Entertainment
Gubernur Jadi Gubernur di Film “Dul Muluk Dul Malik’
JAYAKARTA NEWS— Banyak pejabat daerah yang hobi seni menunjukkan bakatnya di bidang seni. Ada yang merekam lagu yang kemudian dilelang. Ada pula yang piawai melukis dan menggelar pameran lukisan. Lain pula minat Agus Fatoni, Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara yang sebelumnya Pj Gubernur Sumatera Selatan, pandai berakting ikut bermain film.
Dalam film bertajuk ‘Dul Muluk Dul Malik’ (DMDM) yang akan dirilis 12 September 2024, Fatoni berperan sebagai dirinya sendiri. “Beliau memang berbakat. Natural dan menjiwai,” lontar aktor senior Anwar Fuady yang mendampinginya sebagai pemeran utama pria.
Sutradara DMDM, Aditya Gumay yang mengajaknya bermain film bilang ia belum pernah melihat akting pejabat sebagus ini.
Produksi Smaradana dan Provinsi Sumatera Selatan bergenre horor komedi ini, mengangkat budaya Sumsel dan melibatkan beberapa pemeran lokal dan dari Jakarta.
Selain Anwar Fuady, juga ikut bermain Meriam Bellina, Roy Marten, Dwi Yan, Atiek Kanser, Tessa Kaunang, Bagas Ran, Diza Reffengga dan Qya Ditra. Sutradara Aditya Gumay dibantu Amir Gumay dan Hanny Mustopha.
Produser adalah Yakup Chandra, Hokianto Syarif dan Anwar Fuady. “Saya menulis skenarionya dibantu Makmun Murod,” kata Aditya Gumay yang dikenal sebagai sutradara ‘Lenong Bocah’ dan pendiri Sanggar Ananda.
Syuting dilakukan di Palembang selama tujuh hari dan Puncak.
Meriam Bellina mengaku bangga bisa ikut meramaikan film daerah yang berbahasa Palembang. “Saya harus belajar bahasa Sumsel. Awalnya cukup sulit. Lama kelamaan terbiasa,” aku Meriam Bellina.
Beda Anwar Fuady yang berasal dan lahir di Palembang. “Saya ini ‘wong kito galo’. Syuting di Jembatan Ampera dan Sungai Musi serta objek wisata lain di Sumsel, yah seperti pulang kampung,” kenang Anwar Fuady.
Berkisah tentang Muluk yang mengantar cucunya, Malik dari Pagaralam ke Palembang guna menengok keponakannya, Nong Cik. Keponakannya ini sedang menghadapi teror hantu di sebuah wisma bersama ibunya. “Film ini seru dan lucu. Juga ada pesan anti bullying di kalangan remaja sekolah,” komentar Roy Marten.
Aktor senior ini polos mengaku bisa belajar bahasa Palembang. “Saya menghafal dialog bahasa daerah tapi berdialek Palembang. Atau berdialog Palembang tapi berdialek Sumsel. Seru juga,” timpal Roy Marten terpingkal.
Walakin, menonton DMDM kita bisa tahu metoda belajar sekolah asrama model SMA Negeri Palembang. “Juga, kita berharap generasi muda kiwari makin pintar, berakhlak baik dan berilmu agama juga baik,” doa Aditya Gumay di ujung perbincangan. (pik)