Connect with us

Feature

Oreo Supreme

Published

on

Jayakarta News – Oreo Supreme. Ini biskuit bulat kecil warna merah dalamnya dikasih pemanis. Ia viral karena harganya tak wajar. Di dalam negeri satu pack isi tiga ditebus Rp 500-600 ribu. Di negara luar harga bisa berlipat-lipat, tergantung nilai kurs mata uang masing-masing negara.

Padahal jika tak ada embel-embel supreme, di supermarket, oreo seperti ini–biasanya warna coklat tua–ini murah, per bungkus dibanderol tak sampai Rp 10 ribu. Rasanya seperti coklat biasa, manis karena diberi gula padat bertekstur lembut pada bagian dalamnya. Tak ada istimewanya, sama dengan biskuit kebanyakan yang disukai anak-anak.

Aneh tapi nyata, merek dan taste sama, karena ada embel-embel supreme, harga kedua biskuit itu bak bumi dan langit. Di dalam negeri banyak yang beli secara daring, menandakan orang berlebih uang di negeri ini berjibun. Apalagi di luar negeri fenomenal banget.

Kenapa bisa?

Produk apa pun ada pasarnya masing-masing jika dikelola dengan baik. Biskuit merah mahal karena supreme-nya itu. Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Drajat Tri Kartono mengatakan, merk supreme dari Amerika Serikat telah sukses membuat ikonnya menjadi suatu identitas populer.

Kolaborasi dengan oreo bukan pada fungsi makanan anak-anak, tetapi lebih karena image dan reputasi. Oreo supreme merupakan kerja sama antara biskuit oreo dengan perusahaan streetwear supreme.

Untuk mengulas harga oreo supreme, rasanya harus dimulai dari sejarah supreme itu sendiri.

Ini perusahaan raksasa streetwear ini berawal dari toko skater dan hip hop bawah tanah di Manhattan, New York, yang dibuat oleh James Jebbia pada 1994. 

Dari toko kecil, supreme berkembang menjadi raksasa dengan toko yang tersebar di berbagai negara. Ia menjadi simbol perjuangan dan kesuksesan makanya menjadi brand yang punya nilai jual.

Eko Guruh

Hal serupa juga terjadi pada sepeda. Kenapa brompton nilai jualnya selangit, padahal ada  sepeda sejenis lain yang harganya jauh di bawah? Model dan fungsi keduanya memang sama. Spek berbeda maka harganya pun berbeda.

Terlepas dari itu, ada faktor lain yang ikut menentukan, yaitu kepiawaian membentuk brand. Penggemar memiliki andil yang cukup besar untuk menentukan imej sehingga selalu membuat branding bagus.

Karena komunikasi terbangun baik tak peduli produk ada kekurangan, karena antar kelompok punya keterikatan emosi mereka tak acuh. Jika terlanjur cinta–dan biasanya ‘membutakan’–otomatis mainan itu sangat dikultuskan.

Maka harga pun bukan lagi jadi ukuran. Sejauh penggilanya mampu menyatukan dan memenej komunikasi antar mereka dengan baik, apa yang dimilikiknya  tetap jadi idola. Komunikasi yang terjalin lewat pertemuan dan diskusi antar pehobi menciptakan loyalitas sejati.

Namanya loyalis, mereka tak goyah meski dirayu. Kesetian terus berjalan bergaris lurus aktifitas mereka dalam komunitasnya. Semakin kuat komunitas, semakin kuat loyalitas anggotanya. Sebaliknya semakin pudar komunitas maka juga makin goyah pula kesetiaan anggotanya.

Oleh sebab itu tak usah heran dengan oreo supreme. Ia mahal karena di belakangnya ada loyalitas yang baik. Maka jika ingin seperti itu, atur emosional loyalis secara baik. Wadahi mereka kasih kanal berbicara Jika berjalan sempurna, bisa-bisa 360 akan menjadi mahal, sama dengan oreo supreme itu mahal karena prilaku loyalisnya.

Salam. (eko guruh)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *