Connect with us

Kolom

Ciburial Coffee Shop, Inspirasi Sociopreneur

Published

on

Kampung Ilmu Ciburial, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat.

Oleh Joko Intarto

Rumah itu sudah berubah. Lebih cantik. Catnya biru cerah. Sekarang ada namanya: Saung Ilmu. Semacam sanggar belajar.

Hari ini Saung Ilmu diresmikan. Saya mendapat kehormatan. Mengisi “kuliah perdana”. Bersama sobat saya: Granados Suminto. Seniman dan pemilik coffee shop “Tukang Seduh” di Bekasi.

“Mahasiswa” yang hadir 99 persen emak-emak. Warga Ciburial, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat. Mereka adalah para perajin perlatan dapur dari anyaman bambu.

Topik kuliahnya tentu tidak teknik menganyam. Untuk soal ini, mereka lebih jago. Sudah menganyam sejak masih usia kanak-kanak. Saya pilih tema lain: perubahan gaya hidup yang membuat ekonomi mereka terus merosot. Hasil karyanya semakin sulit dijual. Kalau pun laku, harganya murah.

Pertama, perabotan bambu kalah dengan perabot plastik dan elektronik. Kukusan dan bakul nasi bambu kalah melawan magic com atau magic jar. Kipas bambu kalah melawan kipas angin dan mesin pendingin udara.

Rekomendasi 1: fokus memproduksi perabot anyaman bambu yang unik dan bernilai ekonomi tinggi. Dengan unique value, anyaman bambu akan mampu bersaing melawan perabotan modern.

Rekomendasi 2: dengan produk yang unik, bisa membangun jalur distribusi baru. Produk unik ini dipasarkan dengan strategi baru. Tidak mengandalkan bandar. Istilah lokal untuk tengkulak barang kerajinan rakyat.

Konkritnya, dalam “kuliah” tersebut, saya tawarkan produk unik: bamboo coffee drip. Bahasa Inggrisnya: filter kopi dari anyaman bambu. Bahasa lokalnya: kukusan.

Positioningnya: filter kopi alami yang menyehatkan. Karena bambu mengandung silica alami. Yang bermanfaat untuk kesehatan.

Kukusan bambu ini akan dibuat dengan desain yang spesifik. Ukuran bilah bambunya disesuaikan. Tebalnya. Lebarnya. Model dan kualitasnya distandarkan. Dibuatkan cetakan V60. Supaya seragam.

Selain masalah produksi, dibahas pula soal merk. Ciburial dipilih sebagai brand. Dalam bahasa Indonesia, Ciburial berarti air kehidupan. Cocok banget.

Bagaimana pemasarannya? Untuk pemasaran, akan digunakan cara lain. Penjualan konvensional melalui modern market. Penjualan online melalui online shop dan market place.

Awal bulan November, gagasan itu akan diimplementasikan. Lembaga Zakat Al-Azhar yang akan menjadi pendamping di lapangan. Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia sebagai pengarah.

Pertengahan November, diharapkan sudah ada hasilnya. Sudah memproduksi 1.000 unit bamboo coffee drip (biar keren dan mahal).  Lengkap dengan brand dan packaging-nya yang keren.

Produk tersebut akan diperkenalkan kepada publik melalui ajang pameran ekonomi syariah di Surabaya. Atas prakarsa Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia.

Dalam perjalanan pulang menuju Jakarta, di tengah kemacetan panjang jalur tol Cikarang, saya dan Jos Granados tak henti-hentinya berdiskusi tentang branding Ciburial.

“Harus berhasil!” Itu tekat kami. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *