Connect with us

Feature

Paranormal di Sekitar Kita

Published

on

DUKUN, paranormal, spiritualis, terserah Anda memilih sebutan yang mana. Apakah Anda pernah berhubungan dengan mereka? Untuk lancar bisis, barangkali? Enteng jodoh, mungkin? Biar naik pangkat? Atau barangkali sekadar penasaran atas barang berharga Anda yang dicuri orang? Jangan-jangan pernah iseng minta diramal?

Itulah uniknya dunia paranormal. Ia ada tetapi seperti tiada. Menjadi ada –dan penting– bagi orang yang percaya dan berharap bantuannya. Tapi, nyaris tidak ada satu pun pemakai jasa mereka yang terang-terangan mengakui secara terbuka. “Saya kaya raya karena dukun….,” sebuah pernyataan yang mustahil terucap, bukan? “Saya jadi bupati karena bantuan paranormal….,” tidak mungkin ada pengakuan seperti itu, bukan?

Paranormal dengan aneka sebutan, sejatinya sudah ada sejak berabad-abad lalu. Dalam Kitab Perjanjian Lama, bahkan disebut tentang penyihir dari Endor. Mitologi Yunani mengenal nama Cassandra sebagai cenayang yang sangat populer. Peradaban Eropa (Inggris), pada abad ke-12 mengenal nama penyihir hebat Morgan Le Fay sebagai musuh bebuyutan King Arthur. Masih banyak nama legendaris cenayang lain.

Penggambaran sosok cenayang legendaris, Cassandra (kiri), dan Morgan Le Fay (kanan).

Itu artinya, eksistensi dunia paranormal sejatinya sudah ada, nyata, dan diakui. Meski begitu, profesi ini sepertinya masih sulit untuk mendapat perlakuan sama dengan status atau profesi lain, semisal pengacara, dokter, dan lain sebagainya. Tak heran jika kemudian, keberadaan paranormal –seperti diungkap di atas—seperti ada tapi tiada.

Di sisi lain, para pengguna jasa paranormal, tidak ingin diketahui identitasnya secara terbuka. Datangnya pun di waktu-waktu yang tidak biasa, sembunyi-sembunyi pula. Terutama kalau seseorang itu berkategori public figure.

Bukan rahasia, bahwa ada “orang pintar” di sekeliling atau di balik kebanyakan orang besar negeri ini, mulai dari bupati, menteri, sampai presiden. Jangan salah, bahkan seorang lurah sekalipun, ada kalanya merasa perlu paranormal. Tentu saja, mereka tidak akan pernah terpublikasi secara terbuka. Karenanya, awam tidak akan benar-benar bisa tahu, pejabat mana yang memakai jasa paranormal, dan pejabat mana yang tidak memakai jasa paranormal.

Sama halnya seperti ketika institusi formal seperti Polri menggunakan jasa paranormal untuk membantu memcahkan kasus. Tentu saja tidak secara terang-terangan. Dan itu bukan fenomena yang aneh. Lembaga intelijen sekelas CIA sekalipun, bersinggungan dengan cenayang. Bisa di-searching di Google, bahwa dari tahun 1978 hingga 1995, Badan Intelijen Pusat AS, CIA, menjalankan program rahasia bernama Stargate dengan tujuan menciptakan “pasukan cenayang.”

Manusia berkemampuan “linuwih” itu bisa menggunakan kekuatan mereka untuk melihat ke dalam pangkalan musuh, manipulasi dunia nyata, dan menerawang ke masa depan. Tidak main-main, pemerintah Amerika Serikat menggelontorkan dana jutaan dolar untuk program tersebut.

Forum Paranormal

Nah, Jayakarta News mencoba menelusuri ke dunia paranormal di Indonesia. Tahukah Anda, bahwa ternyata mereka telah memiliki komunitas yang dinamakan FKPPAI, kependekan dari Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia. Forum ini didirikan tanggal 27 Januari 2001, oleh sejumlah tokoh masyarakat, paranormal, bahkan akademisi yang concern terhadap dunia spiritual.

Adapun pendiri FKPPAI di antaranya adalah: Dr. R. Sabdono Soerohadikoesoemo; Drs. Sunarto (Dosen), Mas’ud Thoyib (Manajer Seni Budaya TMII/Staf Ahli TMII); Hj. Nurul Hidayah (Broadcaster); Permadi, SH (Praktisi Metafisika); Ir. Tukimin Wisanggeni (Pengusaha); Drs. Sumarsono Wuryadi (Metafisika Fans Club); Mama Laurent (Laurentia, almarhumah, pen); dan Prof. Dr. Suparman (Akademisi).

Memang, pasca Reformasi 1998, perubahan demi perubahan berlangsung sangat cepat dan radikal di tengah masyarakat. Indonesia sempat mengalami chaos. Indonesia seperti berada dalam ketidakpastian. Sejak itulah, dunia paranormal tumbuh bak cendawan di musim hujan. Jika kita telisik jejaknya, maka hampir semua media massa cetak ketika itu, memasang iklan display atau advertorial berisi profil paranormal dengan aneka kemampuan yang ditawarkan. Pendek kata, dunia paranormal di Indonesia booming pasca reformasi 1998.

Pengurus dan anggota Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia (FKPPAI). Foto: Ist

Sejumlah kegiatan yang dilakukan pengurus dan anggota FKPPAI. Foto: Ist

Sadar bahwa komunitas paranormal yang begitu besar harus diwadahi, maka dibentuklah FKPPAI tadi. Tujuannya, mewadahi para paranormal dan penyembuh alternatif agar dalam menjalankan profesinya mengedepankan kode etik, baik kode etik sesama paranormal dan penyembuh alternatif, maupun standar pelayanan profesional kepada masyarakat yang memakai jasa mereka.

Dalam visinya, FKPPAI bertekad turut serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, sehat lahir dan batin, mandiri serta terbuka (toleran) dengan tidak membeda-bedakan Suku, Agama, Ras, dan Golongan. Forum ini bahkan menjalin kerjasama dengan organisasi sejenis di dalam dan luar negeri. Kerjasama itu dalam bentuk pendidikan, pelatihan, penelitian, dan seminar-seminar.

Organisasi ini pun hadir sebagai pertanggungjawaban moral kepada masyarakat. Sebab, bukan rahasia lagi, bahwa di tengah masyarakat juga acap terjadi praktik-praktik penipuan yang melibatkan oknum paranormal. Dari waktu ke waktu, ada saja kasus yang mencoreng wajah para spiritualis. Ada yang kemudian disebut media sebagai “dukun cabul”, ada yang menstigma “dukun penipu”, dan predikat buruk lainnya.

Mengomentari hal itu, salah seorang anggota FKPPAI, Mas Kanjeng menukas cepat, “Saya pastikan oknum-oknum paranormal itu bukan anggota kami.” Di FKPPAI, pengurus dan anggota menjunjung tinggi budi pekerti, moralitas, dan budaya.

“Jadi, masyarakat harus jeli dan berhati-hati kalau hendak memakai jasa paranormal. Sebab, sebutan ‘KW’ atau ‘abal-abal’ tidak hanya ada di dunia polisi, pengacara, wartawan dan lain-lain, tapi di dunia dukun atau paranormal juga ada… ha… ha… ha….,” ujar Mas Kanjeng, seraya menambahkan, “apalagi zaman canggih, bisa promosi lewat media sosial.”

Bagi FKPPAI, paranormal mempunyai kewajiban mendharmabaktikan kemampuan untuk tujuan kemanusiaan, bangsa, dan negara. FKPPAI menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, FKPPAI yang bersifat kekeluargaan, gotong-royong, keilmuan, sosial, budaya, dan non partisan ini juga bekerja sama dengan pemerintah dan instansi/lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Organisasi ini memiliki janji bakti yang disebut Nawa Dharma sebagai kode etik.

Tak heran jika FKPPAI bak baby boomer, yang tumbuh pesat dan kini hadir di seluruh penjuru Tanah Air. FKPPAI memiliki perwakilan di setiap provinsi. Organisasi ini melakukan penerimaan anggota secara profesional, melalui semacam uji kompetensi. Jika berhasil melewati uji kemampuan, barulah diberi Surat Keterangan Rekomendasi untuk mengurus Izin Pakem di Kejaksaan Negeri atau Dinas Kesehatan.

Selain itu agar terasa bermanfaat FKPPAI sering mengadakan kegiatan sosial dengan terapi, konsultasi ataupun pengobatan gratis. Ini semua adalah untuk mewujudkan kepedulian pada masyarakat. Biasanya kegiatan ini dilakukan di wilayah yang terkena bencana.

“Sejatinya tidak ada orang yang sakti. Kesaktian atau kelebihan-kelebihan yang dimiliki manusia adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, dan hanya Tuhan yang mengabulkan semua permintaan,” ujar Mas Kanjeng menutup perbincangan siang itu. ***

Sejumlah kegiatan yang dilakukan pengurus dan anggota Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia (FKPPAI), di pusat dan daerah. Foto-foto: Ist

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *