“Demi menggali dan menambah wawasan generasi muda, IKASTISI atau Ikatan Alumni ASTI  dan Jurusan Tari ISI Yogyakarta mengadakan sarasehan yang mengangkat topik Hastasawanda dalam Berbagai Perspektif,” kata Rika Amalia Putri dalam siaran pers yang diterima Jayakartanews, Minggu (17/7/2022).  Rika yang bertindak sebagai seksi publikasi menjelaskan bahwa sarasehan yang berlangsung Kamis (14/7) di Yogyakarta  tersebut dihadiri nara sumber dari berbagai disiplin ilmu guna menguak filosofi Hastasawanda. Acara ini bertepatan dengan 3 windu meninggalnya Sang Empu Ngaliman.

Suasana Sarasehan “Hastasawanda dalam Berbagai Perspektif. (Foto:Rika Amalia Putri)

Bertindak sebagai moderator  Dr. Ni Nyoman Sudewi, S.ST. M.Hum. dan Dr. Sumaryono, M.A. Sementara  IKASTISI menghadirkan 1 keynote speaker yaitu Dr. Sal Murgiyanto dan 5 pembicara yaitu Retno Maruti, Wahyu Santoso Prabowo, S.Kar. M.S., Dr. Bambang Pudjaswara, S.ST. M.Hum., Dr. Daryono, S.Kar. M.Hum., Blacius Subono, S.Kar. M.Sn., dan St. Wiyono, sarasehan digelar di Teater Arena FSP, ISI Yogyakarta mulai pukul 09.00-14.00.

S. Ngaliman yang lahir pada 12 Maret 1919 di Surakarta ini telah menelurkan banyak karya, sebut saja tari Prawiroguna, Fragmen Sembodro Larung, Tari Palguna Palgunadi, Tari Srimpi Glondong Pring, Tari Panji Sepuh, dan masih banyak lagi yang hingga kini masih terus ditarikan, digali, dan direvitalisasi pendalaman geraknya oleh civitas akademisi perguruan tinggi seni di Indonesia. Bambang Tri Atmaja putra S. Ngaliman, mengatakan “Bapak itu pencetus tari bedhaya dan srimpi agar bisa keluar dari kraton, bisa ditarikan oleh siapa saja, karena seni itu sejatinya milik masyarakat.”

Pada kesempatan  ini, Gelar Karya S. Ngaliman menjadi ajang silaturahmi alumni ASTI & Jurusan Tari ISI Yogyakarta. Berbagai tokoh turut hadir, sebut saja Maria Darmaningsih, Dewi Sulastri, Sentot Sudiharjo, serta Rektor ISI Yogyakarta Prof. Dr. M. Agus Burhan dan Direktur Perfilman, musik, dan Media Ahmad Mahendra.

Para pendukung acara 3 Windu S Ngaliman, Jumat (15/7/2022)

Dalam sambutannya Rektor ISI Yogyakarta mengatakan “Dalam rangka Dies Natalis ISI Yogyakarta ke 38, dan lewat rivitalisasi kita bisa mewujudkan kembali karya-karya S. Ngaliman yang sekaligus bisa me-recovery seni klasik kita untuk kehidupan yang nyata. Maestro Ngaliman patut diberi penghargaan atas karya-karyanya yang mengembangkan konsep Hastasawanda atau tata aturan untuk menjadi penari sejati. Maestro Ngaliman bukan hanya berhenti sebagai seorang koreografer, namun kehidupannya selalu diwarnai daya cipta yang berkelanjutan lewat proses penggalian.”

Dirjen Pusbangfilm yang turut menyaksikan acara hingga selesai, terkesima dengan tarian yang dibawakan, dan berkeinginan untuk membuat tribute to S. Ngaliman dengan skala yang lebih besar lagi, “Dirjen Kebudayaan mensuport penuh dan sangat bangga atas upaya revitalisasi karya S. Ngaliman. Beliau adalah pembaharu seni tradisi, yang membuat kita dapat menikmatinya hingga kini. Dengan menggandeng seniman seniman senior yang hadir disini, saya yakin revitalisasi S. Ngaliman merupakan upaya pemajuan kebudayaan yang berdampak besar.” (Ernaningtyas)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *