Connect with us

Feature

Pemerintah tak Peduli, Veteran Tentara Ini yang Terpaksa Mengemis

Published

on

HABIS manis sepah dibuang. Itulah gambaran yang dialami Mohammad Salim, seorang anggota  tentara, yang telah sukses menjinakkan ribuan ranjau darat, dilupakan begitu saja oleh pemerintah begitu dia tidak memiliki kemampuan kerjanya akibat kedua kaki dan sebelah tangannya putus terkena ledakan bom saat menjinakkan ranjau. Dia juga kehilangan sebelah matanya.

Tiga tahun lalu, tatkala dia bertuga untuk menjinakkan ranjau darat, menjadi titik sial dalam garis profesinya sebagai penjinak bom. Bahan peledak yang dijinakkan meledak, dan boommm…sebelah tangannya terputus oleh ledakan ranjau tersebut. Nyawanya dapat diselamatkan, tapi karirnya sebagai tentara pungkas.

Salim, warga  provinsi Ghazni tengah di Afghanistan ini, telah bertugas di tentara  nasional Afghanistan selama 14 tahun dengan penempatan di  Provinsi Paktia tenggara dan provinsi Nangarhar timur, selain  di provinsi asalnya sendiri.

Salim mengaku, selama bertugas sebagai tentara, dirinya  telah menjinakkan 3.775 bahan  peledak  improvisasi (IED).

“Itu adalah ranjau darat ke-3.776 yang meledak, ketika saya mencoba menjinakkannya  di distrik Achin, Nangarhar dan melukai saya dengan serius,” katanya. Salim kehilangan salah satu tangannya, kedua kaki dan matanya dalam ledakan.

“Istri saya ada bersama saya di rumah sakit selama beberapa hari dan ketika dia kembali ke rumah, rumah kami dijarah oleh perampok, tidak ada yang tersisa,” katanya.

Mohammad Salim menyesalkan,  pemerintah Afghanistan tidak memberikan bantuan kepadanya dalam tiga tahun terakhir ini.

“Saya menangis dan memohon kepada para pejabat di kantor tentara untuk membantu, tetapi tidak ada yang mendengarkan saya, kemudian ketua Asosiasi Pemuda menemui saya dan membantu saya,” katanya.

Salim, yang kini tinggal bersama istri dan kedua putrinya, benar-benar mengkhawatirkan tentang masa depan anak-anaknya.

“Saya tidak punya kaki dan tangan, anak perempuan yang kecil saya, bertanya mengapa saya sangat kecil dan laki-laki lain tinggi.”

Salim telah menerima surat penghargaan dari para pejabat sebagai pengakuan atas kinerjanya yang luar biasa selama pelayanannya, tetapi sekarang dia mengatakan dia harus mulai mengemis tanpa adanya dukungan pemerintah.

Nasrullah Seyasi, dari departemen urusan tentara cacat mengatakan, seandainya saja Salim merujuk kantornya, lembaga itu pastu  akan membantunya. Tapi, Seyasi menolak untuk berbicara lebih jauh  tentang masalah ini.

Juru bicara gubernur Ghazni, Mohammad Arif Noori, mengatakan tentara yang cacat dibantu oleh organisasi pemberi bantuan melalui program distribusi bantuan mereka.

“Kami memiliki rencana untuk membantu prajurit ini lebih lanjut,” katanya.

Sebelumnya, banyak tentara yang kehilangan anggota tubuhnya karena perang telah membuat keluhan serupa dengan Pajhwok.***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *