Connect with us

Kabar

Pendiri Barinas, Ning Woro: Tolak Golput di Pilkada Depok

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Pradi-Afifah di Pilkada Depok 2020, optimis pasti menang. Para relawan pendukung Paslon (pasangan calon) 01 (H. Pradi Supriatna, S.Kom, MMSI – Hj. Afifah Alia, ST) tidak hanya berjuang memenangkan pasangan tersebut.

“Kita juga harus menolak golput, jangan sampai golput alias tidak memilih,”tandas Ning Woro dalam sambutannya pada acara sosialisasi pemenangan Pradi-Afifah, Selasa (24/11), di Kemiri Muka, Beji, Kota Depok.

Menurut Ning Woro, pada Pilkada Depok 2015, angka golput sangat tinggi, mencapai 40% lebih dari jumlah pemilih. Jika hal itu terjadi pada Pilkada kali ini, berarti proses dan perkembangan demokrasi di Kota Depok berkategori buruk. Kondisi itu tentu akan berdampak terhadap kemajuan dan perubahan Kota Depok untuk lebih baik.

Hampir di setiap kesempatan dalam pertemuan sesama relawan atau pendukung Pradi-Afifah, pendiri Barinas (Barisan Independen Nasional) ini, kerap menyuarakan agar tidak golput dan tidak salah pilih, pilih 01 adalah pilihan cerdas.

“Saya minta bagi yang hadir di sini agar menyampaikan kepada keluarga, tetangga, teman-teman sebagai pemilik hak suara untuk tolak golput,” pesan tokoh sentral relawan Pradi-Afifah di akhir sambutannya.

Teguh Onoh, SH, Ketua Tim Relawan Penggerak Pemenangan Pradi-Afifah di wilayah Pancoranmas (kiri) bersama Penasehat Relawan Penggerak Relawan Pemenangan Pradi-Afifah, Nasrul Sitohang (kedua dari kiri), dan relawan Pradi-Afifah lainnya: Nurdin dan Supriyadi. (Foto. Ist)

Pada kesempatan yang sama, Teguh Onoh, SH, Ketua Tim Relawan Penggerak Pemenangan Pradi-Afifah di wilayah Pancoranmas berpandangan bahwa warga yang punya hak suara (pemilih) namun sengaja tidak memilih atau golput akan menuai kerugian, bukan kerugian materil, tetapi kerugian sebagai warga negara yang baik.

Karenanya, Teguh Onoh mengingatkan sesama relawan agar tidak golput. Kerja relawan tidak saja menjaring jumlah pemilih sebanyak-banyaknya di 11 kecamatan Kota Depok, tetapi mengingatkan warga jangan golput. “Suara golput memang hak politik seseorang. Tetapi kalau tidak mencoblos, itu keputusan yang kurang bijak dalam berdemokrasi,” ujar Teguh Onoh.

M Akmal Hibban dan teman-teman generasi muda pendukung Pradi – Afifah. (foto: ist)

Kelompok milenial pro Paslon 01 juga menyampaikan hal senada. M Akmal Hibban (20) menuturkan, orang-orang golput adalah tipe orang-orang yang kurang peduli terhadap daerahnya, dan itu tidak baik. Secara tidak langsung, warga yang memiliki hak suara tapi golput, sama saja membiarkan Paslon yang punya pendukung militan mudah menang.

Dari pantauan Hibban, animo dukungan warga kepada Paslon 01 bisa dibilang cukup tinggi. Ia mencontohkan di lingkungannya, RT.09/RW.11 Tanah Baru, Beji, Depok, warga sadar untuk berubah, sudah hampir lima belas tahun gini-gini saja. “Seharusnya, orang Depok pilih orang asli Depok,” imbau Hibban.

Sesama teman-teman milenial warga Depok, Hibban yakin pilih Paslon 01, Pradi-Afifah. Alasannya, visi-misi dan sejumlah program kerja Paslon 01 yang berhubungan dengan kondisi generasi muda Depok. Seperti salah satu misinya, mewujudkan sumber daya manusia Kota Depok sehat, cerdas, berdaya saing, dan bahagia.

Sedangkan program kerjanya, antara lain RW Membangun yang bertujuan mengalokasikan hingga Rp 500 juta untuk pembangunan di setiap RW. Mencetak 10.000 pengusaha baru, dan membangun pusat kebudayaan daerah. “Makanya jangan salah pilih pemimpin, kalau sampai salah pilih, bisa susah hidup ke depannya,” ujar mahasiswa Semester V, IISIP, salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan ini mengingatkan.

Supri (43), warga Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, mengaku pendukung berat Pradi-Afifah. Untuk Pilkada Depok 2020, ia memiliki catatan tersendiri untuk memetakan kemenangan Pradi-Afifah, sebagaimana pengalamannya ketika menjadi relawan militan Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 di daerah Depok.

Sepengetahuan Supri hinggga saat ini, di tempat tinggalnya di wilayah Ratujaya, belum ada terdengar suara golput. Bahkan sebaliknya, antusias memilih memenangkan Paslon 01. “Saya yakin di daerah saya, Pradi-Afifah menang, walaupun tidak seratus persen. Kelihatnnya, semakin hari dukungan bertambah,” papar Supri.

Hampir semua komunitas penggemar bulutangkis di Ratujaya dukung Pradi-Afifah. Setiap penyelenggaraan turnamen selalu menggandeng Pradi-Afifah. “Pradi peduli dengan kegiatan olah raga dan peduli aspirasi generasi muda,”jelas Supri.

Bukan saja di Ratujaya, sesama relawan di daerah lainnya, teman-teman Supri saling mengingatkan untuk dukung Pradi-Afifah. Di antaranya Yusuf, termasuk punya pengaruh di daerahnya, Cilodong. Ia orang tua dari seorang artis dangdut nasional, pasti pilih Pradi-Afifah. Dan Dedek, tokoh pemuda di daerah Limo, juga dukung Pradi-Afifah.

Di tempat dan waktu berbeda, salah seorang Penasehat Relawan Penggerak Relawan Pemenangan Pradi-Afifah, Nasrul Sitohang mengatakan golput merupakan satu istilah di Indonesia, istilah itu digaungkan oleh gerakan mahasiswa dan pemuda sebagai bentuk protes pada Pemilu 1971, pelaksanaan Pemilu pertama di awal orde baru (Orba) berkuasa.

Gambaran golput sebagai bentuk protes atau boikot pada masa itu, adalah tidak mencoblos salah satu pilihan gambar parpol yang tersedia. Pemilih atau pemegang hak suara masuk ke dalam bilik, namun tidak mencoblos salah satu gambar parpol, tetapi yang dicoblos bagian putih diantara gambar parpol pada surat suara. Kemungkinannya, pelaksanaan Pemilu masa itu dianggap tidak demokrasi, dan demokrasi masa Orba lebih populer sebagai demokrasi terpimpin.

Intinya, golput juga hak politik yang bukan berarti netral, tetapi lebih kepada bentuk protes, apatis, dan merasa pilihan yang ada tidak mewakili pilihan si pemilik hak suara. Bisa dimaknai, hak suara menjadi sia-sia. Bergulirnya reformasi, zaman berubah, proses pembelajaran demokrasi sedang berjalan, keterbukaan lebih terjamin.

“Kalau masih ada yang golput sekarang ini, itu pilihan tidak cerdas, atau sama saja kurang berpihak terhadap demokrasi. Terkecuali, adanya alasan-alasan tertentu yang tak terhindarkan,” cetus Nasrul,

Sabtu (5/12) di Cimanggis. Ia menambahkan, para relawan pendukung Pradi-Afifah untuk tetap solid, saling mengingatkan untuk coblos Paslon 01, peka dan tanggap terhadap gerakan yang menodai Pilkada Depok 2020. (NS)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *