Connect with us

Feature

Siapa Pemenang Pilpres 2019, Ini Perhitungan Feng Shui-nya

Published

on

Pakar Feng Shui, Gunadi Widjaja—foto cybertokoh

JAYAKARTA NEWS— Pelaksanaan Pemilihan umum serentak 2019  tinggal menghitung hari. Rabu 17 April 2019 mendatang, masyarakat akan memilih Presiden untuk periode 2019-2024 juga akan memilih para wakil rakyat yang duduk di DPD, DPRD dan DPR RI. Meskipun ada banyak pemilihan yang bakal digelar pada 17 April nanti, namun agaknya perhatian kebanyakan orang hanyalah kepada Pilpres yang menampilkan paslon Joko Widodo-Ma’aruf Amin (No Urut 01) dan Prabowo-Sandiaga Uno (02).

Sebagaimana diketahui, hasil-hasil survey terkait  Pilpres telah dipaparkan oleh banyak lembaga survey. Bahkan hari ini pun, ada dua lembaga survey yang menyampaikan hasil survey terbarunya. Secara umum boleh dikatakan hampir semua hasil  survey menempatkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin di urutan teratas dengan selisih cukup signifikan dibanding pasangan Prabowo-Sandi.

Nah yang belum atau  mungkin jarang ada yang membuat adalah analisa berdasarkan Feng Shui. Siapakah yang paling unggul di antara dua pasangan ini dari ‘kaca mata’ feng shui. Apakah Jokowi-Amin atau Prabowo-Sandi? Siapa kah yang bakal ‘juara’ pada 17 April mendatang? Berikut ini hasil analisa pakar feng shui, Gunadi Widjaja. “Kesimpulan ini dengan merujuk berbagai materi, termasuk memperhitungkan shio dan unsur dari masing-masing calon,” ungkap pendiri Smart Astro ini.

Secara rinci dipaparkan  Gunadi, ada lima item yang ‘diteropongnya’ berdasarkan feng shui. CEO (pemimpin-Chef Excecutive Officer), operator (action), strategi, confidant (orang kepercayaan),  advisor (berbagai pendukung termasuk di  antaranya personil dan data intelijen).

Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, papar Gunadi, berdasarkan perhitungan dan analisa, keduanya adalah pasangan yang cocok dan saling melengkapi. Secara kepemimpinan keduanya memiliki persentase yang tinggi, Jokowi 24% sedang Ma’ruf Amin 38%. Ma’ruf juga memilik persentase tinggi pada action yakni 49%. “Jadi Ma’ruf itu tidak banyak ngomong tapi dia banyak bekerja,” jelasnya. Namun, tambahnya, kalau berdasarkan perhitungan, Ma’ruf tidak banyak memiliki orang-orang kepercayaan. Dia juga minim data.

Nah, beberapa kekurangan Ma’ruf Amin ini ditutupi oleh Jokowi yang ahli starategi dan memiliki banyak orang berkemampuan bagus. Cuma kalau soal data, ujarnya, Jokowi pun terlihat kurang.

Yang menarik dari perhitungan ini, ternyata kelemahan Jokowi-Ma’ruf Amin ini tertutupi oleh hadirnya  Erick Thohir. Ketua Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin ini memiliki banyak kelebihan yang membawa keuntungan bagi Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Advisor Erick Tohir, cukup tinggi yakni mencapai 43%. Itu artinya, personil-personil pendukung serta berbagai data melimpah dimiliki Erick. Orang-orang yang mendukungnya pun memiliki kapasitas tinggi. Itu terlihat dari persentasenya mencapai 29%. Demikian halnya dengan actionnya yang mencapai 28%,” ungkapnya.

 Lalu bagaimana dengan Prabowo dan Sandiaga Uno?

Berdasarkan perhitungan, kekuatan Prabowo hanya pada confidant (orang kepercayaan) dan advisor. Sementara untuk kepemimpinan, strategi dan action, terlihat lemah. “Persentase CEO hanya 8%, strategi 0% dan operator 4%,” ucapnya. Namun pasangannya Sandiaga Uno, bisa menutupi beberapa kekurangan Prabowo.

Sandiaga memiliki kepemimpinan yang tinggi yakni mencapai 46%, strateginya juga bagus mencapai 23%. Namun dia memiliki kekurangan pada action, confidant bahkan advisor. “Actionnya hanya 14%, kepemilikan orang-orang kepercayaan juga tidak banyak hanya 18%. Namun untuk advisor, dia sama sekali tidak memiliki alias ‘Nol Persen’,” ucap Gunadi.

Seperti halnya Jokowi-Ma’ruf Amin beruntung memiliki Erick Thohir, maka Prabowo-Sandi pun beruntung memiliki Djoko Santosa sebagai Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Sebagai ‘CEO’ persentase Djoko cukup tinggi yakni 32%. Dia juga tergolong ahli strategi dengan persentase 28%. Terkait action, Djoko Santosa tak kalah, persentasenya mencapai 23%.  “Jadi memang profil Djoko Santosa cukup kuat,” tambahnya.

Lalu, papar Gunadi lebih jauh, bagaimana  peluang kedua kandidat berdasarkan hitungan feng shui. Menurut  Gunadi, tergantung dari kebutuhan bangsa Indonesia. “Silahkan dilihat, profil masing-masing calon berdasarkan lima unsur tadi. Dari diagram tersebut sudah bisa dilihat siapa yang lebih unggul. Yang terlihat adalah Jokowi handal dalam hal kepemimpinan, strategi dan memiliki banyak orang unggulan.  Sementara Prabowo, lemah dalam kepemimpinan, strategi dan action,” jelasnya.

Dikatakan Gunadi, apa yang diuraikannya adalah berdasarkan data-data dan perhitungan Feng Shui, bukan ramalan. Artinya ada perhitungan ilmiah yang dilakukan, jauh dari klenik. “Perhitungan ini sepenuhnya science, ilmu pengetahuan, bukan supranatura,” tegasnya.

Nah, dari angka-angka yang tampil itu juga terlihat adalah tantangan masing-masing kandidat apabila pada 17 April mendatang mereka terpilih sebagai Presiden-Wakil Presiden. “Jokowi misalnya, tantangannya apabila nanti terpilih sebagai Presiden, adalah pada bagaimana dia yang memiliki  SDM unggul menempatkan mereka secara tepat pada bidangnya. Artinya The right man and the right place. Bukan sekadar tepat, tapi mereka itu benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik dalam mendukung pemerintahan Jokowi-Amin, serta mampu menjabarkan apa yang menjadi visi-misi dalam pemerintahan Jkw,” jelasnya.

Demikian juga Prabowo. Jika nanti Prabowo-Sandi keluar sebagai pemenang Pilpres, maka tantangan ke depan terlihat cukup berat. Di antaranya adalah masalah strategi, kepemimpinan dan action. “Prabowo-Sandi sebenarnya memiliki banyak SDM unggulan, juga memiliki banyak data inteligen plus personil hebat. Persoalannya bagaimana Prabowo dengan kepemimpinannya dapat memanage semuanya,” tutup Gunadi.***ebn

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *