Connect with us

Kabar

Mendagri Minta 548 Daerah All Out Sosialisasi Protokol Kesehatan

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta para kepala daerah untuk benar-benar all out dalam sosialisasi Protokol Kesehatan. Tanpa dukungan Pemerintah Daerah yang maksimal, Pemerintah Pusat akan kesulitan.

Keterlibatan pemerintah daerah dalam menanggulangi Covid-19, menurut Mendagri, benar-benar dibutuhkan. Karena konsep desentralisasi jelas mendistribusikan kewenangan  bagi Pemerintah Pusat dan Daerah.

“Mesin Pusat saja bergerak tanpa didukung daerah akan sulit untuk gaspol, demikian juga di daerah. Mesin Pusat all out itu baru 50 persen, maka mesin 548 daerah perlu juga all out. Oleh karena itu perlu ada sinergi dan keserempakan langkah Pusat dan Daerah,” ujar Tito saat membuka Rapat Koordinasi Pencapaian Target Realisasi APBD 2020 dan Sosialisasi Penggunaan Masker, Cuci Tangan, serta Jaga Jarak untuk Perubahan Perilaku Baru Masa Pandemi Covid-19 melalui Video Conference di SBP Kemendagri pada Senin, (10/08/2020).

Rapat yang diikuti oleh seluruh Gubernur, Bupati, dan Walikota di seluruh Indonesia ini, juga dihadiri oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, serta Ketua Umum Tim Penggerak PKK Tri Tito Karnavian.

Salah satu topik yang dibahas dalam rapat tersebut adalah sosialisasi Protokol Kesehatan Covid 19. “Yang pertama adalah masalah sosialisasi dan diseminasi secara lebih masif (tentang) Protokol Kesehatan terkait dengan masalah Covid-19,” ujar Tito.

Presiden, jelasnya, telah mengeluarkan Inpres Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019. Sesuai instruksi tersebut, Mendagri meminta kepala daerah agar melakukan sosialisasi yang lebih intensif. “Beliau (Presiden) menghendaki sosialisasi yang lebih intensif,” ucapnya.

Pada dasarnya, masyarakat sudah cukup tahu tentang protokol kesehatan, yakni penggunaan masker, cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, jaga jarak, serta menghindari kerumunan sosial. “Kita semua sudah paham namun Bapak Presiden berpendapat bahwa pelaksanaannya belum maksimal,” kata Tito.

Selain struktur formal, Mendagri juga berharap agar struktur-struktur informal dilibatkan dalam sosialisasi mengenai protokol kesehatan ini. “Kita bergerak dengan struktur formal maupun juga struktur informal di antaranya adalah Tim Penggerak PKK yang telah diminta secara eksplisit oleh Bapak Presiden untuk bisa terlibat dalam rangka sosialisasi ini. Kemudian juga relawan-relawan, media, dan lain-lain,” tandasnya.

Tidak hanya itu, ia juga meminta kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat bawah secara langsung seperti gerakan door to door, sosialisasi dan publikasi di media massa dan sosial juga perlu lebih diintensifkan. “Juga kegiatan masif di udara melalui sosialisasi media baik konvensional maupun media sosial dengan lebih sistematis dan lebih terstruktur dan lebih terencana,” ujarnya.***/ebn

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *