Connect with us

Kabar

Sidang AIPA, Ketua DPR Bambang Soesatyo: ASEAN harus Menjaga Iklim Persaingan yang Sehat

Published

on

Ketua DPR Bambang Soesatyo berbicara dalam Sidang Umum Asian Inter-Parliamentary Assembly (AIPA)–foto dpr go id

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo memberikan apresiasi tinggi kepada Association of South East Asia Nations (ASEAN) yang mampu menciptakan ekosistem ekonomi melalui implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN di tahun 2015. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, ASEAN berhasil mencatatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi negara-negara anggotanya di angka 4,7 persen.

“Bahkan beberapa negara anggota ASEAN mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi jauh di atas rata-rata pertumbuhan global yang diproyeksikan hanya 3,9 persen. Namun, sebagai kawasan yang berpusat dan berorientasi pada rakyat, kita harus terus berupaya agar pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dinikmati secara merata,” ujar Bamsoet dalam Sidang Umum Asian Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), di Singapura, baru baru ini.

Hadir dalam pertemuan tersebut Presiden AIPA Tan Chuan Jin, Sekjen AIPA Tan Isra Sunthornvut, serta delegasi AIPA dari negara Myamar, Vietnam, Laos, Kamboja, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam serta Filipina. Sementara, Bamsoet didampingi Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, Ketua BKSAP DPR RI Nurhayati Ali Assegaf, Juliari Batubara (Fraksi PDI-P), Endang Srikarti Handayani (Fraksi Partai Golkar), Jon Erizal (Fraksi PAN), Abdul Kadir Karding (Fraksi PKB), Jazuli Juwaini (Fraksi PKS), Kartika Yudhisti (Fraksi PPP), Amelia Anggraini (Fraksi Nasdem), Sudiro Asno (Fraksi Hanura) dan Mukhamad Misbakhun (Fraksi Partai Golkar).

Politisi Partai Golkar ini berpendapat, pesatnya pertumbuhan teknologi digital menjadikan ekonomi digital dan niaga elektronik sebagai bagian tak terpisahkan dari masa depan perekonomian ASEAN. Sehingga, ASEAN harus mampu menjaga kesetaraan dan iklim persaingan yang sehat bagi pelaku perdagangan elektronik maupun konvensional. Dukungan bagi pertumbuhan teknologi digital diharapkan dapat mendorong inovasi-inovasi di kawasan.

“Memasuki era revolusi industri ke-4, kita masih menghadapi masalah konektivitas dan literasi digital. Sebagai anggota parlemen, selayaknya kita memberikan dukungan melalui legislasi, penganggaran dan pengawasan dalam pengembangan infrastruktur dan konektivitas antar wilayah. Hal ini dibutuhkan dalam mempersiapkan daya saing kawasan dalam menghadapi disrupsi inovasi teknologi yang nantinya mempengaruhi tatanan ekonomi, sosial dan politik semua negara,” papar Bamsoet.

Ketua Badan Bela Negara FKPPI ini menuturkan, keberhasilan ASEAN dalam menciptakan ekosistem ekonomi harus dibarengi dengan upaya perwujudan ekosistem kesejahteraan. Jangan sampai terjadi lagi kesenjangan antara masyarakat di suatu negara, maupun antar negara satu dengan lainnya.

“Pertumbuhan inklusif harus tetap mendasari upaya-upaya di kawasan. Karena, visi ASEAN dilakukan sejalan dengan upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. ,” kata Bamsoet.

Di sisi lain, mantan Ketua Komisi III DPR RI ini mengingatkan tatanan ekonomi dunia saat ini semakin mengalami pergeseran. Volatilitas pasar keuangan, meningkatnya resiko sengketa perdagangan dan pesatnya perkembangan teknologi digital menjadi tantangan tersendiri.

“Di sinilah ketangguhan ASEAN sebagai suatu ekosistem ekonomi diuji. Kita harus mampu menjawab tantangan tersebut dengan menciptakan stabilitas dan mengelola resiko. Kita harus menggunakan momen pertumbuhan untuk memperbaiki kerangka kebijakan,” urai Bamsoet.

Selain itu, Wakil Ketua Umum KADIN ini menilai adanya konflik dagang di antara negara-negara besar dunia harus disikapi dengan bijak. Kendati hanya menimbulkan sedikit dampak langsung bagi produk domestik bruto ASEAN, namun dampak global yang mungkin ditimbulkan harus tetap dimitigasi.

“Di tengah gelombang proteksionisme yang semakin marak, dibutuhkan penguatan integrasi ekonomi melalui peningkatan perdagangan intra ASEAN. Selain itu, integrasi ekonomi dengan lingkup yang lebih luas juga harus dilakukan. Salah satunya, melalui Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP). ASEAN membutuhkan akselerasi perundingan RCEP yang akan membuka peluang kerjasama ekonomi antara 16 negara anggota yang memberikan kontribusi lebih dari 30 persen produk domestik bruto dunia,” pungkas Bamsoet. (pik)

 

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement