Kabar
Mahasiswa Penting Dalami Keamanan Lingkungan
JAYAKARTA NEWS – Mahasiswa Teknik Lingkungan jangan hanya mempelajari tentang upaya bagaimana mengeksplorasi dan eksploitasi lingkungan, tetapi juga harus mendalami secara bersungguh-sungguh upaya keamanan bagi lingkungan.
Arahan tersebut disampaikan Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBJ), Dr. Drs. Bambang Karsono, S.H., M.M., saat membuka Rapat Kerja Nasional Mahasiswa Teknik Lingkungan, yang berlangsung pada Jumat (30/4/2021). UBJ bertindak sebagai host (tuan rumah) pada kegiatan yang diikuti lebih dari 350 Mahasiswa Teknik Lingkungan dari 58 Perguruan Tinggi se-Indonesia tersebut.
Bambang menggarisbawahi dua hal penting yang harus diperhatikan oleh para peserta Rekernas. Kedua hal pokok itu menurutnya sangat berkaitan dengan isu lingkungan terkini.
“Pertama isu perdebatan perubahan iklim dan kedua peran peran strategis mahasiswa Teknik Lingkungan dalam proses pembangunan bangsa, termasuk penanganan perubahan iklim, sehingga dapat menjamin pembangunan yang berkelanjutan,” papar purnawirawan Polri berbintang dua itu.
Lebih lanjut doktor di bidang politik itu mengatakan, perubahan iklim (climate change) kini menjadi isu substansial yang menjadi perdebatan internasional dan berdampak luas. Isu tersebut melibatkan multipihak, seperti pemerintah, swasta, NGO, mahasiswa, dan pemerhati lingkungan hidup. Mereka mencoa untuk mencari solusi atas fenomena pemanasan global, yang ditandai dengan peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer yang berlangsung untuk jangka waktu tertentu.
Merujuk pada dapat riset, Bambang menjelaskan ada beberapa faktor penyebab perubahan iklim tersebut. Faktor-faktor itu antara lain, efek gas rumah kaca, pemanasan global, kerusakan lapisan ozon, kerusakan fungsi hutan, penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol dan gas buang industri.
“Perubahan iklim tersebut telah mendorong terjadinya perubahan pola curah hujan, angin dan kemarau yang berkepanjangan, peningkatan volume air (laut) akibat mencairnya es di kutup sehingga peluang hilangnya sebuah pulau bisa terjadi, terjadinya bencana alam berupa hilangnya sumber air, kebakaran hutan, angin puting beliung, terjangan badai seperti yang terjadi beberapa minggu lalu di NTT,” katanya.
Disinilah Bambang menekankan pentingnya para mahasiswa Teknik Lingkungan untuk bersunggung-sungguh mempelajari upaya keamanan lingkungan. “Bagaimana lingkungan dapat dikelola secara berkelanjutan,” katanya.
Dengan demikian, mahasiswa Teknik LIngkungan diharapkan dapat memberikan alternatif sumbangan bagi pembangunan yang bersahabat dengan alam dan dinikmati oleh generasi mendatang. Rektor UBJ yakin, dengan dukungan teknologi lingkungan, maka pembangunan dapat dijalankan tanpa merusak bumi. “Sebaliknya justru pembangunan dapat memberikan efek restorasi pada alam,” kata Bambang. (sm).