Connect with us

Global

Serangan Bom Paskah Renggut 207 Nyawa

Published

on


JAYAKARTA NEWS – Bertepatan dengan perayaan Paskah hari Minggu, 21 April 2019, sebanyak 207 orang telah terbunuh di Sri Lanka setelah terjadi delapan serangan bom di gereja, hotel dan kompleks perumahan.

Seorang pejabat Sri Lanka mengatakan, serangan yang menyasar gereja itu diduga telah dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri, namun sejauh ini tidak ada klaim oleh pihak mana pun yang mengaku tanggung jawab langsung atas serangan tersebut.

Gereja-gereja yang menjadi sasaran adalah Gereja St Anthony di Kochchikade dan Gereja St Sebestian di Katuwapitiya, Katana, serta di Batticaloa. Ledakan pertama terjadi sekitar 8:45 waktu setempat.

Sementara itu tiga hotel yang menjadi sasaran serangan bom adalah Shangri-La Hotel (hotel bintang lima), Cinnamon Grand dan Hotel Kingsbury di pusat Kolombo.

Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe melakukan pertemuan dengan dewan keamanan nasional di rumahnya untuk hari berikutnya.

Dalam sebuah tweet-nya dia mengatakan, “Saya sangat mengutuk serangan oleh orang-orang pengecut ini terhadap warga kami hari ini.”

“Saya menyerukan kepada semua orang Sri Lanka, selama masa berkabung atas tragedi ini untuk tetap bersatu dan kuat,” tandasnya.

“Tolong hindari menyebarkan laporan dan spekulasi yang tidak diverifikasi. Pemerintah mengambil langkah segera untuk mengatasi situasi ini,” pintanya.

Penduduk Sri Lanka, dari total populasi yang sekitar 22 juta, 7,6 persen adalah Kristen, demikian menurut data sensus 2012.

Tentara Sri Lanka mengamankan kawasan geraja yang mendapat serangan bom.

Pencarian Korban

Pihak berwenang telah mulai melakukan pencarian korban di rumah-rumah di dekat lokasi ledakan ledakan kedelapan.

Laporan media lokal resmi menindaklanjuti tip-off menyebutkan bahwa ada lebih banyak ledakan di lokasi.

Hingga tengah hari waktu setempat, jumlah korban yang semula dilaporkan sekitar 150 orang, meningkat menjadi 189 – termasuk 11 warga asing yang tewas.

Samiddhi Samarakoon, wakil direktur Rumah Sakit Nasional Sri Lanka, mengkonfirmasi angka tersebut kepada New York Times.

Dewan Muslim Sri Lanka Mengutuk

Dewan Muslim Sri Lanka mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan terhadap gereja dan hotel. Dalam pernyataannya disebutkan, “Dewan Muslim Sri Lanka mengutuk serangan di istana-istana pemujaan saudara-saudari Kristen kita pada hari suci Paskah mereka, dan juga di hotel-hotel di Kolombo.”

“Kami berduka atas kehilangan nyawa saudara-saudara kita yang tak berdosa, karena elemen ekstremis dan kekerasan yang ingin membuat perbedaan antara kelompok agama dan etnis untuk mewujudkan agenda mereka.”

“Kami menyerukan kepada komunitas Muslim untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk orang-orang yang terkena dampak.”

Jam Malam di Seluruh Pulau

Pihak berwenang di Sri Lanka menetapkan jam malam yang berlaku mulai jam 6 sore waktu setempat hari ini hingga jam 6 pagi besok.

Pemerintah telah mematikan akses layanan media sosial utama seperti Facebook, Viber dan Whatsapp untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah.

Semua penerbangan domestik di Sri Lanka telah ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Serangan Kedelapan di Dematagoda

Ledakan kedelapan dilaporkan terjadi di Kolombo tengah, demikian informasi dari pemberitaan media lokal.

Ledakan itu terjadi di komplek perumahan di Jalan Mahavila Udyana pada pukul 14.47 waktu setempat.

Kepala polisi Pujuth Jayasundara sebelumnya mengirim peringatan intelijen pada 11 April kepada perwira tinggi tentang ancaman serangan bom pada Paskah.

Peringatan itu mengatakan, “Sebuah badan intelijen asing telah melaporkan bahwa NTJ (National Thowheeth Jama’ath) berencana untuk melakukan serangan bunuh diri yang menargetkan gereja-gereja terkemuka serta komisi tinggi India di Kolombo.”

NTJ adalah kelompok Muslim radikal di Sri Lanka yang selama ini telah menjadi berita utama, karena dikaitkan dengan vandalisasi patung Buddha.

Ledakan ketujuh terjadi di Dehiwala – pinggiran kota terbesar di Kolombo.

Dua orang terbunuh dalam ledakan itu, menurut laporan loca.

Diyakini ledakan itu terjadi di sebuah hotel di seberang Kebun Binatang Dehiwala. Korban dibawa ke Rumah Sakit Kalubowila.

Seorang saksi mata di TV lokal mengatakan dia melihat beberapa bagian tubuh termasuk kepala terpenggal di tanah dekat hotel. Sementara itu beberapa warga Sri Lanka melalui akun Twitter melaporkan mendengar ledakan keras.

Satu akun menuliskan, “(Saya) mendengar ledakan di Dehiwela .. apa yang terjadi ??”

Yang lain menambahkan, “Ada suara keras di sekitar Dehiwela. Apakah ada yang tahu apa?”

Gambar yang beredar di media sosial dan stasiun berita lokal menunjukkan kerusakan parah di salah satu dari tiga gereja yang ditargetkan dalam ledakan yang hampir bersamaan pada hari Minggu pagi.

Sebagian besar atap gereja meledak dalam ledakan bom itu, dengan genteng dan serpihan kayu berserakan di lantai, juga ada genangan darah di antara jemaah yang terluka.

Mereka yang terluka membanjiri rumah sakit setempat, di mana para pejabat melaporkan ratusan yang terluka diterima.

Pertanyaan

Sebuah pertanyaan besar, muncul menyusul adanya dokumen yang didapat AFP menunjukkan bahwa kepala polisi Sri Lanka, Pujuth Jayasundara mengeluarkan peringatan intelijen kepada perwira tinggi 10 hari yang lalu. Dia memperingatkan bahwa pelaku bom bunuh diri berencana untuk menyerang “gereja-gereja terkemuka”.

“Sebuah agen intelijen asing telah melaporkan bahwa NTJ (National Thowheeth Jama’ath) berencana untuk melakukan serangan bunuh diri yang menargetkan gereja-gereja terkemuka serta komisi tinggi India di Kolombo,” kata peringatan itu.

Kajadian ini mestinya bisa diantisipasi, karena sudah tercium intelijen lebih dari sepekan. Hal ini berbeda dengan kasus pembantaian di Selandia Baru di mana ancaman (pemberitahuan) diperoleh beberapa saat sebelum aksi penembakan terjadi.

Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena, yang terkejut dengan aksi tersebut, meminta rakyat tenang.

(sm/berbagai sumber)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *