Entertainment
Erick Thohir: Menjadi Negara Maju harus Cintai Karya Seni dan Budayanya
JAYAKARTA NEWS— Menjadi negara maju, setiap warganya harus mencintai karya seni dan budayanya. Demikian sambutan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir ketika membuka pameran lukisan karya Srihadi Soedarsono, di Galeri Nasional, Jakarta, Rabu (11/3).
“Tahun ini menjadi momen spesial, karena kita bisa menyaksikan 44 lukisan karya maestro dan pejuang kemerdekaan Indonesia, bapak Srihadi Soedarsono (88 tahun) yang sudah lama kita tunggu,” kata Erick Thohir
Lebih jauh, Menteri BUMN juga menegaskan bahwa menjadi Indonesia maju tanpa mengembangkan dua komponen yaitu mencintai seni budaya dan alam, akan sia-sia. “Dua komponen itu harus menjadi bagian jati diri dan budaya kita. Dan kita tak boleh melupakannya,” tegas Erick Thohir.
Srihadi kali ini menggelar pameran tunggal bertemakan ‘Srihadi Soedarsono – Man x Universe’ ‘memotret’ keindahan landscape Indonesia sebagai semangat spiritual atas rasa kemerdekaan dan kebanggaan berbangsa. Karena landscape dalam perspektif Srihadi adalah tema yang lebih dalam dari sekedar lukisan pemandangan yang menyihir orang asing datang berkunjung.
Pengamat seni rupa, Rikrik Kusmara menyebut pameran Srihadi kali ini adalah pendekatan barunya yang diekspresikan tak lepas dari kondisi sosial politik Indonesia yang tensinya naik sepanjang 2016-2019, tahun-tahun Srihadi menghasilkan karya untuk pameran ini.
“Srihadi yang memperoleh Bintang Gerilya RI tahun 1958 melukis landscape layaknya mencatat kejadian-kejadian dan merekam perubahan-perubahan sampai hari ini. “Delapan karya di antaranya berukuran di atas 3 meter hingga 6 meter. Sebuah bukti tentang produktivitas, disiplin dan proses yang intens dari seorang seniman yang genap berusia 88 tahun,” urai Rikrik Kusmara.
Sedangkan kritikus seni rupa, Agus Dermawan T. mengungkapkan hampir semua lukisan Srihadi adalah tenang dan hanyalah sunyi yang menyisakan hening (Borobudur, Tanah Lot, Merapi, Bromo, Papua dll). “Ia menyukai yang hening. Srihadi mengaku bahwa ciptaan-ciptaannya bukan untuk siapa-siapa. Tetapi untuk Sang Empunya Alam. Srihadi selalu meyakini, sang pemilik alam itu ada dalam hening,” timpal Agus Dermawan T. (pik)