Connect with us

Entertainment

MANGKUJIWO 2 – Kebenaran Dusta Terbaik

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Di ranah kekuasaan dan pemerintahan yang serba terbalik, kebenaran adalah dusta terbaik. Sodok menyodok dan sikut menyikut hal wajar dan lumrah. Dan itu dibenarkan oleh pelakunya. Bahkan, dusta, intrik dan ghibah (gosip, omong kosong) diberlakukan sebagai Undang Undang yang harus ditaati tanpa reserve.

Sejak zaman Singasari  Demak, Majapahit hingga kini, orang-orang saling berebut kekuasaan yang membabi buta. Teror demi teror menghinggapi Raja dan Menteri Menteri nya. Korban-korban terus berjatuhan demi sebuah ritual sadis yang enggak bernalar.

Baik di dunia nyata maupun di dunia fiksi, sejarah dibelokkan dan dibuat menurut kehendaknya sendiri. “Setan yang paling jahat sekalipun enggak lebih dan enggak kurang adalah makhluk manusia itu sendiri,” lontar sutradara Azhar Kinoi Kubis dalam perbincangan dengan penulis usai menyaksikan film buatannya bertajuk ‘Mangkujiwo 2’, baru-baru ini.

Dikatakannya, di sini manusia bersekutu dengan kekuatan setan yang bernama Kuntilanak demi membalas dendam dan dibangkitkan lewat medium pesugihan.

Pembalasan dendam paling kejam, sadis dan jahat penuh darah dilakukan oleh manusia di sebuah rumah orang kaya berdarah biru.

Misteri kematian menimpa Tjokro Kusumo yang misterius dimana Tjokro Kusumo melawan musuh bebuyutan Brotoseno yang berebut loji pusaka nan sakti.

Mendadak sontak Nyi Kenanga menyarankan agar Brotoseno bersekutu dengan makhluk gaib Kuntilanak dan nenghidupkannya kembali lewat medium pesugihan. Kemudian Brotoseno mendekati sekte Mangkujiwo, organisasi besar yang pengikutnya memelihara kuntilanak.

“Kisah balas dendam di Mangkujiwo 2 merupakan sekuel dari Mangkujiwo 1. Tapi bagi orang yang enggak nonton Mangkujiwo 1, jangan khawatir. Karena semuanya masih dalam bingkai Kuntilanak universal,” urai Azhar Kinoi Lubis.

Film produksi Multivision Plus yang tayang di bioskop mulai 26 Januari 2023 ini disemaraki sederet bintang berpengalaman, yaitu Sujiwo Tejo, Djenar Maesa Ayu, Yasamin Jasem, Marthino Lio, Karina Suwandi, Kiki Narendra, Totos Rasiti, Widika Sidmore, Yayu Unru, Pritt Timothy dan masih banyak lagi. “Genrenya memang horor, tapi saya juga menyajikan nilai-nilai sejarah dan elemen-elemen kebudayaan,” tutup Azhar Kinoi Lubis. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *