Connect with us

Ekonomi & Bisnis

Human Capital Index RI Masih Tertinggal di ASEAN

Published

on

SALAH satu oleh-oleh dari forum pertemuan IMF-Bank Dunia yang pekan lalu berlangsung di Nusa Dua Bali adalah rilis Bank Dunia: Human Capital Index (HCI).

Menurut ekonom Faisal Basri,  selama ini yang menjadi acuan adalah Human Development Index (HDI) dari  United Nations Development Programme (UNDP) yang dipublikasikan tahunan sebagai  Human Development Report. Pada tahun  2017,  Indonesia menempati urutan ke-116 dari 189 negara.

Akan halnya dengan HCI (Metodologi HCI), menurut  Bank Dunia, modal manusia terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan kesehatan yang mengakumulasi sepanjang hidup manusia, yang memungkinkan mereka untuk menyadari potensi mereka sebagai anggota masyarakat produktif.

“Kita dapat mengakhiri kemiskinan ekstrim dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dengan mengembangkan sumber daya manusia. Untuk itu, dibutuhkan investasi pada orang-orang melalui nutrisi, perawatan kesehatan, pendidikan berkualitas, pekerjaan dan keterampilan,” jelas Faisal dalam blognya.

Dalam pemeringkatan HCI ini, empat peringkat tertinggi diborong oleh negara-negara Asia, yakni Singapura, Jepang, Korea dan Hong Kong.  Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-87 dari 157 negara. Capaian itu   lebih buruk ketimbang lima negara ASEAN, namun lebih baik dibandingkan dengan tiga negara ASEAN lainnya dan dua anggota BRICS, yaitu India dan Afrika Selatan.

Screen Shot 2018-10-15 at 01.30.15

Selain Bank Dunia, World Economic Forum (WEF) juga menerbitkan index serupa melalui  “Global Human Capital Report” (GHCR).

 

Screen Shot 2018-10-15 at 01.30.15

 

Dalam versi WEF, GHCR  Indonesia berada di peringkat ke-65 dari 130 negara. Posisi Indonesia lebih buruk dari lima negara ASEAN dan lebih baik dibandingkan dengan tiga negara ASEAN lainnya. Namun,  versi WEF ini menempatkan Indonesia lebih tinggi dari Brazil yang merupakan salah satu negara anggota BRICS.

 

Screen Shot 2018-10-15 at 01.27.21

 

Fasilan berharap, Indonesia akan makin terpecut untuk mengejar ketertinggalan dari mayoritas negara ASEAN dalam pengembangan modal manusia. “Jika sebatas business as usual, ancamannya adalah masuk ke dalam middle income trap dan mayoritas penduduk akan sengsara ketika memasuki hari tua,” tandasnya. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *