Connect with us

Kolom

Bersekolah Bekal Menjalani Kehidupan Bersosialisasi di Masyarakat

Published

on

Almarhum Syafi’i Sitohang merupakan salah seorang pensiunan PNS Dinas Sosial Sumatera Utara terakhir Kepala UPT. Panti Werdha Harapan di Rantau Prapat, Labuhan Batu. (Foto. Monang Sitohang)

MEDAN, JAYAKARTA NEWS – Seorang bapak kepada anak laki-lakinya, saat itu masih berumur 16 tahun berkata,”Sekolah itu bertujuan bukan semata-mata bekal untuk mencari kerja. Tapi lebih dari itu, bersekolah merupakan jenjang proses mendapatkan ilmu pengetahuan untuk bekal menjalani hidupmu di tengah-tengah masyarakat di tempat kau tinggal, dan termasuk di lingkungan kau cari makan atau bekerja”.

Menurut si bapak yang akrab disapa Syafi’i di masa hidupnya, ilmu pengetahuan apa pun sangat lah penting untuk dipelajari dan usahakan untuk dimiliki. Karena pada akhirnya, ilmu pengetahuan yang lebih dekat dengan bidang keinginan seseorang maka pengetahuan itu akan melekat dengan sendiri.

Bapak yang meninggal dunia pada 2016 itu, berpendapat bahwa pendidikan merupakan suatu upaya mendasar bagi tiap orang untuk mendapatkan dan mewujudkan proses pembelajaran secara terencana dan teratur.

Pendidikan itu hakikat dasarnya adalah upaya menggali dan mengembangkan potensi diri, merangsang serta mengajak seseorang berpikir untuk cerdas, bukan sekadar pintar. Awal memperoleh pendidikan, sebaiknya dari kedua orangtua, lingkungan dalam rumah, dan juga dapat diperoleh secara otodidak.

Ia menambahkan, untuk mengembangkan pendidikan yang diperoleh dari orangtua atau dari lingkungan rumah tersebut, si anak wajiblah di sekolahkan secara formal sesuai jenjang pendidikan dan kemampuannya, mulai tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Tujuannya, si anak akan terencana dan terdidik belajar secara formal untuk mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan umum, dan secara langsung belajar bersosialisasi dengan lingkungannya.

Mungkin kalau orangtua mampu, si anak akan dibuatkan kursus bidang pelajaran tertentu, pelatihan dan lainnya. Akhir dari bersekolah formal akan mendapatkan ijazah. Usai dari akhir kursus atau pelatihan akan mendapatkan sertifikat. Tolak ukur melamar pekerjaan, ijazah adalah salah satu persyaratan yang diprioritaskan, dan sertifikat kursus atau pelatihan menjadi nilai tambah tersendiri.

Foto bersama keluarga saat acara syukuran Wisuda Sumandi Mogang Urat Sitohang S.Pd dari Universitas Dharmawangsa Medan, Fakultas Agama Islam, Sabtu (25/5/2024). (Foto. Monang Sitohang)

Ilmu pengetahuan, pengetahuan umum atau kejuruan yang diperoleh dari bersekolah dan/atau berkuliah, semua itu akan dibawa dan diimplementasikan di tengah-tengah masyarakat. Maka dari itu akan terlihatlah kepribadian seseorang, apakah ia berpendidikan atau kurang berpendidikan. Artinya, jangan berpikiran bahwa bersekolah hanya semata-mata untuk bekal untuk melamar pekerjaan saja. Kata Syafi’i, sesungguhnya pendidikan punya maksud dan makna yang luas, seluas “mata hati” memandang.

Kata Bijak 

Ilmu dan pendidikan berperan dalam kehidupan. Tidak bisa dianggap remeh untuk pengembangan potensi diri guna meraih masa depan lebih berkualitas. Harus disadari bahwa pendidikan merupakan investasi immaterial yang sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sosial kemasyarakatan.

Begitu pentingnya pendidikan dalam kehidupan kini dan masa datang. Sejumlah tokoh nasional bahkan dunia lewat kata-kata bijaknya telah menggambarkan betapa mendasarnya peran pendidikan dalam kehidupan baik secara individu maupun keragaman bermasyarakat.

Kata bijak Ki Hajar Dewantara,”Dengan budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (berpribadi), dapat memetintah atau menguasai diri sendiri. Inilah manusia beradab, dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya.”

Masih kata bijak Ki Hajar Dewantara, apapun yang dilakukan oleh seseorang, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bagi bangsanya dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya.

Tan Malaka juga punya sumbang saran lewat kata bijak yang mungkin sifatnya bisa memotivadi dan menggugah hati seseorang. “Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.”

Bantinglah otak untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya guna mencari rahasia besar yang terkandung di dalam benda besar bernama dunia ini, tetapi pasanglah pelita dalam hati sanubari, yaitu pelita kehidupan jiwa oleh Al-Ghazali

“Arah yang diberikan pendidikan. Untuk mengawali hidup seseorang akan menentukan masa depannya” Plato

“Pendidikan adalah seni mengajarkan seseorang cara berpikir, bukan apa yang harus dipikirkan.” – Albert Einstein

“Pendidikan adalah kunci untuk membuka potensi manusia dan mencapai kesuksesan.” Lao Tzu

“Sistem pendidikan yang bijaksana setidaknya akan mengajarkan kita betapa sedikitnya yang belum diketahui oleh manusia, seberapa banyak yang masih harus ia pelajari.” Sir John Lubbock

“Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia.”- Nelson Mandela

“Mendidik pikiran tanpa mendidik hati adalah bukan pendidikan sama sekali.” Aristoteles. 

Memaknai pendidikan tidak terlepas dengan Ki Hajar Dewantara, bahkan penetapan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap 02 Mei dilatarbelakangi oleh sosok yang memiliki jasa luar biasa di dunia pendidikan, yakni Ki Hadjar Dewantara, yang lahir pada tanggal 2 Mei 1889. (Monang Sitohang) 

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *