Connect with us

Kabar

Giyanto H. Prayitno: Inspirasi Soeharto Melahirkan Batik Berkarya

Published

on

Giyanto H. Prayitno, Ketua Umum Himpunan Masyarakat Soehartonesia (HMS), (sebelah kiri), dalam suatu diskusi terlahirnya Batik Berkarya (Foto : Istimewa).

Giyanto H. Prayitno, pengusaha batik menceritakan bahwa motivasi mendesain dan menciptakan batik Partai Berkarya (PB) yaitu ketika bulan Maret dirinya mengetahui Hutomo Mandala Putra (HMP) menjadi ketua umum PB. Dan seiring perjalanan waktu seluruh keluarga almarhum H.M Soeharto akhirnya berada di PB, dirinya selaku pecinta dan pengagum Pak Harto terketuk hati untuk memberikan satu tanda kasih dan cinta dirinya terhadap pak Harto dengan menciptakan desain batik Berkarya. Dan ini merupakan persembahan dari Kelompok Usaha Bersama Batik Pring Sedapur Seruling Etan (KUBE Seruling Etan) desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Desain batik Berkarya dikatakan Giyanto memiliki banyak filosofi maksud dan tujuan dengan mengikuti pakem filosofi pak Harto. Kalau dicermati gambar desain utama Batik Berkarya terdapat delapan goresan-goresan yang mengandung filosofi didalamnya diantaranya yang pertama Pohon Bambu dan 8 Tunas Muda itu mengandung arti bahwa pohon bambu dan tunasnya merupakan lambang kekuatan, dimana 80 persen bangsa ini berada di pedesaan, yang dirinya lambangkan bambu sedapur sebagai symbol kerukunan dalam bermasyarakat, serta 8 tunas bambu muda adalah sekaligus lambang bulan Agustus yang merupakan bulan Kemerdekaan RI.

Yang kedua yakni gambar sayap sebanyak 7 helai merupakan sebagai simbol pengembangan diri atau pitulungan dan tercapainya tujuan pengembangan jati diri partai. Ketiga yaitu 17 tangkai bunga kapas merupakan simbol tanggal hari kemerdekaan Indonesia, dan sekaligus tersedianya sandang untuk masyarakat. Kemudian 45 butir-butir padi melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia yakni 17-08-1945, sekaligus melambangkan tersedianya pangan masyarakat.

Selanjutnya yakni Kain Kawung. Kain motif Kawung kecil-kecil dibawah logo PB yang juga terdapat di manset dan kerah melambangkan maksud dan tujuan agar kelak PB dapat dikawungne atau di srawungne atau lebih tepatnya dicintai rakyat. Kemudian ada Gir Roda pada bagian bawah batik melambangkan PB bekerja keras dengan memanfaatkan potensi bumi Nusantara.

Gambar selanjutnya yaitu Pohon Hayat yang merupakan lambang kehidupan, dimana 80 persen bangsa Indonesia ini berada di pedesaan, seiring dengan waktu akan terus tumbuh dan berkembang di bumi pertiwi. Dan yang terakhir yakni gambar tanah/bumi dengan melambangkan berpijaknya kehidupan dan tersedianya papan. Juga sekaligus mengandung maksud agar PB membumi di Nusantara.

“Jadi secara keseluruhan dapat diartikan, kesemuanya itu menunjukkan nantinya kelak PB menjadi cikal bakal kebangkitan keluarga almarhum H.M. Soeharto. Dan dengan bekerja keras, kelola potensi alam, agar tercukupinya kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta persaban (sawah) berdasarkan Pancasila, PB hadir atau ada untuk tingkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan Rakyat Indonesia. Itulah niat, keinginan, mimpi saya kenapa menciptakan batik PB,” ucapnya, Senin, 04/03/2019, di Kantor DPP HMS, Duren Tiga, Jakarta.

Batik PB murni batik tulis yang dikerjakan oleh Kelompok Usaha Bersama Batik Pring Sedapur Seruling Etan (KUBE Seruling Etan) desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, merupakan home industry yang Giyanto dirikan dikampung halamannya. Proses pembuatan dari berbagai macam dan warna di batik PB mengalami 7 kali proses pencelupan dan pencucian sampai sehingga menjadi murni siap untuk dijahit sebagai pakaian.

Dikatakan Giyanto, ide membuat batik PB dia dapatkan seminggu setelah dirinya bergabung menjadi kader PB. Melakukan corat-coret desain, setelah desain jadi, filosofi yang terkandung dalam coretan desain mengalir dengan sendirinya, tidak terlalu rumit dan njlimet menemukan filosofi tersebut. Hasil desain yang tertuang menjadi batik PB kemudian dirinya bagi-bagikan kepada para kader PB, beberapa pengurus DPP PB.

“Saya berikan dan sekaligus juga menjelaskan filosofi yang terkandung didalam batik PB hasil desain saya kepada mas Tommy dan Bunda Tutut. Alhamdulillah keluarga almarhum pak Harto menyukai. Sekali lagi, batik ini saya desain, tercipta karena rasa cinta dan hormat saya kepada almarhum pak Harto dan tentunya kepada seluruh putra dan putrinya,”Jelasnya.

Giyanto katakan bahwa untuk biaya produksi pembuatan batik PB murni dari kantong pribadi. Dirinya hanya berharap kelak batik PB hasil karya dirinya menjadi cikal bakal dan kebanggaan bagi PB dan dapat diproduksi secara massal. “Saya persembahkan desain ini untuk PB atas dasar rasa cinta dan hormat saya kepada almarhum pak Harto,” ungkapnya. (*)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *