Connect with us

Kabar

Gema “Cerita tentang Kawan” di Museum Sandi

Published

on

JAYAKARTA NEWS, Yogyakarta – Kumpulan cerpen ‘Cerita tentang Kawan’, diterbitkan Tonggak Pustaka. Cerpen dihimpun dari para cerpenis berbagai kota. Peluncurannya, akan dilakukan pada moment Sastra Bulan Purnama edisi 140, Sabtu (20/5) pkl. 15.00 di Museum Sandi Jl. Faridan M Noto No.21, Kotabaru, Yogyakarta.

Museum Sandi tepatnya berada di utara Raminten dan Balai Bahasa Yogyakarta. Lebih pas lagi, sebelah barat SMA Stella Duce 1, Kotabaru, atau sebelah selatan ban-ban Gondolayu.

Kepala Museum Sandi, Setyo Budi Prabowo menyebutkan, museum Sandi terbuka terhadap kegiatan sastra, karena sesungguhnya, museum Sandi bisa dimasukan di area pengembangan literasi. “Sastra dan koleksi museum saling bisa mengisi dan menginpirasi,” kata Setyo Budi Prabowo.

Para penulis cerpen ini datang dari kota yang berbeda, Anto Narasoma (Palembang), Dewi Anggraeni (Australia), Kurnia Effendi, Lies Wijayanti, Dyah Arini SW (Jakarta), Yonas Suharyono (Cilacap), penulis lain tinggal di Yogyakarta: Aris Basuki, Agus Suprihono, Bey Saptama, Dhanu Priya Prabawa, Meuzt Prast, Ninuk Retno Raras, Ons Untoro, Krishna Miharja daam Margareth Widhy Pratiwi. Sastra Bulan Purnama edisi 140 ini bertajuk: “Cerita tentang Kawan di Bulan Purnama’.

Cerita Kawan-kawan

Cerpen dalam buku ini, sebelum diterbitkan ditayang di website tonggakpustaka.com, setiap hari Selasa. Di bulan Mei diterbitkan untuk diluncurkan di Sastra Bulan Purnama. Penerbitan ini kerjasama dengan PT. Luas Birus Utama.

Bey Saptama

Menurut Indro Suprobo, editor buku cerpen ini, Cerita tentang Kawan, sebagai kumpulan cerita bercerita tentang kawan-kawan. Sebuah cakrawala luas yang memberi kemungkinan untuk memasuki beragam pintu pengalaman. Semuanya adalah cara berbagi yang memungkinkan setiap orang untuk saling menumbuhkan dan memperluas diri.

“Namun ada hal utama yang tak boleh terlupa. Cerita adalah perluasan dan artikulasi diri manusia sendiri. Cerita-cerita yang dibangun, sebenar-benarnya adalah artikulasi manusia tentang siapa dirinya. Meskipun menghadapi pengalaman-pengalaman yang barangkali sama, cerita-cerita yang dibangun oleh setiap manusia tentangnya, selalu memiliki kemungkinan berbeda. Itulah tanda-tanda dari keunikan manusia,” ujar Indro Suprobo.

Sementara, Ons Untoro, koordinator Sastra Bulan Purnama mengatakan, selama ini puisi dan cerpen secara bergantian mengisi Sastra Bulan Purnama yang diselenggarakan setiap bulan. Karena biasanya, penyair sekaligus cerpenis, atau setidaknya selang seling antara menulis puisi dan cerpen.

Cerpenis Membawa

Eko Winardi

“Meskipun selama ini, Sastra Bulan Purnama lebih sering menampilkan pembacaan puisi ketimbang pembacaan cerpen,” ujar Ons Untoro.

Beberapa cerpenis akan membacakan puisi karyanya, atau membacakan cerpen karya orang lain.  Bey Saptama, penulis novel sastra Jawa dan pemain ketoprak, akan membacakan cerpen berjudul ‘Dinda Kekasih Masa Laluku’ karya Agus Suprihono. Meuz Prast, seorang perupa, akan membacakan penggalan cerpen karyanya sendiri berjudul ‘Mimpi  Djene di Serapeum”.

Ninuk Retno Raras, yang sejak tahun 1980-an sudah sering menulis cerpen, akan membacakan penggalan cerpen karyanya sendiri yang berjudul ‘Ziarah’. Margareth Widhy Pratiwi, seorang penulis novel berbaahasa Jawa, akan membacakan pethikan cerpen karyanya yang berjudul ‘Antara Aku, Ibu dan Anak Perempuanku’.

Eko Winardi, seorang aktor teater, akan mengolah cerpen berjudul ‘Senyuman Butet’ menjadi satu pertunjukkan. Eko, sebagai aktor telah melakukan banyak pentas bersama teater Perdikan, maupun pentas monolog.

Selain pembacaan cerpen akan ada selingan lagu puisi dari Yupi, seorang pelantun lagu puisi, dan akan menggubah puisi Dedet Setiadi, penyair dari Magelang menjadi lagu.

Joshua Igho, penyair dari Magelang, akan memaikan piano sepanjang pertunjukkan untuk memberi nuansa musikal dalam pembacaan cerpen. (pr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *