Connect with us

Kabar

LIPI Tuntut Detik.Com Minta Maaf

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) minta Detik.com menghapus laman berita di kanal video 20 detik dan menuntut permohonan maaf dari pengelola portal berita tersebut.

Protes yang disampaikan Kepala Pusat Penelitian Politik-LIPI (P2P LIPI), Prof. Dr. Firman Noor, MA sehubungan dengan beredarnya pemberitaan secara luas terkait keterlibatan LIPI dalam Diskusi “Migrasi Suara Pilpres 2019: Hasil Survei versus Realitas” yang diselenggarakan oleh Rumah Demokrasi di Jakarta, pada hari Minggu, 24 Maret 2019.

LIPI memberikan klarifikasi bahwa, maka LIPI mengklarifikasi bahwa keahadiran peneliti LIPI, yakni Firman Noor dan Aisah Putri Budiatri , dalam diskusi tersebut sebagai narasumber untuk mencermati secara umum peluang migrasi suara dalam Pemilu 2019, dengan melihat peluang migrasi dapat terjadi melalui perpindahan dari satu pasangan calon ke pasangan calon lain, dan/atau dari swing voter ke salah satu pasangan calon.

Firman menegaskan, LIPI tidak pernah mengeluarkan hasil survei yang menyatakan elektabilitas Jokowi – Maruf 40,30%, Prabowo – Sandi 45,45% dan responden yang menjawab “Tidak tahu/tidak menjawanb” 14,25%.

Ditegaskan, hasil survei yang disampaikan dalam diskusi pada tgl 24 Maret 2019 tersebut adalah hasil survei yang dilakukan oleh Rumah Demokrasi, dan disampaikan Ramdansyah. “LIPI tidak terlibat sama sekali di dalam proses dan penyampaian hasil survei tersebut,” tandasnya.

“Terkait dengan pemberitaan video 20 detik oleh Detik.com, maka hal ini dapat menimbulkan interpretasi yang menyesatkan dan menimbulkan kesalahpahaman, sehingga LIPI meminta laman berita tersebut dihapus dan menuntut permohonan maaf oleh pihak detik.com,” ujar Firman menekankan dalam pernyataan tertulisnya.

Firman meminta semua pihak agar lebih cermat, berhati-hati dan bertanggung jawab dalam menyampaikan atau menyebarluaskan berita kepada publik agar tidak terjebak pada pemberitaan hoaks yang dapat merugikan kredibilitas sebuah lembaga, khususnya lembaga penelitian seperti LIPI .***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *