Kabar
Gugus Tugas Memanggil Jiwa-jiwa Pahlawan
Jayakarta News – Tim Koordinasi Relawan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, masih terus membuka pendaftaran bagi para calon relawan. Atas nama negara, Gugus Tugas memanggil jiwa-jiwa pahlawan untuk ikut berjuang melawan pandemi Covid-19.
“Kami berterima kasih kepada para relawan. Hingga hari ini, masyarakat masih menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk dapat terlibat dalam kerja-kerja kemanusiaan melawan pandemik Covid-19,” ujar Andre Rahadian, Koordinator Tim Relawan Gugus Tugas.
Andre kembali menyebutkan, link yang dapat diakses masyarakat yang bersedia menjadi relawan. Adapun link yang dapat diakses adalah http://deskrelawanpb.bnpb.go.id/covid-19/
Bersama segenap tim koordinator relawan, Andre mengoptimalkan sistem perekrutan yang sudah dibuat. Antara lain sistem FIFO (first in first out), atau dengan kata lain prioritas bagi pendaftar yang lebih awal. “Di samping, pertimbangan kriteria dan protokol serta prosedur yang ada,” tambahnya.
Ditambahkan, jalur menjadi relawan melawan Covid-19, tidak hanya ada di bawah kendali Gugus Tugas, atau di bawah BNPB, tetapi bisa juga masuk melalui Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, dan berbagai komunitas yang ada di berbagai daerah yang dikoordinir oleh berbagai bentuk ormas dan lembaga swadaya masyarakat.
Terakhir, Andre meng-up-date data hingga 18 April 2020 pukul 18.00, yang masuk sitroom Tim Koordinasi Relawan berjumlah 25.887 orang. Mereka terdiri atas Relawan Medis 21.072 orang, Relawan Non Medis 4.815 orang, dan Relawan Hotline 2.167 orang.
Tambahan data didapat dari Kemendikbud melalui koordinasi via video call. Tak kurang dari 15.000 mahasiswa telah siap bergabung bersama Tim Relawan Gugus Tugas Covid-19. “Mari, kaum milenial dan seluruh masyarakat Indonesia, darmakan baktimu untuk Ibu Pertiwi,” kata Andre Rahdian.
Kerjasama Himpinan Alumni
Tidak berhenti sampai di situ. Tim Relawan Gugus Tugas juga menggalang kerjasama dengan Himpunan Alumni Perguruan Tinggi Negeri (Himpuni). Bentuknya, membuat program kerjasama dengan 40 ikatan alumni PTN untuk mensuport tenaga medis termasuk pemberian APD di seluruh Indonesia melalui Himpuni. “Kegiatan ini sudah kami mulai laksanakan pada tanggal 18 April 2020 dengan lima-belas perguruan tinggi dan Akan terus berjalan” tandas Andre.
Adapun ke-15 perguruan tinggi dimaksud adalah: Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Brawijaya, Universitas Terbuka, Universitas Hasanudin, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret, Universitas Andalas, dan Universitas Jember.
“Kami menerima usulan dan lokasi serta juga menyusun program bersama untuk masing-masing jaringan alumni di daerah. Nantinya, masing-masing organisasi wajib membuat laporan tujuh hari setelah kegiatan,” tambah Andre.
Insentif bagi Relawan
Dalam kesempatan itu, Andre Rahadian juga merasa perlu menyampaikan ihwal simpang-siurnya informasi seputar insentif bagi para relawan. Bahwa Tim Relawan memang mengalokasikan insentif untuk para tenaga medis yang sudah bertugas dibawah koordinasi BPPSDM Kesehatan. Bentuk apresiasi tersebut berupa Insentif Tambahan sebesar masing-masing Rp 1 jt. “Saat ini sudah 304 Relawan Medis yang diberikan insentif tambahan yang sudah ditempatkan di Wisma Atlet,” katanya.
Kemudian terkait permintaan relawan, Andre juga memberi penjelasan ihwal protokol alur permintaan relwan dari lembaga-lembaga yang sudah difinalisasi. Intinya, tim relawan mempersiapkan relawan medis, non medis, pendukung data yang dihimpun dari link BNPB, Kemendikbud, Kemenkes, dan BUMN.
Seluruh pihak yang membutuhkan relawan tersebut bisa menghubungi masing-masing bidang peruntukan. Setiap bidang bisa memproses permintaan kebutuhan relawan dan harus sepengetahuan ketua bidang masing-masing. Adapun persetujuan pemberian data relawan dilakukan oleh Ketua Tim Koordinator. “Protokol ini penting untuk mempermudah akses kebutuhan relawan di seluruh Indonesia,” pungkas Andre Rahadian. (*/rr)