Connect with us

Feature

Hobi RR, Mengulik Masakan Nusantara

Published

on

Jayakarta News – Indonesia memiliki ribuan pulau, dihuni oleh suku bangsa atau etnik yang berbeda di setiap daerah. Bukan hanya itu, bahasa, budaya serta tradisi juga beranekaragam, bahkan masakannya punya ciri khas tersendiri. Ini yang membuat wisatawan asing tertarik berkunjung.

Ada cerita seorang wisman warga negara Norwegia berlibur ke Indonesia selama tiga minggu dan membuat lagu khusus untuk nasi Padang. Menurutnya luar biasa enaknya masakan Padang. Wisman tersebut, Audun Kvitland Røstad tinggal di Trondheim.

Jadi kuliner juga termasuk tujuan orang berwisata. Ada wisatawan itu sukanya sebatas mencicipi. Tetapi ada juga sambil menelusuri daerahnya, sekalian ingin tahu dan mencoba kuliner daerah tersebut.  

Seperti penuturan sosok wanita ini, yang bernama RR Sasmaya Hati, S.Psi, M.Psi, seorang psikolog. Melalui WhatsApp, Sabtu (16/5) ia menulis, “Kalau saya berkunjung ke suatu tempat (daerah), saya rajin mencicipi kuliner atau masakan khas daerahnya. Lalu sesampai di rumah mulai membayangkan kembali rasa masakan dan bumbunya apa saja kemudian dicoba untuk memasaknya.”

Hanya saja, tambahnya, saja ada beberapa kategori yang menjadi favorit sehingga lebih sering memasak sebagai menu di rumah bersama keluarga. “Saking banyaknya, nggak bisa dihitung juga,” ujar RR Sasmaya Hati yang biasa disapa RR.

Lalu RR menyebutkan beberapa masakan khas di beberapa daerah mulai dari masakan khas Provinsi Aceh, misalnya ayam tangkap, mie Aceh, tumeh geumoloh (Tumis Bandeng), gulai tongkol Aceh dan lainnya. Begitu juga Sumatera Utara, ada soto Medan, gulai kakap, lontong Medan, nasi uduk, Ikan Mas Arsik, daun ubi tumbuk, sambel tuk-tuk, ayam napinadar, saksang, dan mie godog.

Kalau dari Kepulauan Riau masakan khasnya, RR suka Ikan Patin, Telor Ikan dan lainnya, Palembang ada pempek, tekwan, model, otak-otak kuah cuko, mie celor dan lainnya. Sunda atau Jawa Barat, ada presmol gurami, presmol ikan nila, karedok, empal gentong Cirebon, bubur ayam cirebon, tahu gejrot, cilok, cireng, dan banyak lagi. “Kuliner Sunda termasuk favorit saya,” imbunya.

Kemudian Jawa Tengah ada tauto Tegal, kupat Bongkok, tahu pletok, tahu aci, ayam bumbu rujak, ayam geprek. “Ini juga nggak bisa saya sebutin satu-satu, dan hampir semua bisa saya masak,” katanya.

Di Bali ada ayam Betutu Gilimanuk, sate lilit, sambel matah, plecing kangkung, ayam Bekeren (spesial makanan raja-raja Bali). Makasar ada Coto Makasar, Palubasa, es pisang ijo, jalangkotek. Manado ada ayam woku, cumi bakar bumbu rica-rica, es Manado.

“Di Malang ada mendol tempe, sayur asem, rawon, nasi langgi dan lain-lain. Banyak yang sudah saya cicipi dan saya coba masak di rumah,” ujar RR alumni dari Universitas Sumatera Utara (USU).

RR Sasmaya Hati dan dua masakannya. Kiri: es pisang ijo (Makassar), dan sebelah kanan: ayam woku khas Manado. (foto: RR)

Setelah menyebutkan beberapa masakan khas Nusantara, RR juga memberikan satu resep masakan khas Manado, yaitu ayam woku Manado.

Bahan-bahannya yaitu 1/2 Kg ayam lokal potong-potong sampai  8 potong,

1 bh jeruk nipis diperas airnya lumuri ke ayam yang sudah dipotong, kemudian

1 ikat daun kemangi, petikin daunnya,

1 ikat daun pandan iris-iris panjang kira-kira 5 cm, 5 lbr daun jeruk, 2 lbr daun salam, 5 bh daun prey potong-potong panjang kira-kira 5 cm,

1 batang sereh di geprek, minyak goreng 3 sdm, air 500 ml, kaldu 1/2 sdm, garam, gula secukupnya.

Lalu bumbu yang dihaluskan, yaitu

5 bh cabe merah, 15 bh cabe rawit merah / caplak, bawang merah 5 bh

bawang putih 5 buah, kunyit kira-kira 3 cm, lengkuas muda 1 jempol, sereh 2 batang.

Cara buatnya: Bumbu yang sudah dihaluskan dengan chopper/blender ditumis dengan minyak goreng, lalu masukan sereh geprek, daun salam, sampai rata, masukkan ayam yang sudah dipotong tadi, lalu kira-kira bumbu sudah menyatu dengan ayam, baru tambahkan air biarkan mendidih, kemudian masukan semua daun-daun tadi, seperti daun jeruk, daun prey, daun pandan dan daun kemangi..tunggu sampai air agak susut dan matang ayamnya, tambahkan kaldu, garam dan gula pasir sedikit saja baru angkat dan sajikan.

Ketika ditanya mulai kapan suka masak memasak, RR menjelaskan bahwa dulu, dari sebelum ia lahir, ayah sudah punya resto di Jakarta, tapi kebakaran saat peristiwa Kerusuhan 98. “Jadi sejak kecil sering lihat dan bantuin ibu memasak,” tuturnya.

Mulai memasak sendiri kelas 3 SD karena kebetulan, ia masuk sekolah siang. Ibunya memberi uang belanja, lalu ia yang belanja dan memasak. “Jadi kalau bidang masak-memasak saya sudah hobi dari kecil dan biasa kalau berkunjung ke suatu tempat, aku rajin kuliner mencicipi masakan khas daerah tersebut dan memasaknya,” kata RR lagi.

Sebelum mengakhiri RR mengatakan, “Oh iya, masakan khas Betawi juga saya bisa buat, seperti Soto Betawi dan lainnya,” ujar wanita Jawa Tengah, yang memiliki buyut blasteran Kalimantan dan Belanda itu.

Satu daerah yang belum pernah dikunjunginya adalah Toraja. Meski begitu, ia tahu juga masakan khas Toraja. “Tidak sekadar tahu, tetapi juga bisa memasaknya di rumah,” kata RR yang saat ini menjabat GM HRD, Government Relation di Bestrise Advanced Industry dan dosen di Univ. Potensi Utama. (Monang Sitohang)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *