Entertainment
‘KKN di Desa Penari’ – Kutukan Pelanggar Adab Desa
JAYAKARTA NEWS – Salah satu film horor buat Lebaran 2022 adalah “KKN di Desa Penari’ sutradara Awi Suryadi. Film ini batal tayang berkali-kali selama pandemi yang menyebabkan pecinta film horor makin penasaran.
Berdurasi 121 menit (Cut) dan 130 menit (Uncut), film yang diadaptasi dari kisah nyata sebuah novel ini sempat viral. Lolos sensor untuk 17 tahun ke atas, film ini menelan biaya sekitar Rp 15 Miliar.
Ceritanya tentang pelanggaran pantangan adab dan adat desa yang dilakukan oleh 2 mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa terpencil di Banyuwangi. Sehingga perjalanan KKN sekelompok mahasiswa dari kota ini sempat diganggu hal-hal mistis oleh roh-roh penunggu desa.
Semula 3 mahasiswa dan 3 mahasiswi ini meminta izin terlebih dulu ke Kepala Desa untuk program perkuliahan mereka. Kepala Desa merasa keberatan, tapi karena didesak terus, akhirnya diizinkan dengan syarat yang berlaku : menjaga adab desa sebelum menjalankan tugas KKN.
Benar-benar sebuah tugas perkuliahan yang tak berjalan mulus. Fenomena ini masih terjadi dimana-mana, si mahasiswa dari kota mengaku lebih pintar dari warga desa. Dan terjadilah pelanggaran yang berakibat fatal : kematian 2 mahasiswa yang keras kepala dan cuek terhadap tata cara warga desa.
Nasi sudah jadi bubur. Sebuah peringatan dari sang penulis kisah @simpleman dan sutradara Awi Suryadi bahwa ilmu pengetahuan dan modernitas harus beriringan dan saling menghormati kepercayaan dan adat istiadat masyarakat desa.
Yang menarik dari film berbahasa Indonesia dan bahasa Jawa ini adalah lokasi alam pedesaan yang masih perawan. Kearifan lokal dan kiat menjunjung tinggi adab warga desa sungguh elok divisualisasikan full scene demi scene.
Plot dengan pengadeganan yang sangat menyeramkan menambah punten film ini. Diseling sedikit kisah dari beberapa sosok mahasiswa yang rajin beribadah dan beberapa yang lain ada yang brutal dan liar sungguh menjadikan film horor mistis ini amsn dan nyaman diikuti.
Di sisi lain, Awi Suryadi juga sangat teliti dan tangkas memindahkan cerita dari novel ke film. Sedangkan dari sisi seni peran, Tissa Biani sebagai pemeran utama layak digarisbawahi.
Kali ini, Tissa selangkah lebih maju dibanding peran-perannya dalam film lain. Kerja tim artis lain juga memperkuat orkestrasi film ini : Adinda Thomas, Achmad Megantara, Agniny Haque, Calvin Jeremy, Fajar Nugraha, Kiki Narendra, Aulia Sarah, Diding Boneng dan banyak pemain lain sebagai cameo dan figuran.
Sungguh layak disimak perkataan Manoj Punjabi selaku produser dari MD Pictures yang joint dengan Pichouse Pictures “Kami hanya ingin membuat film-film yang bermutu dan menghibur,” katanya. Mainkan terus, pak Manoj ! (pik)