Connect with us

Kabar

Kolaborasi Multipihak dalam Pemulihan pasca-Bencana: Momen Penting untuk Kemajuan Bersama

Published

on

Foto: BNPB

JAYAKARTA NEWS— Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Sosial, Ekonomi, dan Sumber Daya Alam (Dit.PPSESDA) BNPB mengadakan acara Coffee Morning dengan tema “Kolaborasi Multipihak Dalam Pemulihan Pasca Bencana” pada Kamis, (12/9/2024) bertempat di Kantor Graha BNPB.

Acara ini merupakan tindak lanjut dari FGD yang diadakan pada (22/8/2024) di Hotel Bidakara, dengan tujuan untuk memperkuat keterlibatan berbagai pihak dalam proses pemulihan pascabencana.

Dengan adanya sinergi yang solid, di awal acara hari ini, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Jarwansyah, S.Pd., M.AP., M.M., membuka acara dengan penekanan pada pentingnya pemulihan yang holistik.

“Pemulihan bencana tidak hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga mencakup dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pendekatan yang terkoordinasi dan mempertimbangkan kearifan lokal serta peran lembaga non-pemerintah sangat penting untuk efektivitas pemulihan,” ujarnya. Dia juga menyoroti pentingnya asuransi bencana dan pengembangan sistem informasi berbasis digital untuk meningkatkan respons dan pemulihan.

Selanjutnya, Dra. Eny Supartini, M.M., Direktur PPSESDA, menyampaikan pandangannya tentang kolaborasi multipihak. “Kerjasama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta sangat penting dalam menghadapi tantangan pemulihan pascabencana. Sinergi ini akan mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi serta membangun masyarakat yang lebih tangguh,” katanya. Eny menekankan perlunya pendekatan terkoordinasi untuk memastikan efektivitas dalam setiap langkah pemulihan.

Sementara itu, Dr. Asep Supriatna, Kasubdit Pemulihan dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Alam dan Lingkungan, membagikan hasil diskusi. “Kami membahas berbagai aspek penting, termasuk perlunya regulasi yang mengatur peran multipihak, pembentukan klaster pemulihan, dan sistem informasi berbasis digital untuk media komunikasi,” ungkap Supriatna. Dia juga menekankan perlunya simulasi kolaborasi dan penyusunan Pre Disaster Recovery Planning (PDRP) sebagai bagian dari persiapan menghadapi bencana di masa depan.

Diskusi yang berlangsung menegaskan pentingnya kolaborasi dan koordinasi yang baik dalam proses pemulihan pascabencana. Dengan adanya sinergi yang solid dan koordinasi yang efektif, diharapkan proses pemulihan dapat dilakukan dengan lebih efisien dan masyarakat dapat lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi non-pemerintah, seperti UNOCHA, World Bank, MPBI, ForLUPBI, Palang Merah Indonesia, dan lainnya.***/din

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *