Connect with us

Kabar

Selamat Ultah AHY, haruskah Melupakan Prabowo?

Published

on

JUMAT 10 Agustus 2018 ini, menjadi momen menarik dalam perpolitikan Indonesia. Inilah hari terakhir pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan maju pada Pilpres 2019 diberi kesempatan untuk mendaftarkan pencalonan diri mereka di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat.

Hari ini, juga bertepatan dengan ulang tahun Agus Harimurti Yudhoyono, yang genap 40 tahun. Usia yang menurut Max Supacoa, politisi Partai Demokrat, pas untuk masuk menjadi pemimpin bangsa.

Sekalipun menyerahkan sepenuhnya pemilihan calon wapres untuk pasangan Prabowo Subianto yang diusung Partai Gerindra kepada mantan Danjen Kopassus, para elite Demokrat sangat berhadap, kader terbaiknya, AHY menjadi pendamping Prabowo.

Apa lacur, Prabowo telah memutuskan Sandiaga Uno menjadi calon wapres yang akan mendampinginya. Kabarnya, PKS dan PAN menolak AHY. Kabarnya, kalau menurut klaim Andi Arief, Sandiaga Uno meng-entertain PAN dan PKS agar dirinya bisa mendampingi Prabowo. Semalam, pasangan Prabowo – Sandiaga Uno resmi diumumkan dengan dukungan tiga partai koalisi: Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera dan Parta Gerindra.

Pengumuman tersebut disampaikan  Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis 9 Agustus 2018. Dalam deklarasi tersebut,  Prabowo didampingi oleh  Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Presiden PKS Sohibul Iman.

Partai Demokrat yang sebelumnya  sempat menyatakan masuk koalisi, akhirnya memutuskan  tak ikut bergabung dengan koalisi Prabowo.  Koalisi yang coba dibangun, pecah.

Bagi AHY, ini menjadi kado pahit saat ulang tahunnya. Tapi dengan usianya yang masih 40 tahun, AHY masih memiliki banyak waktu untuk membangun kapasitasnya lebih unggul lagi. Apalagi, jika Presiden Jokowi terpilih kembali dan AHY menjadi anggota kabinet, akan menjadi ladang pembuktian bagi AHY untuk maju pada Pilpres lima tahun ke depan.

Tapi, rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat masih berlangsung. Jadi, bukan tidak mungkin apa yang menjadi keluh kesah Andi Arief, bisa dipahami namun keputusan Demokrat tetap mendukung Prabowo-Sandi Uno masih terbuka. Salah satu faktornya adalah chemestry SBY-Megawati yang sulit menyatu, membuat SBY sulit mendukung Jokowi.***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement