Feature
Berkah di Angka Merah
Jayakarta News – Lazimnya angka dengan tinta merah merupakan perlambang dari sesuatu yang buruk. Biasanya kegagalan prestasi. Namun tidak buat Mansetus. Berkah melimpah justru ia dapatkan dari angka-angka yang digores dengan tinta merah.
Ia justru mati-matian mengupayakan angka merah untuk kinerja yayasannya. “Angka bertinta merah itu menunjukkan tingkat kematian ibu dan anak di wilayah yang diintervensi program,” jelas Mansentus.
Data tabel menunjukkan perbedaan dramatis. Angka nol mendominasi tabel dengan tinta merah. Itu berarti, di daerah yang diintervensi program YKS, angka kematian menukik tajam. Sebaliknya angka hitam adalah kondisi angka kematian secara umum di daerah-daerah yang masyarakatnya belum tersentuh layanan kesehatan yang memadahi. Tak ada angka nol yang digores dengan tinta hitam. Ini berarti, kawasan-kawasan yang tidak diintervensi, kematian menjadi momok bagi pasien yang terlambat mendapatkan pertolongan medis.
Angka kematian ibu di daerah intervensi pada periode lima tahun terhitung mulai 2013 – 2017 hanya ada satu saja. Sebaliknya kawasan yang tidak diintervensi dalam lima tahun periode yang sama terjadi 22 kasus kematian ibu. Di areal bebas intervensi, angka kematian bayi 0-11 bulan pada periode 2013-2017 mencapai 257 kasus. Sedangkan daerah yang diintervensi angka kematianya berada di posisi 34 kasus. Kematian Balita 0-59 bulan di tempat yang tidak ada intervensi nangkring di angka 103, sementara daerah yang mendapat intervensi kasus kematiannya tak tembus angka 10.
Data tahun 2019 pun merujuk pada angka prestasi yang kurang lebih sama. Di kawasan intervensi, pada semester pertama tahun ini, kematian ibu nol kasus, kematian bayi usia 1-3 bulan pun nol kasus. “Kematian neo, pada bayi berusia 1-28 ada empat kasus dan ada lima kasus lahir mati,” urai Mansetus. Ia menambahkan bahwa untuk semester kedua tahun berjalan ini, belum semua data masuk sehingga belum dilakukan rekapitulasi.
Melihat YKS berhasil menyelamatkan banyak nyawa ibu dan balita, Mansetus cukup puas. Namun, ia tak lantas berhenti. Kabupaten Flores Timur terdiri dari 15 kecamatan. Baru lima kecamatan yang diintervensi Ambulans Motor. Belum lagi kabupaten-kabupaten lain, bukan hanya yang seprovinsi tetapi juga di belahan provinsi-provinsi yang terserak di seluruh penjuru Indonesia, pasti masih banyak yang belum terlayani fasilitas kesehatan secara mumpuni. “Saya mengharapkan YKS bisa melakukan ekspansi ke wilayah lain di Indonesia yang memiliki masalah yang sama,” tutur Mansetus.
Sepak terjang Mansetus menuai apresiasi dari berbagai pihak. Seabrek penghargaan ia sabet. Tahun 2010: SATU Indonesia Award dari Astra International; Tahun 2011: MDG Awards dari Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk pencapaian MDGs; Tahun 2013: Masuk Nominasi Liputan6 SCTV Award; Tahun 2013: Apresiasi The AusAID Indonesian Social Innovator Award Kategori Serving The Last Mile Diberikan Yayasan Kopernik dan Hubud bekerja sama dengan Australian Agency for International Development (AusAID); Tahun 2014: MNC TV Pahlawan untuk Indonesia; Tahun2018: Inisiatif Ambulans Motor dipilih menjadi bagian dari kampanye global Shell bertajuk “Shell Advance – Outride Anything”; Tahun 2019: masuk nominiasi SDG Global Action. Tahun 2019: Pengharagaan Smart Parctices dari Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI).
Mansetus yang kemana-mana mengendarai motor pribadinya itu memiliki semboyan hidup sebagai penyemangatnya, “Untuk sampai ke tempat tinggi kau harus melewati jalan di mana kau tak berarti apa-apa. Untuk meraih apa pun yang tidak kau miliki engkau harus mengabaikan cara-cara kepemilikan. Dan untuk mengetahui apa yang belum kau ketahui engkau harus melalui ketidaktahuan,” paparnya.
Saat banyak orang kemaruk memburu kehidupan yang serba wah, tatkala materi dikejar demi gengsi dan harga diri, ketika pesta dan pesiar menjadi semacam oksigen yang menjamin nadi berdenyut normal, Mansetus terus setia membesarkan YKS demi menyelamatkan nyawa anak bangsa. Satu impiannya yang ingin segera ia wujudkan, menghadirkan ambulans perahu. Ini penting untuk menjawab kondisi wilayah di daerahnya yang bertaburan pulau-pulau kecil, bagai manik-manik penghias katulistiwa bila diteropong dari angkasa. (Ernaningtyas)