Connect with us

Feature

Putri Malu dari Jawa

Published

on

NAWUNG-PUTRI MALU DARI JAWA, sebuah novel berisi tentang sikap hidup orang Jawa. Buku ini memang bukan buku baru, tetapi isinya tak lekang oleh waktu. Karya sastra ini “dilahirkan” wanita Jawa bernama Galuh Larasati yang begitu santun dan lembut ketika berbincang dengan  Jayakartanews.com di kediamannya, Jl Parangtritis, Yogyakarta.

Galuh yang akrab dipanggil Atik mengisahkan isi novelnya mengambil filosofi kehidupan manusia  dari Tembang Macapat. Macapat, jelasnya, “jika direnungi, macapat itu mengandung nilai yang amat dalam, yaitu bahwa setiap manusia telah dirancang kehadirannya di dunia sejak masih berada dalam kandungan hingga dewasa, bahkan kematiannya.”

Galuh Larasati

Dengan semangat Atik  menjelaskan bahwa buku ini berisi tentang tokoh bernama Nawung Sekar,  sosok putri yang lahir dari keluarga sederhana. “Kisah hidupnya bagaikan cakra manggilingan, penuh dengan lika-liku kebahagiaan, kesedihan, kebangkitan dan keterpurukan, serta harapan. Ceritanya  berlatar belakang Dinasti Syailendra  dan Nawung Sekar ditampilkan sebagai sosok yang kalem, namun memiliki rasa sosial yang tinggi dan kepedulian terhadap lingkungannya.”

Terlihat gairahnya ketika menuturkan isi Nawung. “Saya meggambarkan, wanita dalam novel ini memiliki pemikiran bahwa belajar merupakan bagian hidup yang paling penting. Pengetahuannya  juga harus diimbangi spiritual agama karena tanpa itu, pengetahuan akan menjadi benda padat namun kosong dalamnya sehingga sangat rapuh,” ujar Atik dengan tetap berbinar senyum menceritakan isi novelnya itu.

Novel Nawung begitu sarat nilai-nilai luhur tradisional Jawa. Atik berharap, “Nawung dapat memperkuat mental dan spiritual Gadis Jawa yang penuh rasa pangrasa ini, untuk mengingatkan  kita semua agar senantiasa mencintai budayanya, berpengetahuan dan memiliki spiritual yang matang.” Inti dari novel ini, ujar Atik lagi, “manusia harus selalu dapat menjaga hubungan batin dengan Sang Pencipta, senantiasa mengasihi sesama dan merawat bumi tempat berpijak.” ***

Continue Reading
Advertisement
1 Comment

1 Comment

  1. henny

    February 27, 2017 at 6:58 pm

    sy udh bc bukunya bagus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *