Connect with us

Kolom

Gadget, “Malaikat” Sekaligus “Setan”

Published

on

KEBUTUHAN sarana informasi pada jaman serba canggih sekarang ini amat sangat dibutuhkan. Seorang bodoh bisa jadi pintar, orang pintar akan menjadi bijaksana tentunya. Tentu majunya tehnologi ini membawa dampak sisi positif dan negatif baik bagi individu, sosial bahkan bahkan hubungan keluarga antara anak dan orang tua atau pasangan suami istri. Dalam sebuah kesempatan Jayakarta berbincang dengan seorang wanita lulusan perguruan tinggi jurusan Psychologi yang bekerja disebuah perbankkan Nadya (35th) menyatakan ” Jika berbicara dampak buruknya memang benar bahwa gadget bisa menimbulkan rasa curiga dan ketidak percayaan sebab berkurangnya intensitas komunikasi antar pasangan. Sebetulnya jika mau menikmati bersama dengan satu smartphone tentulah dapat menimbulkan romantisme dan rasa sayang. Namun apa pun itu sebaiknya jika sedang berduaan atau ditempat tidur lebih baik hindari jauh-jauh. ”

Apasih dampak buruknya? Jayakartanews mencoba merangkum lewat berbagai sumber tentunya.

  1. Lupa waktu. Tanpa sadar karena iseng untuk mengusir kebosanan lalu menyapa siapa saja dan berbalas pesan lewat sms ataupun w.a. Saking asyiknya berbalas pesan hingga lupa telah membuang waktu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya selesai.
  2. Membuat stress. Dalam berbalas pesan tentu ada jedah menunggu balasan, hal ini akan menimbulkan dampak emosional dan tak jarang seseorang sering terus menerus melihat ( android ) atau ponselnya menunggu balasan. Hal ini tentu mengakibatkan kurang konsentrasi dalam melakukan kegiatan.
  3. Ketergantungan. Karena telah terbiasa berbalas pesan ataupun telpon yang dilakukan terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan.
  4. Kurang istirahat. Memainkan ponsel terlalu lama akan membuat lupa waktu dan mengorbankan waktu istirahat . Apalagi jika ada seseorang yang lagi dinanti.
  5. Meningkatkan kekhawatiran. Khawatir menunggu kabar maupun informasi dari seseorang yang ditunggu, membuat kepala terasa sangat sakit. Rasa stress berlebihan dirasakan selama menunggu pesan.
  6. Memudahkan hoax menyebar. Berita bohong atau hoax merupakan berita yang sering kita dapatkan. Tidak kita ketahui asal usulnya. Hal ini dapat dihindari dengan memastikan asal usul berita, apakah sumber informasi dari berita yang kita dapat bisa dipercaya atau tidak. Kondisi ini diperparah dengan menjamurnya media sosial. Dituntut untuk bijak dan lebih teliti dalam mengolah informasi.
  7. Gaya hidup konsumtif. Seringnya muncul informasi berupa iklan di ponsel yang biasanya kita dapatkan melalui pesan singkat, cara menyebar diskon besar-besaran, tentu saja dapat menarik minat.
  8. Sakit di lengan dan pergelangan tangan. Bagi Anda yang kerap kali menghabiskan waktu Anda dengan memainkan ponsel, mungkin Anda akan merasakan nyeri dan sakit di sekitar lengan dan pergelangan tangan Anda. Memainkan ponsel dengan terlalu banyak mengetik pesan maupun memegang ponsel saja, akan membuat otot dan persendian yang Anda miliki di sekitar lengan dan pergelangan tangan Anda mudah lelah. Meskipun hanya memegang dan memainkan keypads nya saja, lengan dan pergelangan tangan Anda akan terasa sakit, karena terlalu lama menahan beban ponsel dan melakukan kegiatan mengetik saja. Perhatikan waktu bermain ponsel Anda, batasi jika perlu. 
  1. Munculnya cyber–bullying. Cyber-bullying merupakan jenis kekerasan yang dilakukan seseorang melalui ujaran yang dilontarkan melalui pesan singkat dalam ponsel, internet, maupun media sosial yang marak di segala kalangan sekarang ini. Hal ini ditandai dengan bullying yang berisi penhinaan, ejekan, intimidasi, ancaman, hingga mempermalukan salah satu pihak. Cyber – bullying sendiri merupakan hal yang kerap kita jumpai di internet maupun media sosial. Tersedianya kolom komentar yang ada pada semua jenis media sosial, seakan mewadahi para individu yang awalnya digunakan untuk memberikan masukan positif atas konten yang mereka unggah, namun disalahgunakan untuk berkata ujaran yang tidak pantas untuk dilakukan.
  2. Tumbuhnya sel kanker. Kerap kali meletakkan ponsel di sekitar Anda, dapat mengakibatkan tumbuhnya sel kanker.
  3. Menurunnya Kosentrasi. Dengan penggunaan smartphone yang terlalu sering seringkali menyebabkan kosentrasi semakin menurun, entah itu untuk belajar ataupun bekerja. Konsentrasi seseorang menjadi lebih singkat yang membuat dirinya tidak peduli lingkungan di sekitarnya. Pada anak, dibandingkan dengan belajar dirinya akan lebih senang menghabiskan waktu untuk berimajinasi tentang game-game yang dimainkan pada gadgetnya. Kebiasaan seperti ini lah yang secara tidak langsung merusak kemampuan dalam berkosentrasi.
  4. Memicu Penyakit Mental. Siapa yang menyangka jika penggunaan gadget yang tidak teratur akan menyebabkan gejala gangguan mental pada remaja. Mulai dari peningkatan laju kecemasan, depresi, gangguan perhatian, autisme pada anak, bipolar, dan lainnya. Jika konsumsi gadget dilakukan berlebihan, maka akan memciu timbulnya stress dan depresi pada anak dan remaha. Biasanya stress ini dipicu karena permainan-permainan game yang dilakukan dalam gadgetnya. Sehingga menyebabkan kondisi mental menjadi terganggu.
  5. Terganggunya Perkembangan Anak. Biasanya hal ini terjadi pada anak-anak dengan orang tua yang cukup kecanduan pada gadget nya. Sehingga menyebabkan masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Anak membutuhkan stimulus yang berasal dari orang terdekat dan lingkungannya untuk bisa mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Jika orang tua terlalu asyik dengan gadget yang dimilikinya, maka orang tua tidak bisa merespon dengan cepat akan kebutuhan anak. Misalnya saja seorang anak yang tidak diajak bicara, tidajk diajak main bersama, dan lainnya.

  1. Kurangnya Sosialisme dengan Sekitar. Hal ini jelas akibat penggunaan gadget yang berlebihan. Sehingga menimbulkan sikap indvidualisme yang tinggi. Setelahnya, dampak menjadi pribadi yang individualis adalah, tumbuhnya sifat apatis terhadap sesama.

Nah itu tadi beberapa dampak psikologis penggunaan gadget. Kemungkinan besar dampak ini akan sering terjadi pada anak-anak. Untuk itu lah pentingnya peran orang tua untuk membatasi kebiasaan anak bermain gadget. Gadget memang dapat memberikan dampak positif jika digunakan sesuai dengan kebutuhan, namun juga bisa memberikan dampak negatif jika terlalu sering digunakan.

 

Gangguan Pernikahan

Selain itu dalam beberapa sumber telepon pintar ini juga termasuk ikut andil dalam mempengaruhi terganggunya hubungan pernikahan, seperti dikutip dari Boldsky sebagai berikut:

  1. Bebicara Hal Serius. Ketika pasangan sedang membahas sesuatu yang penting, lalu salah satu ponsel berbunyi dan mulai berbicara dengan seseorang di telepon, setelahnya pastilah tidak fokus pada apa yang ingin dibicarakan sebelumnya dan mood untuk bicara pun hilang.
  2. Bercinta. Ketika sedang bercinta, bunyi telepon tentunya akan sangat mengganggu. Anda atau pasangan akan loncat dari tempat tidur dan mengambil ponselnya, sementara salah satunya hanya mendapatkan momen yang canggung.
  3. Pulang Kantor. Ini adalah waktu di mana suami istri bisa saling berbincang setelah seharian sibuk dengan pekerjaan. Namun pastinya akan sangat menyebalkan lihat pasangan yang malah fokus pada ponselnya, dan bukan pada Anda.
  4. Akhir Pekan. Akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk habiskan waktu berkualitas dengan suami atau istri. Setelah merencanakan kencan dan pasangan datang telat karena sibuk telepon, Anda patut jengkel.
  5. Bertengkar. Ketika sedang bertengkar, ponsel berdering akan membuat suasana makin tak nyaman. Apalagi jika dia mengabaikan Anda dan justru mengangkat telepon yang berbunyi. Atau justru malah mengumbar cerita di sosial media. Hal ini hanya akan membuat jarak dalam hubungan makin jauh.
  6. Terlalu Banyak Telepon. Berbagai telepon ataupun pesan tertulis yang masuk ke pasangan, Anda pasti mengira itu dari rekan atau atasannya atau seseorang yang dianggap penting sehingga Anda akan membiarkan ia mengangkatnya. Inilah berbagai dampak buruk dari ponsel setelah menikah.

Sementara di kalangan bisnis dan profesional dikota kota besar saat ini mulai berkembang dimasyarakat jika dalam sebuah pertemuan baik formal maupun informal jika seseorang nampak tidak fokus dalam sebuah pembicaraan karena memegang smartphone dianggap tidak etis. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *