Feature
Putri Malu dari Jawa
Galuh yang akrab dipanggil Atik mengisahkan isi novelnya mengambil filosofi kehidupan manusia dari Tembang Macapat. Macapat, jelasnya, “jika direnungi, macapat itu mengandung nilai yang amat dalam, yaitu bahwa setiap manusia telah dirancang kehadirannya di dunia sejak masih berada dalam kandungan hingga dewasa, bahkan kematiannya.”
Dengan semangat Atik menjelaskan bahwa buku ini berisi tentang tokoh bernama Nawung Sekar, sosok putri yang lahir dari keluarga sederhana. “Kisah hidupnya bagaikan cakra manggilingan, penuh dengan lika-liku kebahagiaan, kesedihan, kebangkitan dan keterpurukan, serta harapan. Ceritanya berlatar belakang Dinasti Syailendra dan Nawung Sekar ditampilkan sebagai sosok yang kalem, namun memiliki rasa sosial yang tinggi dan kepedulian terhadap lingkungannya.”
Novel Nawung begitu sarat nilai-nilai luhur tradisional Jawa. Atik berharap, “Nawung dapat memperkuat mental dan spiritual Gadis Jawa yang penuh rasa pangrasa ini, untuk mengingatkan kita semua agar senantiasa mencintai budayanya, berpengetahuan dan memiliki spiritual yang matang.” Inti dari novel ini, ujar Atik lagi, “manusia harus selalu dapat menjaga hubungan batin dengan Sang Pencipta, senantiasa mengasihi sesama dan merawat bumi tempat berpijak.” ***
henny
February 27, 2017 at 6:58 pm
sy udh bc bukunya bagus