Connect with us

Feature

Mari Budayakan Bersepeda (Lipat)

Published

on

Jayakarta News – Sepeda lipat sedang digemari di Indonesia. Seiring banyaknya pengguna, sepeda jenis ini kini jadi incaran pengguna sepeda. Beberapa merek mendadak raib di pasaran, bak hilang ditelan bumi.

Boleh jadi stok kosong, tapi bisa juga akal-akalan broker. Mereka memainkan emosi pasar agar harga bisa dipermainkan sesukanya. Ini mungkin, karena saya melihat harga sepeda angka kenaikannya  semakin ‘liar’. Berlipat-lipat ke atas, dan anehnya, pasar mau saja.

Diakui atau tidak, di masa pandemi covid-19 penggemar sepeda memang mengalami lonjakan luar biasa. Di Jakarta saja menurut Gubernur DKI, Anies Rasyid Baswedan, konon meningkat 1.000 X lipat dibanding sebelum pandemi.

Maka saat pemberlakukan CFD (Car Free Day) Minggu (21/6) di Jakarta, ribuan penggowes pun menyemut di sepanjang Jl Sudirman-MH Thamrin. Semuanya memang bermasker. Hanya saja karena jumlahnya bejibun sulit menerapkan social distancing. Jaga jarak menjadi seperti diabaikan, sehingga memunculkan kekhawatiran.

Para pesepeda juga memenuhi ruang Car Free Day di Jakarta. (foto: egu)

Tren ini tak bisa dilepas dari kehadiran sepeda asal Inggris, Brompton, yang  mendadak populer. Brompton dikenal punya harga selangit dan dibeli lantaran prestise. Brompton terkenal akan gengsinya di kalangan pengguna. Boleh dibilang Brompton merek sepeda papan atas.

Adalah produsen sepeda lipat yang berbasis di Greenford, London, Inggris sang pencetus. Andrew Ritchie, pendiri Brompton, menyebut, awalnya ia merakit sepeda untuk kalangan kerajaan Inggris yang ingin bersepeda santai. Di Inggris bersepeda memang bukan sekadar tren, namun sudah menjadi gaya hidup.

Brompton memiliki empat tipe, M, S, H, dan P. Brompton tipe M adalah Brompton dengan handlebar model klasik yang masih dipertahankan hingga sekarang. Tipe M ini cocok untuk segala kondisi atau all around.

Sedangkan tipe S adalah versi Sporty dengan handlebar lurus berbeda dengan model lainnya. Tipe H lebih cocok untuk yang mencari brompton dengan posisi berkendara lebih tegak demi kenyamanan. Tipe ini diperuntukan untuk berkendara yang menyukai kecepatan

Brompton tipe P menawarkan fleksibilitas yang lebih dari berbagai macam posisi grip. Tipe ini juga diperuntukkan bersepeda durasi lama atau touring.

Di Indonesia, Brompton terkenal dengan sepeda lipat dengan harga fantastis. Kalau dilihat di situs-situs jual beli, harganya bisa mencapai Rp150 jutaan untuk versi terbaru dan Rp26 jutaan untuk tipe termurahnya. Bahkan ada yang dengan spesifikasi terntentu bisa mencapai Rp200 jutaan.

Meski harganya mahal, peminatnya di berbagai belahan dunia sangatlah banyak. Bahkan mereka mampu menjual lebih dari 40.000 unit setiap tahunnya.

Apa yang membuat sepeda ini mahal ?

Sepeda lipat semakin diminati. Harganya pun semakin tinggi. (foto: egu)

????? ???????

Brompton tidak perlu lagi diragukan kualitas, kenyamanan, kemudahan dalam bersepeda lipat. Brand yang ikonik dan berkelas, menambah kebanggaan menggunakan sepeda lipat.

Brompton sangat menaruh perhatian penuh terhadap kualitas produk yang mereka ciptakan. Wajar saja jadinya kalau harga sepeda Brompton bisa mencapai Rp 60 jutaan.

Meski berbentuk lebih kecil ketimbang merek lainnya, mereka berani jamin memiliki kualitas frame terbaik. Bila merek lain menggunakan bahan alumunium, Brompton justru menyematkan 30 persen bodinya menggunakan baja. Tapi tenang saja, baja yang digunakan baja ringan kok.

????????????? ??????

Sepeda lipat Brompton dapat dibawa kemana saja, untuk pelesiran, bike to work, touring, naik ke bus, kereta, pesawat. Kemudahan untuk berekplorasi ke tempat baru dengan sepeda lipat yang tahan banting.

Mengutip Moneysmart.id, bila dibandingkan dengan merek Dahon, perbandingannya sangat jauh sekali. Dahon Qix memiliki ukuran 30x60x85 cm atau sekitar 5,5 kaki kubik, sementara Brompton memiliki ukuran lebih kecil 28x60x60 cm atau 3,56 kaki kubik.

Dengan dimensi ukuran tersebut kamu gak perlu repot-repot bingung mencari tempat penyimpanannya. Mau dibawa bepergian pakai mobil, kereta, pesawat bisa banget, apalagi sudah ada tas khususnya yang memungkinkan kamu untuk menenteng ke mana pun pergi.

????? ???????

Brompton sangat serius dalam merancang sepeda lipat, komponennya dibuat dari bahan yang berkualitas, rapi dan presisi. Bersepeda lebih tenang dan senang karena sepeda yang tangguh dan tidak mudah rusak.

Meski berbentuk lebih kecil ketimbang merek lainnya, mereka berani jamin memiliki kualitas frame terbaik. Bila merek lain menggunakan bahan alumunium, Brompton justru menyematkan 30 persen bodinya menggunakan baja. Tapi tenang saja, baja yang digunakan baja ringan kok.

Selain itu kalau biasanya sepeda lipat lainnya bisa menggunakan spare part sepeda umum, Brompton dengan sengaja membuat setiap part mereka sendiri. Ibarat kata, Brompton ini sudah seperti produk Apple di pasar persaingan gadget.

????? ???????

Ringa, metode pelipatan efektif dan cepat. Komponen yang presisi membuat kita tidak akan kesusahan untuk melipat sepeda Brompton ketika diperlukan.

Brompton didesain di Inggris, mereka mengadaptasi pola perilaku masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi dan ketepatan waktu ketika menaiki transportasi umum seperti kereta. Atas dasar itulah Brompton mengutamakan kepraktisannya dalam melipat sepeda.

Karena ringan dan mudah dilipat, serta bentuk yang kecil, Anda bisa membawa sepeda ke mana saja. Daripada diparkir di tempat yang tidak aman dan rawan pencurian sepeda mending dibawa.

Eko Guruh, salah seorang penggiat aktivitas bersepeda (lipat). (foto: ist)

????? ?????

Seperti merek-merek premium pada umumnya, peminat Brompton bekas juga cukup banyak. Hal ini membuat harganya tak jatuh terlalu jauh.

Ketika harga belinya mahal, harga jualnya juga bisa dibilang stabil. Perbandingan harga beli dan jual Brompton gak terlalu jauh, beda sama sepeda lainnya yang kalau dijual harganya bisa turun drastis bisa sampai 50 persen.

DI dalam negeri, kehadiran brompton menginspirasi produsen lokal untuk ikut-ikutan. United membuat Trifold dan Element melahirkan Pikes. Ini belum termasuk merek luar seperti 3Sixty lahir di Korsel gede di China dan Pro Action yang juga membanjiri pasar. Karena harga berbeda dengan brompton, kualitas dan sensasi yang didapat juga pasti beda.

Namun terlepas dari itu, kemunculan sepeda tiga lipatan lokal itu mampu memicu demam sepeda lipat, sehingga berapa pun diproduksi laku keras. Masyarakat tak lagi melihat dari aspek gengsinya tapi lebih ke arah kepraktisan belaka.

Masyarakat kota, seakan-akan dapat mainan baru. Mereka mulai jenuh dengan kemacetan, sehingga beralih ke sepeda. Selain cepat juga menyehatkan. Efek dimino lainnya, bersepeda menciptakan udara bersih sehingga wajar jika jadi pilihan.

Kecenderungan ini harus ditangkap pemerintah sebagai kesempatan baik. Kini saatnya mengubah prilaku transportasi jarak dekat masyarakat kota. Perbanyak saja trek bersepeda agar tidak kehilangan momentum.

Memang tidak mudah, tapi jika ini di maintance dengan baik dan benar bukan tidak mungkin Jakarta akan seperti Belanda. Di mana, masyarakatnya gemar bersepeda untuk bepergian ke sana ke mari.

Semoga. (Jafar Sodiq Assegaf)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *