Connect with us

PARIWISATA

Memperingati Hari Bumi: 7 Rekomendasi Destinasi Wisata Ramah Lingkungan di Indonesia

Published

on

Pulau Macan Eco Lodge, sumber: wonderfulimages.kemenparekraf.go.id

JAYAKARTA NEWS – Tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Bumi Sedunia atau Earth Day setiap tahunnya. Pertama kali diperingati pada 22 April 1970 di Amerika Serikat saat 20 juta orang melakukan demonstrasi melawan dampak buruk dari perkembangan industri di negara tersebut. 

Hingga saat ini, Hari Bumi terus diperingati setiap tahunnya secara global sebagai bentuk rasa cinta dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Tak terkecuali di Indonesia.

Dalam rangka memperingati Hari Bumi, indonesia menjadi surga destinasi wisata ramah lingkungan bagi pejalan di seantero dunia. Wisata ramah lingkungan juga membuat wisatawan lebih bertanggungjawab dan peduli terhadap lingkungan dan planet bumi. 

Simak tujuh rekomendasi destinasi wisata ramah lingkungan di Indonesia dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025, dikuti[ dari Laman Kemenpar, Minggu (20/4/2025).

Desa Wisata Les, Buleleng, Bali

Destinasi wisata ramah lingkungan di Indonesia, salah satunya adalah Desa Wisata Les di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. 

Desa Wisata Les ini menawarkan pengalaman berwisata yang berbeda dari Bali pada umumnya. Suasananya alami dan tenang memberikan perasaan autentik khas Bali bagi setiap wisatawan yang mengunjunginya. 

Di sini, bisa menyaksikan Air Terjun Yeh Mampeh yang menjadi salah satu air terjun tertinggi di Bali. Selain itu, tersedia pula aktivitas trekking di Bukit Yangudi. Juga bisa snorkelling bersama kelompok pemerhati terumbu karang yang berperan aktif menjaga kelestarian ekosistem bawah laut setempat.

Desa Wisata Les terkenal dengan produksi garam palungan yang dibuat dengan metode tradisional tanpa bahan kimia tambahan. Selain itu, terdapat inovasi garam dengan aneka rasa seperti rosemary dan pedas yang didukung oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang sudah dipasarkan hingga ke luar Bali bahkan ke luar negeri.

Desa wisata Les Buleleng, sumber: jadesta.kemenparekraf.go.id

Desa Wisata Krebet, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Berikutnya juga masih terkait desa wisata, yaitu Desa Wisata Krebet, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Dulunya, desa ini hanyalah desa kecil di perbukitan kapur dengan kegiatan pertanian sebagai sektor ekonomi utamanya. Pada pertengahan 1970-an, sebagian masyarakat mulai membuat kerajinan berbahan kayu sederhana seperti pisau.

Seiring waktu, dikembangkanlah bentuk kerajinan yang lebih detail seperti patung, wayang, dan topeng bahkan batik. Kerajinan ini lalu dipamerkan, dipesan, dan memperoleh apresiasi positif. Tak heran, Desa Krebet makin dikenal karena kelihaian warganya dalam mengolah hasil alam setempat.

Salah satu aktivitas yang wajib dicoba wisatawan saat berada di Desa Wisata Krebet adalah membatik kayu yang merupakan daya tarik utama desa ini.

Selain itu, dapat menikmati kesegaran sejumlah air terjun yang ada di Desa Wisata Krebet seperti Air Terjun Pulosari, Air Terjun Banyunibo, dan Air Terjun Kedung Pengilon. 

Desa wisata Krebet, sumber: wonderfulimages.kemenparekraf.go.id

Desa Wisata Jatiluwih, Tabanan, Bali

Desa Wisata Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali sudah dikenal hingga mancanegara. Di tahun 2024 lalu, desa ini bahkan meraih penghargaan sebagai salah satu desa wisata terbaik di dunia dari United Nations (UN) Tourism.

Dari segi lokasi, Desa Wisata Jatiluwih berada di lereng Gunung Batukaru yang merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Bali setelah Gunung Agung. Hal ini membuat suasananya terasa alami, dingin, dan sejuk. 

Selain itu, Desa Wisata Jatiluwih juga terkenal dengan sistem pengairan sawah tradisional khas Bali atau Subak. Subak sendiri sudah lama diakui sebagai warisan dunia United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) karena mencerminkan keharmonisan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan (Spiritualitas). Hal ini sejalan dengan konsep Tri Hita Karana dalam agama Hindu yang dianut oleh mayoritas orang Bali.

Tak hanya itu, Desa Wisata Jatiluwih juga dianugerahi oleh kekayaan alam flora dan fauna serta hasil bumi yang luar biasa. Wisatawan bisa melakukan trekking ataupun bersepeda melihat keindahan alam sambil berinteraksi dengan Masyarakat setempat. Wisatawan bahkan juga bisa belajar bertani.

Masih kurang? Silakan memborong beras merah yang menjadi hasil bumi andalan Desa Wisata Jatiluwih untuk dibawa pulang. 

Desa wisata Jatiluwih, sumber: www.instagram.com/infojatiluwih/

Ekowisata Tangkahan, Langkat, Sumatra Utara

Destinasi wisata ramah lingkungan di Indonesia yang tak kalah seru untuk merayakan hari bumi adalah Ekowisata Tangkahan di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatra Utara.

Berlokasi di dekat perbatasan Taman Nasional Gunung Leuser, Ekowisata Tangkahan menyajikan pengalaman menjelajah alam yang begitu luar biasa. Kekayaan hutan hujan tropis Sumatra yang telah dinobatkan sebagai situs warisan dunia UNESCO, membuat siapapun yang mengunjunginya akan terpana.

Dulunya, desa Tangkahan muncul dari kesadaran Masyarakat akan kerusakan lingkungan karena penebangan liar di Kawasan Leuser pada era 80-90-an. Lalu, mereka pun mengembangkan kawasan ini menjadi destinasi ekowisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Ekowisata Tangkahan dikenal sebagai salah satu tempat konservasi fauna endemik Sumatra yakni gajah sumatra. Di sini, kalian bisa  trekking menyusuri hutan sambil berinteraksi dengan gajah sumatra seperti memberi makan dan memandikannya.

Di sini, pengunjung bisa belajar bahwa kegiatan wisata bisa berjalan beriringan dengan alam secara harmonis dan tetap memberikan kontribusi ekonomi bagi penduduk setempat. 

Sungguh sebuah destinasi wisata yang inspiratif untuk merayakan hari bumi di tahun 2025 ini. 

Ekowisata Tangkahan, sumber: wonderfulimages.kemenparekraf.go.id

Tambling Wildlife Nature Conservation, Lampung Barat, Lampung

Masih di Pulau Sumatra, kali ini kita akan ke ujung selatan pulau ini tepatnya di Tambling Wildlife Nature Conservation, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. 

Tambling Wildlife Nature Conservation menjadi bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan dikenal sebagai kawasan konservasi harimau sumatra. Saat ini hanya tersisa sekitar 400-an ekor harimau sumatra di dunia sehingga perlu dijaga agar terhindar dari kepunahan.

Dulunya, kawasan ini mengalami deforestasi hingga 20 persen. Selain itu, adanya aktivitas perburuan liar dan memancing yang tidak ramah lingkungan turut merusak keanekaragaman biodiversitas Tambling. Oleh karena itu, pada 1996 kawasan ini mulai dikelola oleh Yayasan Artha Graha Peduli sebagai kawasan konservasi alam agar tidak semakin rusak.

Dengan luas 48.153 hektar hutan dan 14.089 hektar Kawasan pesisir menjadikan Tambling Wildlife Nature Conservation menjadi lokasi ideal bagi perlindungan flora dan fauna khas Sumatra. Dengan luas sebesar itu, kawasan ini memiliki 187 spesies burung dan 63 spesies reptil.

Bagi pecinta alam liar, tempat ini merupakan tempat sempurna dalam pengalaman mengeksplorasi alam liar. Kalian bisa melakukan trekking dan birdwatching (mengamati burung) di hutan, menikmati kawasan pesisir yang tenang, bahkan dapat melihat proses rehabilitasi harimau sebelum dilepas di alam liar. 

Dengan suasana yang alami, tenang, dan jauh dari peradaban menjadikan Tambling Wildlife Conservation sebagai surga tersembunyi bagi alam yang layak untuk dilestarikan demi masa depan bumi yang lebih baik.

Tambling Wildlife Nature Conservation, sumber: inilahallam.com

Taman Nasional Tanjung Puting, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah

Merayakan Hari Bumi di Indonesia seolah tak ada habisnya karena kekayaan destinasi wisata alam yang luar biasa di negara ini. Salah satunya adalah Taman Nasional Tanjung Puting di Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.

Taman Nasional Tanjung Puting sudah lama dikenal sebagai destinasi wisata ramah lingkungan bahkan hingga mancanegara. Daya tarik utama destinasi ini adalah fauna khas Kalimantan yakni orang utan. Kawasan ini adalah salah satu konservasi orang utan Kalimantan terbesar di Indonesia dengan luas mencapai 415.040 hektar.

Awalnya, Tanjung Puting merupakan cagar alam dan suaka margasatwa pada era Hindia Belanda dan baru menjadi Taman Nasional pada 25 Oktober 1996. Hingga saat ini, Taman Nasional Tanjung Puting masih terus menjadi salah satu kawasan konservasi terkemuka di Indonesia. 

Atraksi utama dari Taman Nasional Tanjung Puting tentunya menyaksikan orang utan Kalimantan di Kawasan Camp Leakey. Di sini, pengunjung dapat berinteraksi dengan orang utan dari jarak dekat. Selain melihat orang utan, pengunjung juga dapat melihat aneka satwa lain seperti owa kalimantan, bekantan, rusa, beruang madu, dan aneka burung.

Jika ingin merasakan pengalaman yang lebih otentik dan dekat dengan alam, pengunjung juga dapat mengikuti paket wisata bermalam di kapal sambil menyusuri Sungai Sekonyer yang ditawakan oleh banyak agen perjalanan wisata. Rasakan syahdunya ketenangan kawasan hutan hujan tropis Kalimantan yang alami. 

Taman Nasional Tanjung Puting, sumber:instagram.com/btn_tanjungputing/

Pulau Macan Eco Lodge, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

Tak ingin jauh-jauh dalam merayakan Hari Bumi? Pulau Macan Eco Lodge di Pulau Macan, Kepulauan Seribu, Provinsi DK Jakarta bisa menjadi salah satu destinasi wisata ramah lingkungan yang layak untuk dikunjungi. 

Letaknya berada di gugusan utara Kepulauan Seribu dan agak jauh dari Teluk Jakarta menjadikannya masih terasa alami, asri, bersih, dan segar. Bisa dibilang ebagai lokasi hidden gem dan sweet escape dari padatnya Jakarta.

Pulau Macan Eco Lodge ini menawarkan sensasi wisata ramah lingkungan dengan konsep ecotourism (ekoturisme). Bagaimana tidak, tempat ini mengimplementasikan pariwisata yang berkelanjutan. Mulai dari penggunaan listrik tenaga surya, material kayu daur ulang pada bangunan penginapan, kebijakan bebas plastik, tidak adanya AC (Air Conditioner) pada kamar, hingga program pelestarian terumbu karang dan mangrove.

Di sini, wisatawan bisa melakukan beragam aktivitas wisata bahari mulai dari berenang, snorkelling, kayaking, atau sekadar bersantai menikmati suasana pantai. Saat sore atau malam hari, panorama matahari terbenam dapat dinikmati sembari menyantap sajian makan malam seperti seafood dan BBQ.

Pulau Macan Eco Lodge ini merupakan destinasi sempurna untuk kalian yang ingin belajar mencintai lingkungan dan menjadi pejalan yang lebih bertanggung jawab kala berwisata. Seusai berwisata di sini, wisatawan diharapkan dapat turut menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan di tempat tinggalnya masing-masing.

Itulah 7 rekomendasi destinasi wisata ramah lingkungan di Indonesia untuk merayakan Hari Bumi Sedunia 2025. Semoga ke depannya Indonesia tidak hanya semakin ramah untuk wisatawan, tetapi juga semakin ramah dengan lingkungan dan alam.***/mel

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement