Connect with us

Dunia Ajaib

Kisah Tragis: Demi Bertahan Hidup Terpaksa Menyantap Mayat

Published

on

ilustrasi pesawat Uruguayan Force Flight 571 yang terjatuh di pegunungan Andes, Chili 13 Oktober 1972–sumber foto: static.panoramio.com

Kanibalisme!  Mendengarnya  saja sudah membuat bulu kuduk merinding. Pengertian kanibalisme menurut wikipedia.org merupakan sebuah fenomena di mana satu makhluk hidup makan makhluk sejenis lainnya. Penyebutan ini bukan hanya untuk manusia memakan manusia saja tapi juga termasuk untuk binatang sejenis. Cuma saja, yang bikin merinding, tentulah jika manusia memakan manusia. Entah, apapun alasannya, rasanya tak terbayangkan ada manusia yang bisa melakukan itu selain orang yang mengalami sakit jiwa.

Tapi bagaimana jika memakan sesama adalah upaya untuk bertahan hidup alias jika tidak memakannya maka sudah pasti kematian menjemput? Inilah beberapa kisah menarik nan-tragis tentang keterpaksaan memakan sesama demi bertahan hidup.

Ada beberapa kasus yang dulu sempat menggegerkan dunia,  di antaranya adalah jatuhnya pesawat Uruguayan Force Flight 571 di pegunungan  Andes—perbatasan Argentina-Chili— pada musim dingin tahun 1972. Demi bertahan hidup, penumpangnya terpaksa memakan mayat teman-temannya. Dan itu terjadi selama 72 hari sampai akhirnya mereka berhasil ditemukan.

Kasus lain yang juga tak kalah dahsyatnya adalah peristiwa pengepungan kota Leningrad, Soviet, yang berlangsung selama 872 hari, 1941-1944. Konon, masyarakat yang kelaparan terpaksa saling bantai agar bisa bertahan. Mengutip dari dailymail.co.uk, belum lama ini ditemukan sebuah buku harian yang mengungkapkan tentang kengerian pengepungan Nazi  terhadap Leningrad, Soviet Rusia. Inilah pengepungan terbesar dan paling berdarah dalam sejarah. Wikipedia menyebut 1 juta orang kehilangan nyawa, sementara mengutip dailymail menyebut sekitar 800 orang. Apapun itu, ini adalah bencana kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah.

ilustrasi pengepungan nazi di leningrad, soviet rusia tahun 1941–sumber foto dailymail

Karena pengepungan yang tak mengenal belas kasihan itu, dimana semua akses ditutup sehingga bahan-bahan makanan tak bisa masuk, masyarakat menjadi sangat kelaparan. Belum lagi pengeboman yang terus menerus. Tak heran, ketiadaan makanan menutup nurani kebanyakan orang maka terjadilah kanibalisme untuk bertahan hidup.

Dengan latar belakang berbeda kanibalisme juga terjadi pada kasus jatuhnya pesawan Uruguayan Force 571 di Andes  13 Oktober 1972. Pesawat itu adalah pesawat carteran yang membawa  45 orang penumpang termasuk di dalamnya tim rugby dan keluarganya. Dari kecelakaan itu, 29 penumpang berhasil selamat.  Namun medan yang berat membuat satu demi satu korban berjatuhan. Praktis yang tersisa hanya 16 orang. Mereka berhasil diselamatkan pada 23 Desember 1972.

Namun proses sampai akhirnya mereka selamat adalah sesuatu yang sungguh mengerikan. Betapa tidak, berada di ketinggian 3.600 meter di atas permukaan laut pada saat musim dingin sedang hebat-hebatnya. Salju yang turun deras membekukan semuanya. Denagn pakaian seadanya dan minum makanan dan minuman, apa yang harus dilakukan. Mau tak mau, mereka harus melupakan ‘kemanusiaannya’. Walhasil, demi survive mereka pun memakan mayat-mayat temannya yang telah lebih dulu kehilangan nyawa.

tim rugby yang naas korban jatuhnya pesawat uruguay di pegunungan andes–foto miracle in the andes

Yang menyakitkan, lewat radio mereka memonitor bahwa upaya pencarian telah dihentikan setelah delapan hari pencarian atau 11 hari setelah pesawat jatuh. Pihak yang berwenang menganggap tidak ada korban yang selamat dalam situasi dan kondisi berat seperti itu.  Salju begitu deras dan menutup seluruh pegunungan. Celakanya, pesawat itu pun berwarna putih.

Selama 72 hari mereka survive dan akhirnya ditemukan SAR. Itupun setelah dua korban berhasil turun–Nando Parrado dan Roberto Canessa—dan bertemu penduduk setempat.

Nando Parrado dan Roberto Canessa–duduk– di belakangnya adalah seorang penduduk yang menyelamatkan mereka–foto wikipedia

Selamatnya 16 orang ini menjadi peristiwa paling menggemparkan dunia. Pada 1993, kisah luar biasa ini difilmkan dan menjadi salah satu peristiwa ajaib paling terkenal sepanjang masa. Tahun 2006, Nando Perrado, salah satu korban yang selamat, membukukan pengalamannya yang dramatis dengan judul; “Miracle in the Andes: 72 Days on the Mountain and My Long Trek Home”.***

Jika ingin tahu lebih rinci peristiwa tersebut bisa dibuka di link ini:

https://en.wikipedia.org/wiki/Uruguayan_Air_Force_Flight_571

sumber naskah: https://dianaruntu.wordpress.com/2010/04/10/kisah-kisah-tragis-kanibal-demi-mempertahankan-hidup/#more-650

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *