Connect with us

Feature

Sutiyoso dan Kisah “Blue Jeans Soldier”

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Sutiyoso. Nama ini cukup lekat di benak warga ibu kota Jakarta. Sebab, 10 tahun ia genap menjabat Gubernur DKI Jakarta (6 Oktober 1997 – 7 Oktober 2007). Salah satu peninggalannya adalah jalur busway (Trans Jakarta).

Ada banyak karya lain dari seorang Sutiyoso, lulusan AMN 1968. Untuk dan ada nama kenangan, ia pun menjadikan lokasi rumahnya di Jalan Kalimanggis Nomor 100 Kelurahan Jatikarya, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat sebagai museum. Museum itu diberinya nama Museum Bang Yos. Bang Yos adalah panggilan akrab yang didapat saat menjadi orang nomor satu di Jakarta.

Museum yang terletak arah belakang Plaza Cibubur, Kranggan itu, relatif baru. Ia diresmikan oleh Ketua Wantimpres Wiranto pada hari Minggu, 15 Maret 2020. Persis di awal-awal kasus corona masuk Indonesia. Tercatat, kasus nomor 1 dan kasus nomor 2 WNI yang terpapar Covid-19 adalah tanggal 2 Maret 2020.

Mungkin karena itu pula, museum ini seperti “tenggelam” pasca diresmikan. Imbauan ‘stay at home’, ‘work from home’ hingga pemberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) membuat masyarakat enggan beranjak, jika tidak untuk sesuatu yang urgent.

Namun tiba-tiba nama Museum Bang Yos muncul lagi, setelah dikunjungi Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, Sabtu (14/11/2020). Bamsoet, panggilan akrabnya, sangat terkesan dengan pameran perjalanan hidup Bang Yos sejak kecil, selama berkarier di militer, hingga terjun ke panggung politik.

Di antara sekian banyak benda, patung, foto, dan aneka barang memorabilia yang paling menarik adalah masa-masa penugasan Sutiyoso sebagai prajurit baret merah (Kopassus). Salah satunya adalah patung Mister Mannix, The Blue Jeans Soldiers.

Mannix adalah julukan untuk Sutiyoso saat bertugas di Timor Timur tahun 70-an. Saat itu, ia dan pasukan ditugaskan menyusup secara rahasia ke Timtim. Sebelum masuk, mereka memanjangkan dulu rambutnya hingga gondrong. Tidak hanya berambut gondrong, mereka juga menambahkan atribut lain, yakni mengenakan kaos, celana jins biru (blue jeans), plus atribut topi cowboy.

Nah, saat itulah ia mendapat nama julukan Kapten Mannix. Nama Mannix diambil dari serial televisi dari Amerika Serikat yang sangat terkenal ketika itu, The Mannix. Film seri yang diproduksi antara tahun 1967 sampai tahun 1976 itu dibintangi aktor Mike Connors.

Connors memerankan tokoh Joe Mannix, seorang detektif swasta yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat. Sebelumnya, ia adalah seorang detektif LAPD, yang kemudian mengundurkan diri dan memulai perjalanan petualangan mengejar orang-orang jahat dan menegakkan hukum di kota. Film yang sangat terkenal pada zamannya.

Nah, patung “Kapten Mannix” di museum Bang Yos menjadi salah satu daya tarik. Patung yang menggambarkan sosok Sutiyoso saat menyusup ke Timtim dengan rambut gondrong, berkaos dan bercelana jeans, serta bertopi cowboy. Dalam patung tadi digambarkan “Kapten Mannix Sutiyoso” menenteng senjata laras panjang.

Masih banyak koleksi museum lain di sini. Tetapi esensi benda-benda yang dipajang di museum adalah pesan moral tentang hakikat kerja keras pantang menyerah. Sutiyoso adalah anak seorang guru SD yang lahir dan besar di desa. Tanpa kerja keras dan semangat pantang menyerah, tidak mungkin mencapai posisi seperti yang ia raih, baik sebagai prajurit maupun sebagai pejabat negara.

“Museum Bang Yos saya yakin mampu memberikan pembelajaran bagi masyarakat luas. Bang Yos mampu membuktikan, walaupun hanya anak desa dengan ekonomi orangtua pas-pasan, dengan semangat dan usaha keras berhasil sukses sebagai tentara, gubernur, Kepala BIN dan pimpinan partai politik,” ujar Bamsoet seraya menambahkan, “Sutiyoso jadi Jenderal, Gubernur dan Kepala BIN.”

Anda bisa mengagendakan mengunjungi museum ini. Hanya saja, harus berombongan. (*/roso daras)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *