Connect with us

Feature

Balada Durian Jatuh Menjelang Subuh

Published

on

Seratus persen durian jatuhan dari pohon. Daging tebal kuning tembaga, dengan biji sangat kecil. Kualitas super hanya Rp 20.000 per buah. Foto: Ahmad Zaen

SEORANG teman pernah memberi tips memilih durian enak seperti ini, “Hitung saja durinya, kalau ganjil pasti enak!”

Ah… lupakan tips yang aneh itu. Mari kita baca kisah menarik dari Desa Talang Alai, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Cukup jauh memang. Lebih jauh dari Palembang, tapi lebih dekat dari Medan.

Daerah ini, menyambut datangnya tahun 2018 dengan panen durian. Hingga semalam dinihari (3/1/2018), warga Desa Talang Alai jarus berjaga sepanjang malam, memanen durian jatuh hingga subuh. Ketahuilah. Durian Talang Alai, Seluma terkenal dengan cita rasa yang menggoda selera. Bukan saja legit, warna daging durian yang kuning tembaga, bakal meninggalkan rasa lezat yang melekat kuat di bibir, di benak, dan di hati.

Daging tebal legit, biji kecil, harga murah. Apa lagi yang dicari dari sebuah durian? Foto: Ahmad Zaen

Biji durian kecil, bahkan sangat kecil dengan daging buah durian yang tebal, juga menjanjikan kepuasan menyantap durian ini. Tidak heran, apabila buah durian dari Talang Alai atau dikenal dengan sebutan durian dari ‘Pondok Rubuh’, laris manis di pasaran.

Pondok Rubuh sendiri adalah nama sebuah dusun di Desa Talang Alai yang memiliki ratusan pohon durian berusia puluhan tahun. Yang menarik, kita tidak perlu membeli buah durian apabila berkunjung ke desa itu. Syaratnya, Anda tinggal konfirmasi kepada pemilik pohon durian, dan Anda akan ditawari ikut menunggu durian jatuh di pondok kebun. Nah, silahkan bawa pulang durian yang didapat.

Memang, harus sedikit “kerja” untuk mendapatkan durian gratis yang sangat lezat itu. Pasalnya Anda harus berjalan kaki beberapa kilometer menuju lokasi kebun durian, dengan menyusuri jalan perbukitan yang menanjak dan menurun.

Beberapa ratus meter kita melangkahkan kaki di perkebunan warga, terlihat puluhan sinar lampu senter di kegelapan malam. Ternyata di saat musim durian, puluhan warga berjaga di pondok kebun miliknya untuk menunggu durian jatuh dari batangnya.

Di dalam kebun, kita akan mendengar suara bersahut-sahutan bunyi, bak-buk-bak-buk… dari beberapa penjuru di sudut kegelapan. Suara itu adalah suara durian jatuh dari pohonnya. Menjelang subuh, hasil durian yang telah terkumpul disusun dan dimasukkan ke dalam ‘kiding’ atau keranjang, dan dibawa pulang ke rumah. Membutuhkan waktu sekira 1,5 jam untuk berjalan pergi pulang.

Sampai di rumah, kita dipersilakan membawa pulang durian yang kita dapat di kebun semalam. Apabila kita tidak berminat untuk mendapatkan durian gratis, maka tempuhlah cara mudah. Tunggu saja mereka kembali dari kebun durian di perkampungan itu. Setelah mereka datang membawa durian runtuh, silakan beli dengan harga yang tidak mahal.

Untuk ukuran durian super dijual dengan harga Rp 20 ribu per buah, Rp 15 ribu untuk ukuran sedang dan Rp 10 ribu untuk durian ukuran kecil. Jika berminat, silakan mencoba, menunggu durian runtuh hingga subuh di pedalaman Seluma, Bengkulu. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *