Connect with us

Entertainment

Peluang Perfilman Indonesia di Era Pandemi

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Mengusung tema ‘peluang mengembangkan ekosistem perfilman Indonesia di era Pandemi’, Panitia dari Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) bekerjasama dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru (PMMB) Kemdikbudristek, menghelat webinar zoom yang menampilkan tiga narasumber.

Manoj Punjabi, CEO MD Corporation menekankan bahwa bioskop masih tetap jadi unggulan meraih imej. Namun, kehadiran Over The Top (OTT) adalah lahan baru dan menarik. “OTT melahirkan inovasi dan alternatif baru. The next, televisi dan bioskop tetap jadi prioritas. Bioskop enggak tergantikan karena ada experience yang ditawarkan. Ini bikin kangen saya dan sineas lain,” kata Manoj Punjabi.

Senada pendapat Lesley Simpson selaku Country Head WeTV dan Iflix Indonesia yang bicara tentang kebijakan pengelola OTT terhadap tayangan film Indonesia. “Momentumnya bersamaan di era pandemi. WeTV bisa joint dengan banyak Production House (PH) lain, dengan tujuan ingin membangkitkan film Indonesia via opportunity OTT dari webseries baru saat bioskop masih tutup,” urai Lesley Simpson.

Judith J Dipodiputro

Setali tiga uang dengan ungkapan Direktur Utama Produksi Film Negara (PFN), Judith J Dipodiputro. “PFN menjadi katalis pertumbuhan industri perfilman termasuk sentra biaya industri film dengan banyak kerjasama seperti BUMN Telkom Group untuk start up pengembangannya.

Beberapa film dibiayai dan diproduksi PFN seperti ‘Si Unyil’ yang harus punya nilai sosial bagi Indonesia dan saat ini kita terus berproses,” papar Judith J Dipodiputro. Sedangkan Ketua Panitia FFWI, Wina Armada Sukardi, SH merujuk peran pentingnya wartawan dalam pembangunan industri perfilman Indonesia.

“Dari era Usmar Ismail sampai pandemi ini, lewat webinar menjadi bahan pemberitaan jelang perhelatan FFWI, 28 Oktober 2021,” ujar Wina Armada Sukardi, salah seorang ahli Dewan Pers yang baru saja meraih penghargaan dari organisasi penulis Satu Pena.

Dimoderatori Shandy Gasela, webinar yang dibuka oleh Edy Suwardi selaku Kapokja Apresiasi dan Literasi Film Kemdikbudristek ini berjalan lancar dan gayeng. Pertanyaan, masukan dan ‘serangan’ bertubi-tubi berdatangan dari insan film dan wartawan, baik dari Jakarta maupun daerah. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *